Malam itu, Wenyan tidur sangat nyenyak.
Qin Yulong adalah seorang wanita yang suka bertindak, dan keesokan paginya dia mengambil inisiatif mengetuk pintu kamar Wenyan.
Saat itu, Wenyan masih belum terbangun.
"Pagi, Yulong, baru jam sepuluh lho. Kenapa kamu sudah bangun?"
"Enggak terlalu pagi, matahari sudah menyinari pantat kita. Ayo bangun, aku kasih kamu sepuluh menit."
"Apa? Sepuluh menit? Tapi aku mau tidur sampai jam dua belas baru bangun buat makan siang."
Qin Yulong tidak membiarkan Wenyan berargumen: "Cepat bangun, sekarang kamu hanya punya sembilan setengah menit. Aku bilang kemarin, aku sangat serius dengan pekerjaanku, dan kamu juga menjamin hal yang sama. Apakah kamu akan mengingkari janjimu di hari pertama?"
"Ah???" Wajah Wenyan penuh dengan tanda tanya, "sudah mulai? Meski kerjasama kita dimulai tadi malam, hari ini tidak ada kerjaan."
"Siapa bilang tidak ada kerjaan?" Qin Yulong, seolah dengan sihir, tiba-tiba memiliki tumpukan kertas di tangannya.
