"Shen Jingchuan, suaramu bisa dinaikin sedikit lagi, jadi aku enggak perlu pergi ke rumah sakit untuk prosedur tusuk jarum di masa depan, bisa langsung menemuimu."
"Masih aja pinter ngomong!" Shen Jingchuan yang terburu-buru dan bingung langsung melepaskan Wenyan dan mengusap-usap kepala Wenyan beberapa kali dengan keras.
"Dengan kejadian besar seperti ini, kenapa kamu tidak menghubungi kami? Teleponku enggak bisa? Aku tidak terima panggilan atau pesan dari kamu sama sekali."
Wenyan mengusap hidungnya, "Sepertinya kamu sudah tahu tentang kejadian baru-baru ini, jadi kamu juga harus tahu kalau aku tidak punya waktu. Aku tidak punya sinyal internet dan pesan teks di pegunungan sebelumnya, dan kemudian aku sibuk melakukan tes kepaternitasan yang disiarkan langsung sehingga aku tidak sempat tidur. Terkait tidak menjawab panggilanmu..."
Wenyan segera mengeluarkan telepon lain dari tasnya.