Xu Jie masih mengenakan masker, tapi sekarang dia bisa langsung menatap mata Wenyan saat berbicara.
Meski suaranya kehilangan modulasi halus karena kerusakan pada pita suaranya.
Namun Wenyan masih bisa merasakan kelembutan dalam nadanya dan cinta seorang ayah terhadap putrinya.
"Wenyan, aku tidak tahu apa yang biasanya anggota keluargamu memanggil kamu. Bolehkah aku memanggilmu Yanyan?"
"Tentu saja, itu juga panggilan mereka untukku."
Xu Jie mengangguk: "Yanyan."
Dia mencobanya memanggil sekali, seolah-olah kedua karakter itu sangat berharga baginya.
"Yanyan, segala sesuatu tentangmu bagiku seperti hadiah dari surga. Aku benar-benar bahagia bahwa kamu ada di dunia ini, dan aku senang kamu baik-baik saja, sungguh, itu adalah pikiran terdalamku. Tapi maafkan aku, aku benar-benar tidak ingin membuatmu takut.
