Chereads / Isekai : Chaos and Order / Chapter 3 - Prolog Bagian 3: Janji dan Harapan

Chapter 3 - Prolog Bagian 3: Janji dan Harapan

Tiga hari setelah kehancuran desanya, seseorang mengetuk pintu rumah kecil Raka dan Alya. Orang tersebut memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan dari Kuil Holy Star dan menyampaikan pesan dari Dewan kuil Holy star. Dia mengatakan bahwa status Alya telah menarik perhatian Saintess dan menawarkan untuk menjadikannya murid sekaligus kandidat Saintess selanjutnya.

Raka yang mendengar kabar itu merasa bangga dan mendorong Alya untuk menerima tawaran tersebut. Namun, Alya tampak ragu dan menolak dengan lembut. Dia menjelaskan bahwa dia tidak ingin kehilangan keluarganya lagi; dia tidak ingin jauh dari Raka, satu-satunya keluarga yang tersisa. Raka yang mendengar penolakan adiknya merasa menyesal karena hanya memikirkan masa depan Alya tanpa mempertimbangkan perasaannya. Dia kemudian bertanya apakah ada cara agar dia bisa ikut bersama Alya menjadi murid Saintess.

Perwakilan kuil itu menjawab dengan tegas bahwa undangan itu hanya untuk Alya dan tidak ada orang lain yang diizinkan. Mendengar ini, Raka dan Alya merasa kecewa. Namun, perwakilan itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa meskipun Raka tidak bisa menjadi murid, dia bisa ikut ke kuil sebagai seorang pesuruh. Tanpa ragu, Raka setuju, asalkan dia bisa tetap dekat dengan adiknya. Alya merasa lega dan bahagia mendengar keputusan kakaknya dan akhirnya menerima tawaran menjadi murid Saintess.

Sesampainya di kuil, Alya disambut hangat oleh para pengurus, sementara Raka diperlakukan dingin, dianggap sebagai seorang budak. Dia diberikan seragam pesuruh, sedangkan Alya diarahkan menuju ruangan Saintess untuk bertemu dengan Stella secara langsung. Ketika Alya tiba, dia menyapa Stella dengan penuh hormat, tetapi Stella segera memeluknya erat dengan kebahagiaan yang tulus.

"Mohon kerjasamanya untuk seterusnya," bisik Stella lembut, dan Alya hanya bisa tersenyum dan mengangguk.

Ada dua syarat yang ditetapkan agar Raka bisa bekerja di kuil tersebut: dia dilarang mengakui Alya sebagai adiknya, dan dia hanya boleh bertemu dengan Alya pada malam hari Jumat. Alya awalnya keberatan dengan syarat-syarat ini, tetapi demi masa depan adiknya, Raka setuju. Akibatnya, di siang hari, mereka hanya bisa berpapasan tanpa bertegur sapa. Ketika mereka bertemu, Raka harus berbicara formal dan membungkuk hormat seperti pelayan. Hanya di malam Jumat, mereka bisa berbicara dan berkumpul sebagai saudara.

Dalam salah satu pertemuan mereka di malam Jumat, Raka bertanya-tanya bagaimana cara agar dia bisa diakui keberadaanya sehingga masyarakat bisa mengakui mereka sebagai saudara. Alya, yang telah belajar banyak dari Saintess, memberikan saran,

"Kakak mungkin bisa meningkatkan statusmu dengan bersekolah di Stellar Academy. Para lulusan dari sana dijamin memiliki masa depan yang cerah. Mungkin itu cukup untuk menaikkan status Kakak."

Raka tertawa kecil dan berkata,

"Mungkin akan menjadi keajaiban jika orang tanpa bakat seperti diriku bisa diterima di sekolah seperti itu."

Namun, Stella yang mendengar percakapan tersebut, mulai merencanakan sesuatu. Dia ingin Raka dan Alya mendapatkan kesempatan untuk bersekolah di Stellar Academy.

Lima tahun kemudian, Raka kini berusia 15 tahun dan bersiap untuk mengikuti ujian penempatan kelas Stellar Academy. Dia tidak bisa percaya bahwa dirinya berhasil lolos seleksi untuk masuk ke sekolah ternama itu, seraya bergumam,

"Benar-benar keajaiban bahwa aku bisa sampai di sini."