"Sialan!!"
Seperti hantu, suara perempuan tiba-tiba terdengar dari belakang. Wenyan sangat terkejut sehingga jantungnya berdebar kencang, dan umpatan terlepas dari bibirnya.
Waktu dia menoleh ke belakang, ternyata itu Qiao Kexin, yang tidak dia lihat selama berbulan-bulan.
Begitu melihatnya, Wenyan langsung mengerutkan kening.
"Kenapa kamu?" dia tidak memberikan Qiao Kexin muka, "Jika kamu kesini khusus untuk menyapa aku, aku bilang sekarang, kamu tidak di sini, tolong pergi."
"Yanyan!" Namun, daripada pergi, Qiao Kexin malah mendekati Wenyan beberapa langkah.
Wenyan memberikan Qiao Kexin tatapan yang penuh jemu.
"Apakah kamu sudah pikun atau apa? Kalau aku ingat dengan benar, kita sudah putus pertemanan. Jadi, tolong jangan panggil aku dengan namaku, itu membuatku muak."
Wenyan benar-benar tidak ingin memberikan Qiao Kexin tatapan lagi.
Karena dia dengan berani tidak mau pergi, Wenyan memutuskan sudah waktunya bagi dirinya untuk pergi.