Chereads / The Oneiro / Chapter 7 - Chapter 7 : Magiko Vasileio

Chapter 7 - Chapter 7 : Magiko Vasileio

Perjalanan menuju Kerajaan Sihir, Magiko Vasileio, terus berlanjut. Setelah berhasil mengusir goblin dari Hutan Goblin, kelompok itu semakin berhati-hati. Meski sudah merasa lebih aman, ketegangan tetap tersisa di antara mereka. Hutan perlahan berubah menjadi lebih terbuka, dengan pohon-pohon yang lebih jarang dan jalan setapak yang lebih jelas terlihat.

"Syukurlah kita berhasil melewati hutan itu tanpa terluka parah," kata Ariq sambil menghela napas lega. "Aku tak menyangka akan ada goblin sebanyak itu."

"Ya, untung saja ada Yudi," tambah Raye sambil tersenyum ke arah Yudi, yang berjalan di depan mereka. "Kalau bukan karena sihir apimu, kita mungkin tidak bisa keluar dengan selamat."

Yudi menoleh, menampilkan senyum tipis. "Terima kasih, tapi kalian juga melakukan pekerjaan yang bagus. Kerja sama tim kalian benar-benar mengesankan. Meskipun belum bisa menggunakan sihir, kalian menunjukkan keberanian yang luar biasa."

Vilsa, yang berjalan di samping Gelya, menatap Yudi dengan tatapan penasaran. "Berbicara tentang sihir, bisakah kamu memberitahu kami lebih banyak tentang Kerajaan Sihir? Apa yang bisa kita harapkan di sana?"

Yudi melangkah lebih lambat agar bisa sejajar dengan Vilsa. "Magiko Vasileio adalah kerajaan yang terkenal dengan Akademi Megalytri. Di sana, orang-orang belajar berbagai macam sihir dan kemampuan magis. Para penyihir terhebat di dunia Oneiro biasanya dilatih di akademi itu. Ada juga perpustakaan besar yang menyimpan pengetahuan tentang sihir dari berbagai belahan dunia."

Mendengar kata 'perpustakaan', mata Izyi berbinar-binar. "Aku selalu ingin tahu lebih banyak tentang dunia ini dan sihirnya. Sepertinya, Magiko Vasileio adalah tempat yang tepat untuk memulai."

Gelya mengangguk setuju. "Dan mungkin di sana kita bisa menemukan petunjuk bagaimana cara kembali ke dunia kita. Tidak mungkin kita tersedot ke dunia ini tanpa alasan, kan?"

Raye terdiam sejenak, memikirkan kemungkinan itu. "Ya, mungkin. Tapi aku juga merasa ada sesuatu yang menunggu kita di sini, sesuatu yang harus kita pelajari atau lakukan sebelum bisa kembali."

Percakapan mereka terhenti ketika jalan setapak itu membawa mereka ke tepi sebuah bukit kecil. Dari sana, mereka bisa melihat jauh ke depan. Di kejauhan, terlihat puncak menara-menara tinggi dari Magiko Vasileio, menjulang di atas pepohonan. Benteng-bentengnya terbuat dari batu putih yang berkilauan di bawah sinar matahari, dan di sekelilingnya, ada perkampungan yang ramai dengan aktivitas penduduk.

"Lihat! Itu pasti Magiko Vasileio!" seru Gelya dengan antusias.

"Wow, besar sekali," Ariq berkomentar kagum. "Sepertinya ini akan menjadi petualangan yang luar biasa."

Yudi menoleh ke arah mereka. "Masih ada sedikit perjalanan sebelum kita sampai ke gerbang kota. Dan meskipun kita tidak memerlukan surat izin untuk masuk, jangan sampai kita menarik perhatian yang tidak perlu. Tetap tenang dan biarkan aku yang berbicara jika ada penjaga gerbang."

Mereka melanjutkan perjalanan, dan tak lama kemudian, jalan setapak itu berubah menjadi jalan berbatu yang lebih lebar. Penduduk dari berbagai ras mulai terlihat, beberapa elf dan manusia, serta beberapa dwarf, semuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ada juga pedagang yang mengendarai kereta kuda membawa barang dagangan mereka menuju kota.

Ketika mereka mendekati gerbang kota, dua penjaga dengan baju zirah biru dan emas menghentikan mereka. "Siapa kalian, dan apa tujuan kalian di Magiko Vasileio?" tanya salah satu penjaga dengan nada tegas.

Yudi melangkah maju dan membungkuk hormat. "Kami adalah pengembara dari desa di dekat Kerajaan Elf. Saya, Yudi, ingin mendaftar ke Akademi Megalytri, dan teman-teman saya ini ingin belajar tentang sihir. Kami mendengar bahwa Magiko Vasileio terbuka bagi mereka yang ingin mencari ilmu."

Penjaga itu mengangguk, tetapi menatap tajam ke arah Raye dan teman-temannya. "Kalian bukan dari sini, bukan?" katanya, nada curiganya terdengar jelas.

Gelya yang berdiri di samping Yudi mengangguk. "Kami bukan berasal dari dunia ini, tapi kami ingin belajar dan mencari tahu lebih banyak tentang tempat ini."

Penjaga itu saling berpandangan sejenak, kemudian tersenyum tipis. "Magiko Vasileio memang dikenal sebagai tempat belajar. Selama kalian tidak membuat masalah, kalian bisa masuk. Tapi ingat, di sini semua aturan harus diikuti. Kalau tidak, kalian akan berurusan dengan Dewan Penyihir."

Raye mengangguk, perasaan lega menyebar di dadanya. "Terima kasih, kami akan mengingatnya."

Setelah diizinkan masuk, kelompok itu memasuki Magiko Vasileio. Jalan-jalan kota itu berliku, dipenuhi dengan toko-toko yang menjual berbagai barang sihir, dari tongkat dan jimat hingga buku-buku tebal yang tertutup debu. Bangunan-bangunan tinggi dan menara yang menjulang menambah kesan magis kota ini. Suara sorak-sorai pedagang dan aroma rempah-rempah serta bunga-bunga yang ditumbuhkan dengan sihir memenuhi udara.

"Ini luar biasa," bisik Izyi, matanya berkeliling dengan takjub. "Seperti berjalan di dalam mimpi."

Yudi menepuk pundaknya. "Selamat datang di Magiko Vasileio, pusat pengetahuan dan sihir di Oneiro. Pertama-tama, mari kita menuju ke Akademi Megalytri. Kalian bisa memulai belajar di sana, dan mungkin kita akan menemukan informasi tentang bagaimana kalian bisa kembali ke dunia kalian."

Mereka berlima mengikuti Yudi menuju akademi, penuh dengan harapan dan semangat baru. Magiko Vasileio adalah awal dari petualangan mereka yang sebenarnya. Di sini, mereka tidak hanya akan belajar tentang sihir, tetapi juga menemukan jawaban atas misteri yang membawa mereka ke dunia Oneiro. Langkah demi langkah, mereka semakin mendekati takdir yang menanti mereka di tanah sihir dan keajaiban ini.