Chereads / Penghuni Kegelapan Absolute / Chapter 4 - Cracks of Destiny.

Chapter 4 - Cracks of Destiny.

Justitia mengeluarkan pisau bernama "Yenovah" yang dimana pisau itu digunakan untuk melempar suatu entitas ke masa yang ditentukan, sama seperti Lucifer yang 2000 tahun lalu pernah melawan Justitia dan kini Lucifer di lempar jauh menuju masa depan dan terjebak di sana tanpa berpikir bisa kembali.

Justitia: Oh mungkin kau akan bernasib seperti Lucifer.

Ein Sof: Berambisi lah setinggi mungkin, lalu aku akan merobohkan nya.

Matero bergerak satu Langkah dan menciptakan ledakan yang menciptakan domain di dalam Dimensi tersebut, domain itu disebut "Rottenness" skill yang ia dapatkan setelah menerima warisan Zinia dan Domain itu berfungsi untuk mengurung suatu Entitas lalu memaksa entitas tersebut untuk mengikuti hukum-hukum yang ada di dalam domain tersebut, ada 3 hukum yang ada di dalam nya:

1. Bash= Suatu yang infinite tidak akan pernah ada.

2. Ark= Suatu yang mutlak tidak akan pernah ada.

3. Abhrat= keterbatasan yang nyata.

Membuat entitas yang berada di dalam domain itu menjadi suatu yang terbatas dan bukan lagi yang absolute.

Matero: Ku buat domain ini untuk pertarungan yang adil dan kekuatan yang setara.

Justitia: Hanya Karena mengubah kami menjadi terbatas, apa yang bisa dilakukan hal itu?

Ein Sof: Yah lagi pula aku sudah bosan menjadi mahkluk yang tak terbatas dan tidak ada yang bisa mengimbangi ku.

Justitia menebaskan pisaunya menciptakan rentetan sihir yang mengarah tepat pada Matero, persiapan yang kurang membuat Matero menghindari dengan kurang sempurna dan rentetan sihir itu mengenai sedikit dada Matero, setelah ia mendarat dan menghindari serangan itu semuanya berubah dan ia tidak berhadapan dengan 2 entitas itu lagi yang kini ia berada di masa depan, setelah melihat sekeliling ia melihat salah satu sosok yang dirantai serta banyak simbol-simbol kuno yang mengelilingi nya.

Matero: Hm apakah dia juga korban dari Dewi sialan itu (Justitia).

Zinia berbisik dan memberitahu Matero bahwa dirinya harus waspada.

Zinia: Matero dia adalah Lucifer Moningstar yang dulu pernah mengacaukan surga dan melawan GOD, serta dirimu sekarang sedang di pantau oleh Ein Sof.

Matero: Ein Sof? Dia ada disini ya.

Di atas langit dan awan biru sebuah retakan terjadi dan turun sesosok Entitas yaitu Ein Sof dengan Sabit "Bloodlust" sabit itu memiliki keunikan salah satunya adalah mata yang berada di bagian ujung atas sabitnya, itu adalah mata jiwa yang dapat menyerap kekuatan entitasyang telah dikalahkan oleh Ein Sof.

Ein Sof: Matero jadilah Makana untuk Sabit ku yang indah ini.

Matero: Huh terlalu cepat bagimu untuk berkata seperti itu.

Ein Sof melaju ke arah Matero dan mengarahkan sabitnya tepat hampir mengenai bahu Matero, pedang Venuz menahannya kemudian Matero mendorong sabit milik Ein Sof dan membuat dirinya terpental kebelakang, Matero kembali melaju ke arah Ein Sof dan mereka berdua berada pedang Dengan kecepatan "Immeasurable" dan menyebabkan masa depan itu retak dan membuat pertarungan berpindah ke suatu tempat yang tidak diketahui, dan disana terdapat kaca yang menciptakan Infinity paradox Matero sendiri bisa bergerak dengan leluasa di dalam infinity paradox itu namun berbeda dengan Ein Sof yang menghancurkan kaca-kaca itu yang menghalangi jalurnya menuju Matero berada.

Matero: Kau tampak bersemangat, padahal kekalahan mu tidak dapat dihindarkan.

Ein Sof: Aku akan menancapkan sabit ini di dadamu.

Ein Sof mengejar Matero yang berpindah-pindah dari kaca ke kaca lainnya, sedangkan Ein Sof menebas seluruh kaca yang menghalanginya serta terus mengejar mangsanya yaitu Matero.

Matero terus melompati kaca-kaca itu dan terus berpindah dari kaca ke kaca lainnya hingga akhirnya ia menghancurkan kaca dibawahnya dan terjatuh, setelah terjatuh ia mengaktifkan skill "Korpora Raksasa" setelah itu Ein Sof menebas dada Matero membuatnya terjatuh melewati banyak kaca-kaca paradox namun yang terjadi bukanlah kekalahan untuk Matero, justru Matero telah berada di atas Ein Sof dan mengcopy seluruh kekuatan miliknya.

Matero: Yo Ein Sof, kau Ingin tahu rasanya dikalahkan oleh kekuatan mu sendiri?

Ein Sof: Tidak mungkin, padahal sudah jelas mengenai mu.

Matero mengeluarkan sabit yang sama dengan Ein Sof yaitu Bloodlust namun Ein Sof berpikir kekuatan mereka setara karena Matero mengcopy seluruh kekuatannya, yang ia tidak ketahui Matero telah mengsegel hampir seluruh kekuatan Ein Sof dan Matero juga telah mengaktifkan Dimension Equals hal tersebut membuat Justitia yang berada di masa kini tertarik ke masa depan tempat Ein Sof dan Matero berada.

Justitia: Aku di bawa kesini secara paksa?

Ein Sof: Justitia dia telah mengambil seluruh kekuatan ku, sebaiknya berhati-hati.

Matero: Nah, mari kita mulai pertarungan yang menyenangkan.

Matero memegang 2 senjata di tanganya yaitu Sabit Bloodlust dan pedang Venuz dan melaju ke arah Ein Sof dan Justitia, Matero menebaskan sabit Bloodlust yang sangat kuat membuat Ein Sof terpental menembus kaca-kaca di belakangnya setelah terhenti ia melihat bahwa Matero sudah tidak ada dihadapanya, Matero telah tiba di hadapan Justitia dan menarik pedang Venuz yang akan segera mengenai Justitia.

Justitia berusaha menghindar namun di dalam Dimension Equals ini pergerakan nya sangatlah terbatas, jadi ia menggunakan pisaunya Yenovah untuk menahan serangan Matero namun, Matero telah menghilang dari hadapannya dan keberadaan nya pun telah hilang sepenuhnya.

Matero berjalan di atas kaca, melihat Ein Sof dan Justitia yang berada di bawah kaca hingga waktu yang tepat Matero melaju ke arah belakang Justitia dan langsung menebaskan pedangnya membuat punggung Justitia terluka parah.

Justitia: Sialan! Kamu akan menerima balasannya.

Ein Sof tiba dan berdiri di samping Justitia yang sedang terluka.

Ein Sof: Justitia setelah pertarungan tadi aku telah sadar dia ini siapa.

Justitia: Apa maksud mu?

Ein Sof: Dia adalah, Mutoh.

Matero: Oh kalian menyadari nya ya, yah lagi pula kalian juga akan segera mati.

Matero menghilangkan kedua senjatanya dan bersiap untuk mengaktifkan sihirnya, Matero menjentikkan jarinnya dan membuat ruang tersebut menjadi hening seketika setelah hal itu ia melanjutkan dengan mengaktifkan sihir "Supercluster" yang dimana sihir tersebut akan mengurung pengguna serta entitas yang ditargetkan ke dalam area yang ditentukan oleh pengguna.

Matero dan 2 entitas itu berada di ruang kotak yang setiap dinding, atap, lantai nya mengeluarkan angka-angka berwarna hijau dan seperti Glicth.