Flare melompat untuk menghindari semburan api dari naga kerangka yang baru saja bangkit kembali. Suasana menjadi lebih intens. Meskipun hanya tinggal tulang belulang, naga itu sekarang memancarkan aura kegelapan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Setiap gerakan cakar dan ekornya mengguncang tanah, dan langit di atas mereka menjadi gelap seolah-olah dunia itu sendiri bereaksi terhadap kebangkitan makhluk itu.
"Apa-apaan ini? Aku sudah mengalahkannya!" pikir Flare, mencoba memahami situasi yang semakin memburuk. Namun sebelum dia bisa bereaksi lebih jauh, gadis bersayap yang baru saja diselamatkannya tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Tunggu! Biar aku bantu!" teriaknya tegas.
Flare menoleh, terkejut. Gadis itu menatapnya dengan mata membara penuh tekad. Sayapnya mulai bersinar, dan cahaya lembut menyelimuti tubuhnya. Dalam sekejap, wujudnya mulai berubah, tumbuh lebih tinggi dan lebih kuat. Sayapnya melebar, bulu-bulu keemasan muncul, dan auranya menjadi jauh lebih suci dan kuat. Dalam wujud barunya, dia menyerupai dewa yang turun dari surga.
"Aku salah satu dewa pelindung," kata gadis bersayap itu. "Namaku Seraphine, dan aku tidak bisa membiarkan makhluk gelap ini melanjutkan kehancurannya."
Dengan suara menggelegar, Seraphine terbang tinggi ke udara, mengeluarkan tombak cahaya. "Kau menyelamatkanku, Flare, sekarang giliranku untuk melindungimu!"
Seraphine mengangkat tombak cahayanya tinggi-tinggi dan, dengan satu ayunan, melemparkannya ke arah naga kerangka itu. Langit menyala saat tombak itu mengenai naga itu, menghancurkan tubuhnya menjadi ratusan bagian kecil. Namun, meskipun tubuhnya hancur, roh gelap di dalam naga itu tetap hidup dan mulai berkumpul kembali.
"Makhluk ini tidak dapat dihancurkan hanya dengan kekuatan fisik," kata Seraphine serius. "Roh jahat yang mengendalikannya jauh lebih kuat dari yang kita duga."
Flare mencengkeram pedang kayunya lebih erat, menatap Seraphine dengan tekad yang sama. "Kalau begitu, kita harus bekerja sama untuk menghancurkan roh jahat itu. Tidak peduli seberapa kuatnya, aku tidak akan mundur."
Seraphine tersenyum tipis dan mengangguk. "Baiklah. Bersama-sama, kita bisa mengakhiri ini."
Flare dan Seraphine terus bertarung melawan naga kerangka yang tampaknya tak terhentikan itu. Setiap kali Flare menghancurkan tulang-tulangnya dengan serangan pedangnya atau Seraphine memanggil tombak cahayanya untuk menghancurkan bagian-bagian tubuhnya, tulang-tulang itu kembali berkumpul seolah-olah pertempuran ini tidak ada habisnya.
Flare mulai lelah, napasnya berat. "Berapa kali kita harus menghancurkan tubuhnya?! Rasanya seperti tidak ada habisnya!"
Seraphine melayang di udara, menghindari api hitam dari naga itu. Matanya penuh kekhawatiran, tetapi juga keyakinan yang tumbuh. "Roh jahat di dalamnya yang perlu kita serang, bukan tubuhnya. Aku punya satu cara lagi, tetapi itu berisiko..."
Flare berbalik, darahnya masih mendidih karena marah. "Apa pun itu, kita harus mencoba! Jika kita tidak menghentikannya sekarang, seluruh desa dan hutan akan hancur!"
Seraphine mengangguk tegas. "Baiklah, tapi sihir ini sangat berbahaya, bahkan untukku. Aku akan menggunakan kekuatan terlarang yang hanya bisa dimiliki para dewa: **Eternal Requiem**—manipulasi kematian."
Flare terkejut mendengar nama itu. "Eternal Requiem?" gumamnya, tidak sepenuhnya mengerti, tetapi tahu itu adalah sihir tingkat tinggi.
Seraphine mulai mengumpulkan energi dari sekelilingnya. Angin di hutan tiba-tiba berhenti, dan langit menjadi lebih gelap, seolah-olah semua kehidupan ditarik untuk memicu mantra ini. Di sekeliling Seraphine, cahaya hitam dan putih mulai berputar, menyatu menjadi pola yang indah sekaligus mengerikan.
"Eternal Requiem" adalah sihir yang dapat memanipulasi kehidupan dan kematian makhluk hidup. Dengan kekuatan ini, Seraphine dapat mengendalikan esensi kematian itu sendiri, menghentikan kebangkitan makhluk abadi seperti naga kerangka.
Flare melangkah mundur, menatap kekuatan yang mengelilingi Seraphine. "Ini... ini luar biasa!" pikirnya.
Naga kerangka itu, yang masih menyusun kembali tubuhnya, tiba-tiba merasakan perubahan itu. Ia mengeluarkan raungan keras, menyadari bahwa sihir Seraphine adalah ancaman terbesarnya.
"Seraphine! Lakukan sekarang!" teriak Flare sambil menyerang naga itu dengan serangan kuat, mencoba memberi waktu bagi Seraphine.
Seraphine mengangkat kedua tangannya ke langit, memanggil kekuatan sihirnya yang luar biasa. "Dengan kekuatan para dewa, aku perintahkan jiwa-jiwa yang telah meninggal untuk tetap tenang! Eternal Requiem, penjara bagi mereka yang tidak akan pernah mati!"
Dari tangannya, gelombang energi hitam dan putih melesat ke arah naga kerangka itu. Ketika energi itu menyentuh naga itu, tulang-tulangnya mulai hancur, dan roh gelap di dalamnya menjerit kesakitan. Tubuh naga itu tidak hanya hancur tetapi juga terperangkap dalam penjara kematian abadi, tidak dapat berkumpul kembali.
Raungan terakhir naga kerangka bergema di udara sebelum tubuhnya benar-benar berubah menjadi debu.
Saat pertarungan berakhir, Flare berdiri diam, terengah-engah setelah pertarungan yang menegangkan. Seraphine turun dari udara, sihirnya memudar, tetapi dia tampak kelelahan.
"Kau... kau berhasil," kata Flare kagum.
Seraphine tersenyum lemah. "Ini belum berakhir. Naga itu mungkin telah dikalahkan, tetapi roh jahatnya bisa kembali jika tidak ditangani dengan benar. Namun untuk saat ini... kita aman."
Flare dan Seraphine, yang siap menghadapi badut bertopeng itu, tiba-tiba melihatnya mengangkat tangannya dengan santai. Senyum jahatnya melebar di balik topeng itu, dan tanpa peringatan, sebuah portal gelap muncul di belakangnya.
"Sepertinya aku sudah cukup bersenang-senang hari ini," katanya dengan nada bercanda. "Kalian berdua sebaiknya bersiap, karena ini baru permulaan. Aku akan mengawasi, dan ketika waktunya tepat, kita akan bertemu lagi."
Flare segera berlari ke arahnya, tetapi badut bertopeng itu hanya melangkah mundur ke portal. "Sampai jumpa nanti... jika kau selamat."
Dengan kata-kata terakhirnya, lelaki itu menghilang ke dalam portal, dan dalam sekejap, portal itu tertutup dengan bunyi dengungan, meninggalkan Flare dan Seraphine sendirian menghadapi naga kerangka, yang sekarang seribu kali lebih kuat dari sebelumnya.
Seraphine mengerutkan kening, merasa marah sekaligus frustrasi. "Dia lolos..."
Flare mengepalkan tangannya, merasa tidak berdaya karena tidak bisa menghentikan pria itu. "Sialan! Dia kabur!"
Namun sebelum mereka dapat melanjutkan, sang naga kerangka, yang bangkit dengan kekuatan seribu kali lipat, mengeluarkan raungan yang mengguncang bumi, memfokuskan pandangannya pada mereka berdua.
Seraphine berteriak mendesak, "Flare! Kita harus bertahan! Naga ini jauh lebih kuat sekarang!"
Flare mengangguk, mengambil posisi bertarung. "Kalau begitu kita akan menghadapinya, dan kita akan bertahan sampai akhir!"