Mereka berjalan hingga akhirnya mereka sampai di daerah pasar, disana tersedia berbagai makanan dan minuman.
"Disini banyak makanan." kata ling hua.
"Ya kau benar, huh aku jadi lapar." jawab yu nu, sehingga membuat para putri lainnya hanya menggeleng kan kepala melihat tingkah nya.
Mereka pun terus berjalan menuju gurun, ketika mereka di dekat sana mereka melihat seseorang yang menjual cincin.
Cincin itu memiliki bentuk yang unik dengan warna biru seperti laut.
"Hmm cincin itu sangat indah." batin xian.
Namun justru mata nya malah tertuju pada cincin wanita yang memiliki warna emas dan bentuk yang indah.
"Emh, cincin itu sangat bagus, apa ku beli saja ya?" batinnya. Lalu ia izin ke saudari nya.
"Eng ka, aku ingin kesana sebentar ya? Kalian lanjut jalan saja hehe." ucapnya ke para saudari-saudarinya itu.
"Baiklah, tapi jangan terlalu lama." ucap yun yun yang di angguki oleh xian.
xian pun akhirnya pergi ke toko itu, dan melihat lihat berbagai cincin disana sambil bolak balik menengok melihat langkah langkah saudari nya agar tidak nyasar.
"Cincin ini bagus, ya aku tahu ini untuk wanita tapi tak ada salahnya juga kan? Bisa juga untuk kado." gumam nya.
"Paman, cincin ini harganya berapa?" tanya nya sambil menunjuk cincin dengan tulisan di dalamnya.
"A ini, cincin ini memang bagus dan langka, karna di buat nya juga lumayan lama dan sulit, harganya 62 koin emas." ucapnya.
"Haa? 62 koin.. emass?" ucapnya sedikit terbata bata.
"Ya, karna ini termasuk langka dan indah ditambah ada ukiran didalamnya haha. Kebetulan hanya sisa 2 saja tuan."
"Hmm"
"Baiklah, ku beli 1 yang ini." ucapnya lalu menunjuk cincin itu.
"Baiklah." lalu penjual itu pun langsung mengambil barang nya lalu di taru di tempat berwarna putih dengan warna dan ukiran emas yang indah di ujung kotak itu.
Kemudian si penjual pun memberikan nya kepada xian.
"Ini tuan, semoga istri mu suka dengan modelnya." ucapnya.
"Eh, istri? Ah maaf aku belum menikah." jawab xian.
"Oh benarkah? Maafkan aku kalau begitu, ku kira kau akan memberikan nya untuk istrimu."
"Tidak, tidak apa apa, aku memang belum menikah namun ini juga memang ku beli bukan untukku." jawabnya sedikit malu.
"Ah baiklah, siapa pun itu semoga saja dia menyukai nya. Namun aku memberikan mu saran jika ingin memberikan cincin itu lebih baik saat musim dingin, karna lebih indah saja."
"Hmm, baiklah kalau begitu. Kebetulan musim dingin tak lama lagi." ucapnya, lalu segera pergi dari toko itu dan menyusul kaka-kaka nya.
"Hm, seperti nya aku sudah sangat lama." Batinnya.
Xian pun berlari mencoba menyusul para saudarinya, dengan kotak perhiasan yang ia taru di kantung nya.
"Hm, eh itu mereka." ucapnya sambil mendatangi para putri.
"M-maaf aku tel.." ucapnya sedikit ngos-ngosan, namun tak sempat xian melanjutkan ia justru di kejutkan dengan monster yang ada di hadapan mereka. Kebetulan mereka sudah sangat jauh dari kota dan kini berada di tengah hutan.
"MO-MONSTER?!" teriaknya, sedikit terkejut.
"Tenanglah, biar aku yang menghadapinya." ucap yue xu'er, namun dihalangi oleh xian.
"Tidak, biar aku saja. Kalian mundur lah."
"Apa kau yakin? Jujur saja kami mengkhawatirkan mu." ucap feng huang.
"Tenanglah, aku yakin aku bisa." jawabnya mencoba meyakinkan kaka-kaka nya.
"Em, baiklah." ucap yue xu'er membuat xian tersenyum tipis.
"Tapi jika kau sudah tak kuat dan butuh bantuan segera beritahu kami."
"Baiklah, aku tidak akan lupa itu." jawabnya.
Riyu pun maju lalu menyerang monster itu. Ia menyerang nya terus menerus menggunakan pedang dan tinjunya.
"Hm, makhluk ini cukup kuat."
"Sepertinya aku harus menggunakan teknik manipulasi bayangan." batinnya, lalu mencoba menggunakan teknik manipulasi bayangan.
Teknik ini cukup membuat monster itu sedikit kebingungan, namun tak selang berapa lama monster itu langsung menyadarinya. Ia menyerang xian namun xian masih bisa menahannya.
"Ekh, jika terus terusan begini tidak akan ada selesainya." gumam nya.
"Terpaksa, aku harus menggabungkan elemen api dan cahaya ku!"
Xian pun kemudian melepaskan diri dari tekanan monster itu lalu ia mencoba menggabungkan elemen api dan cahaya nya.
"Ini sempurna." ucapnya lalu menyerang monster itu dengan energi yang di gabung nya.
"Hiakhh"
Serangan itu menghasilkan kekuatan yang sangat besar dan membuat monster itu tersungkur jauh, dan menyerah.
Setelah monster itu pergi, di sisi lain ada hewat bersisik dengan mata merah dan warna ungu muncul dari pepohonan.
Hewan itu bergerak menghampiri mereka sehingga menghasilkan guncangan yang cukup besar.
Xian merasa tidak enak dan diperhatikan sehingga ia mencoba mendengar seluruh gerakan disana dengan ilmu pendengaran tajam yang ia miliki.
"Em, dimana dia?" gumamnya sambil menengok kesana kemari.
"Ah disana!" ucapnya.
Xian terkejut melihat seekor ular besar berada di sana, ular itu terlihat seperti sedang marah.
"SsssRRRRAAAAAAAGH!" Pekik ular itu.
"A-apa?" ucap xian yang masih terkejut.
"Yang benar saja." ucapnya sambil mengerutkan keningnya.
Ular itu mengeluarkan energi yang besar dengan aura ungu gelap.
Ular itu mengeluarkan energi yang besar sehingga membuat xian pun terpental jauh.
"Arhh."
"Xiann!!" ucap para putri dengan khawatir.
Riyu yang terpental dan masih mendengar suara itu menjawab,"A-aku baik baik saja."
"Benarkah kau baik baik saja?" tanya yuan'er khawatir.
"Kami akan kesana." ucap yun xiao.
"Tenanglah aku benar benar baik baik saja. Kalian juga tidak usah kesini, lebih baik kalian fokus dengan diri kalian dulu" ucapnya.
"Aku benar-benar tidak apa-apa, jadi lebih baik kalian melawan ular itu." ucapnya mencoba kembali meyakinkan.
Ular itu pun kembali meraum dan menggertak tanah sehingga menghasilkan guncangan yang cukup besar.
Para putri pun memilih melawan ular raksasa itu, mereka melakukan perlawanan demi perlawanan dengan senjatanya masing masing.
Ketika mereka sedang melawan yuan'er sedikit lengah, karna ada sesuatu yang tak enak di dirinya.
Sementara itu xian ia berusaha memulihkan diri sebelum kembali untuk melawan monster itu.
"CK"
"Aku tidak bisa begini trus, aku harus segera membantu mereka! Ular itu memiliki energi yang sangat besar, bahkan kekuatan nya hampir melampaui 7 hewan legendaris!" ucapnya.
"Aku harus segera kesana!" ucapnya sambil memaksakan diri untuk bangun, hingga akhirnya ia pun berhasil bangkit dan memilih untuk terbang agar tidak memakan waktu.
Di sisi lain monster itu mencakar lengan dan punggung yuan'er, sehingga membuatnya sedikit terlempar dan hampir terjatuh! tak lama dari itu untungnya xian datang tepat waktu menolong yuan er yang hampir jatuh.
Xiyu pun menangkap tubuh yuan'er yang hampir terjatuh. Ia menangkap yuan'er di pelukan nya.
"Shh, ekh," desis yuan er.
"Ka?" kata xian.
"Apa kau baik-baik saja?" ucap nya dengan penuh kekhawatiran.
"A-aku baik-baik s-saja." jawab yuan'er.
"KAKAK!!" ucap para putri yang lain dengan serentak.
Yun yun dan ming yue pun mengerahkan seluruh kemampuan nya kepada monster itu sebelum mendatangi yuan'er.
"Ka," "apa kau baik-baik saja?" ucap yun yun khawatir.
"Tenanglah aku baik baik saja," jawab yuan er. Yuan er pun akhirnya melihat ke arah xian.
"Sudahlah kau tak perlu menghawatirkan ku, lebih baik kau membantu yang lain."
Perkataan yuan'er itu membuat xian mengerutkan keningnya begitu pun dengan yun yun dan ming yue.
"Tidak, Tidak!" ucap ming yue.
"Kakak! Kau tak boleh begitu kaki mu bengkak kau tak kuat untuk berjalan ataupun berdiri," lanjutnya.
"Tapi aku.." belum selesai yuan er melanjutkan perkataannya, yun yun pun langsung memotongnya.
"Tidak ada kata tapi ka, lebih baik kau bersama xian sebentar," ucap yun yun dan di benarkan oleh ming yue.
"Benar! Jika di lihat dari kaki mu sekarang sangat tidak memungkinkan jika kau melakukan nya sendiri!" lanjut ming yue.
Yue xu'er yang melihat itu pun ikut berbicara, meskipun ia masih melawan sang ular raksasa itu.
"Xian kami mohon jaga kakak yuan sebentar, kami tidak akan lama." ucapnya.
"Benar, tolong jaga Kaka yuan sebentar kalau perlu obati ia," ucap ying yue.
Xian pun berfikir sejenak karna di sisi lain ia ingin membantu kaka nya yuan'er, namun di sisi lainnya lagi ia tak bisa meninggalkan Kaka kaka nya yang lain. Namun tentu xian langsung menemukan rencana yang bagus sehingga ia bisa melakukan keduanya.
"Baiklah ka, Aku akan menjaga dan melindungi kaka yuan jadi kalian tidak perlu khawatir.. aku juga akan membantu mengobati lukanya," jawab xian sambil melihat ke arah mereka lalu mengalihkan pandangan nya ke yuan er.
"Terimakasih, kami mohon bantuannya," ucap yun yun yang di jawab senyuman tipis olehnya.
"Tenang lah tak perlu berterima kasih, ini sudah tugas ku sebagai saudara kalian. Bukankah kita memang harus saling membantu?" ucapnya lalu menggendong yuan er, karna kaki yuan'er yang bengkak membuat nya tak kuat berjalan ataupun berdiri.
"Ya, begini lebih baik," ucap Xian sambil menatap yuan'er.
"T-terimakasih." jawabnya sedikit tersipu malu dan di balas senyuman oleh xian, akhirnya xian pun terbang dan membawa yuan er pergi dari tempat itu namun tak terlalu jauh.
Karna xian ingin membantu saudari nya yang lain akhirnya ia memutuskan naik ke atas langit, agar tetap dapat membantu saudari saudarinya meski di tempat aman dan jauh.
"Aku sangat senang jika kau tetap membantu mereka." ucap yuan'er sambil tersenyum dan menatap ke arah bawah, lalu menatap adiknya.
"Tentu saja, karna aku memiliki rencana jadi kau tenang saja kak," jawab xian sambil melihat monster itu dengan senyum sinis dan penuh kekesalan.