Aidan dan Liora berdiri di hadapan Yaro, yang kini terperangkap dalam pesona kegelapan. Suasana di sekeliling mereka menjadi tegang; energi jahat yang mengelilingi Yaro tampak mengancam dan menakutkan.
"Yaro, dengarkan kami!" Aidan berteriak, berusaha menjangkau sahabatnya. "Ini bukan dirimu! Kegelapan ini hanya akan menghancurkanmu!"
Namun, Yaro hanya tersenyum sinis. "Kalian tidak mengerti! Kekuatan ini memberikan segalanya! Aku bisa menjadi lebih kuat daripada kalian!" Suaranya bergetar, mencerminkan kebingungan dan keputusasaannya.
Liora melangkah maju, mencoba meraih tangan Yaro. "Kita bisa melawan ini bersama! Ingat semua kenangan kita, semua perjuangan kita. Ini bukan jalan yang harus kau pilih!"
Tetapi Yaro hanya tertawa, dan bayangan di belakangnya semakin menguat. Aidan merasakan ketakutan yang dalam; sahabatnya kini terjebak dalam kegelapan, dan mereka harus berjuang untuk menyelamatkannya sebelum terlambat.
"Aku tidak akan membiarkan kegelapan mengambil alih!" Aidan berseru, bertekad. Dengan satu gerakan cepat, ia meluncurkan serangan ke arah Yaro, mencoba memecahkan ikatan kegelapan yang mengikatnya.
Cahaya dari pedangnya bersinar terang, dan sepertinya untuk sesaat, Yaro terkejut. "Aidan…!" dia berteriak, tetapi kekuatan gelap segera meresap kembali, menutupi wajahnya dengan bayangan.
"Liora, kita perlu menggabungkan kekuatan kita!" Aidan berteriak, melihat Liora bersiap di sampingnya. "Kita tidak hanya bertarung melawan Yaro, tapi juga melawan kegelapan yang menguasainya!"
Keduanya berdiri berdampingan, saling menggenggam tangan. Dalam sekejap, cahaya dari batu permata Liora menyatu dengan cahaya pedang Aidan. Mereka memfokuskan energi, memusatkan harapan dan kekuatan mereka untuk menyelamatkan Yaro.
Dengan seruan penuh semangat, mereka melancarkan serangan bersamaan, menciptakan ledakan cahaya yang menerangi seluruh ruangan. Energi positif yang mereka pancarkan mulai memecahkan ikatan kegelapan yang menyelimuti Yaro.
Aidan bisa melihat perubahan pada wajah Yaro. Sekilas, sosok sahabatnya tampak muncul di balik bayangan yang menutupi dirinya. "Aidan… Liora…" dia berbisik, suara penuh keraguan. "Aku tidak ingin ini… tapi aku tidak bisa melawannya."
"Berjuanglah, Yaro! Kami di sini bersamamu!" Liora berteriak, mengalirkan energi ke arah Yaro.
Cahaya dari mereka terus menerangi ruangan, dan perlahan-lahan, kegelapan itu mulai mundur. Bayangan yang menyelimuti Yaro semakin tipis, tetapi saat mereka hampir berhasil, tiba-tiba, sebuah suara dalam menggema di seluruh kuil.
"Cahaya tidak akan pernah mengalahkan kegelapan!" suara itu menggetarkan tanah, mengeluarkan gelombang energi yang kuat, memisahkan Aidan dan Liora dari Yaro.
Kegelapan itu melontarkan serangan balik, memaksa Aidan dan Liora terpisah. Aidan berjuang untuk berdiri, mencoba mengatasi pengaruh suara tersebut. Yaro tampak terhuyung-huyung, kehilangan kendali.
"Yaro, fokus! Ingat siapa dirimu!" Aidan berteriak, tetapi suara itu semakin kuat.
"Aku… tidak bisa!" Yaro menjawab, terjebak dalam konflik antara kegelapan dan cahaya. "Aku ingin menjadi lebih kuat, tapi aku juga tidak ingin kehilangan kalian!"
Dengan sekuat tenaga, Aidan berlari mendekat ke Yaro, berusaha menjangkau sahabatnya. Liora, di sisi lain, terus mengalirkan energi dari batu permata, menciptakan perisai untuk melindungi mereka dari kegelapan yang menyerang.
Ketika Aidan mendekat, dia teringat kenangan indah bersama Yaro. Mereka bertarung bersama, tertawa, dan berbagi impian. "Yaro, ingat saat kita mengalahkan monster di desa? Kita bisa melakukan itu lagi! Kita bisa bersatu dan melawan kegelapan ini!"
Rasa kasih dan kenangan tersebut tampak menyentuh hati Yaro. Dalam sekejap, cahaya dari Aidan dan Liora mengalir dengan kuat, dan Yaro mulai tersadar.
"Cahaya…" dia berbisik, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak ingin kehilangan kalian… Aku tidak ingin terjebak dalam kegelapan!"
Dengan keputusan bulat, Yaro mengulurkan tangannya, menerima cahaya yang ditawarkan Aidan dan Liora. Energi mereka menyatu, menciptakan gelombang cahaya yang memancar ke seluruh kuil. Kegelapan yang mengikat Yaro mulai hancur, dan dalam ledakan cahaya, dia merasakan kekuatan untuk melawan.
"Aku memilih cahaya!" Yaro berteriak, dan dengan itu, kegelapan yang menguasainya bergetar hebat sebelum akhirnya hancur menjadi serpihan.
Mereka bertiga berdiri di tengah cahaya, saling memandang. Kekuatan kegelapan akhirnya hancur, tetapi mereka tahu bahwa ini hanya langkah awal dalam perjuangan mereka.
"Terima kasih… aku hampir kehilangan diriku," Yaro berkata, napasnya terengah-engah.
Aidan dan Liora tersenyum, merasakan kelegaan yang mendalam. "Kami selalu ada untukmu, Yaro," Liora berkata. "Kita tidak bisa membiarkan kegelapan mengalahkan kita. Bersama, kita lebih kuat."
Namun, di balik kebahagiaan mereka, Aidan tidak bisa mengabaikan satu pertanyaan yang menghantui pikirannya: Jika kegelapan dapat mempengaruhi teman-teman terdekat mereka, apa yang akan terjadi jika mereka menghadapi kekuatan yang lebih besar di masa depan?
Dengan tekad yang baru, mereka memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang kegelapan yang mengancam dunia mereka. Kekuatan yang tidak hanya berasal dari luar, tetapi juga dari dalam diri mereka sendiri.