Sii kembar Syakhila Aqila dan Asyifa Adila ini sudah beranjak dewasa, mereka sudah berumur 18 tahun dan tahun ini akan lulus dari pondok pesantren, di pesantren mereka mempunyai banyak teman di karenakan mereka pintar lagi cantik.
Pada saat di kelas, "Assalamualaikum sii kembar" kata nabilla menyapa, "wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barokatuh nabilla" mereka menjawab salamnya dengan wajah tersenyum.
Di sana mereka ngobrol dengan asiknya dan pada saat itu nabilla bertanya kepada aqila dan adila, "kan kita mau lulus nih, kalian klo sudah lulus nanti mau ngapain yah?".. "mungkin mereka langsung cepat-cepat nikah" dengan sedikit bercanda putri menjawabnya. "Hahh kamu ini put, tapi mungkin juga sih, kan mereka pintar lagi cantik, pasti banyak ustadz -ustadz muda mau ngelamarnya" sambil tertawa nabilla menjawabnya. "Hm, kalian ini bercanda saja, kami belum berfikiran sampai kesana, kami paling ingin membantu ibu dulu".. aqila menjawab mereka dengan diiringi perkataan adila "yaa, klo urusan jodoh itu sudah ada yang mengatur, jadi jangan terlalu di fikirkan".. "hhee, iyaa ustadzah aqila adila" mereka nabilla dan putri menjawab dengan sopan sambil tersenyum.
Pada saat mereka asik ngobrol, terdengar "tok-tok tok-tok di pintu dengan diiringi suara assalamualaikum" rupanya itu adalah ustadzah shalsa, dengan cepat semua santriwati menjawab salam ustadzah "wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barokatuh ustadzah".. dan masing-masing merapikan duduknya tak terkecuali mereka berempat tadi. Dan pelajaranpun berlangsung.
Di saat pelajaran tafsir dan faroid itu sudah berakhir dan ustadzah sudah bangkit dari bangku, tiba-tiba ustadzah shalsa teringkat sesuatu dan ada yang ingin di sampaikan kepada santriwati-santriwati jadi ustadzah shalsa duduk kembali dengan berkata, "maaf anak-anak, ibu kelupaan, ibu ingin menyampaikan sesuatu, kemaren ibu dapat kabar, ada perlombaan MTQ antar pesantren di Turki, hampir semua pesantren ada perwakilannya, karena kalian sebentar lagi lulus dari pesantren ini, jadi ibu ingin kalian mewakili pesantren ini sebagai kenang-kenangan, kira-kira siapa yang bisa mewakili?, Kita perlu 2 perwakilan". Tiba-tiba suasana kelas hening sebentar, di tengah keheningan, ada yang mengangkat tangan sambil berkata "ustadzah, bagaimana sii kembar aqila adila saja yang jadi perwakilan pesantren kita, suaranya merdu dan juga sangat pandai membaca al-qur'an (qoriah)", yaa siapa lagi yang mengangkat tangan tadi selain putri yang lucu lagi bawel(banyak omong).. "eehh putriiiii" aqila dan adila menjawab putri dengan muka cemberut.. "saya setuju ustadzah apa kata putri" kata nabila membela putri, dengan begitu santriwati yang lainnya juga bilang setuju.."hmm kalian berdua ini putri nabilla" dengan muka cemberut aqila berkata kemereka.
"Yaa karena yang lain sudah sepakat Syakhila Aqila dan Asyifa Adila yang mewakili pesantren kita, jadi kalian berdua setuju sajakan?" Ustadzah shalsa bertanya ke sii kembar aqila adila.
"Gimana ya ustadzah, kami belum siap ikut lomba" kata adila.. "tenang, masih ada waktu, lombanya juga beberapa bulan lagi" ustadzah menenangkan mereka.
"Klo gitu insyaallah kami siap ustadzah, makasih juga udah percaya ke kami", dengan senyum tapi gugup adila menjawab.. "hm, sama-sama, seharusnya ibu yang bilang terima kasih ke kalian karena sudah mau mewakili", "yaa sudah ibu akhiri yah, assalamualaikum " ustadzah mengucap salam sambil bangkit dari bangku, dan semua santriwati menjawab salam "wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barokatuh ustadzah "..
Di saat ustadzah shalsa sudah pergi, putri dan nabilla langsung menghampiri mereka, dengan muka tersenyum sambil menggenggam tangan aqila dan adila, putri berkata " selamat yaa aqila, selamat yaa adila".. "kamu ini putriii, suka banget kayak gitu" dengan muka cemberut dan agak kesal tapi masih terlihat manisnya aqila menjawab... "Ampun ustadzah,maafkan kami berdua" nabilla menyahut dengan nada sedikit meledek.
Di lain waktu, selepas pulang sekolah, di perjalanan mereka tak sengaja bertemu laki-laki dengan postur tubuh tinggi, agak berisi, memiliki kulit putih, lagi tampan dengan sedikit brewokan dengan umur 20 tahunan, siapa lagi klo bukan ustadz muda, ustadz Shiddiq Husein, dengan perawakan begitu, tak sengaja aqila dan adila memandangnya, dengan rasa kagum, tak berbeda dengan ustadz Shiddiq Husein, dia juga tak sengaja memandang mereka, sehingga mereka terlihat sedang pandang-pandangan, setelah beberapa saat, aqila dan adila tersadar dan langsung menundukkan pandangan sambil membaca istighfar di dalam hati, setelah aqila dan adila menundukkan pandangan, ustadz Shiddiq Husein langsung menundukkan pandangannya juga sambil membaca istighfar dan langsung bergegas bejalan.
Setelah ustadz Shiddiq Husein agak jauh dari mereka, tiba-tiba aqila dan juga adila menjadi melamun, dan tanpa sadar putri memperhatikan mereka dan langsung menebuk bahu mereka sehingga membuat mereka terkejut, "astagfirullah" kata adila dengan ekspresi kaget.. "hmm aqila adila, kenapa kalian, jangan-jangan kalian, hmmm"dengan muka penasaran sambil meledek putri berkata.. "hah, jangan-jangan apa?" Aqila bertanya,. "Itu loh, ustadz tadi" putri bilang, "dia ustadz?" Aqila dan adila bertanya dengan penasaran.. "hah, emang kalian gak tau?, Itu ustadz muda, ustadz Shiddiq Husein, di sini, siapa yang gak tau sama ustadz Shiddiq Husein yang pandai, hafidz, suaranya merdu, lagi ganteng banget" putri menjawab dengan kata-kata mengagumi dengan ustadz Shiddiq Husein, dengan santainya nabilla menambahkan " iya tuh, cocok banget sama aqila adila hhe". Mereka putri dan nabilla senyum dengan sedikit tertawa.. " owh gitu, hm kalian berdua ini" adila menjawab dengan biasa saja padahal di dalam hati ada rasa kagum terhadap ustadz Shiddiq Husein tersebut,.
Di tengah perjalan, tiba-tiba terdengar suara "krok krokk", rupanya itu suara perut putri yang sedang lapar, mereka bertiga memandang muka putri, dan putri berkata" hhee, maaf-maaf, aku belum makan dari tadi, bolehkah kita singgah dulu, itu ada tempat orang jual bakso", kata putri sambil menunjuk ke arah tempat jual bakso, "yaudah, lagian aku juga agak lapar sih, ayo aqila adila" kata nabilla menjawab.. aqila dan adila mengikuti mereka.
Di saat mereka makan bakso dan asyik mengobrol, tiba-tiba datang seorang pria dengan perawakan agak tinggi, kuliat berwarna sawo mateng, dan cukup ganteng, menghampiri mereka, "assalamualaikum ukhty-ukhty cantik" pria itu sedikit menggoda mereka, dan mereka menjawab salam pria itu "wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barokatuh".. "iya ada apa yah?" Putri bertanya.
"Gak pp, tadi dari kejauhan saya melihat kalian yang cantik ini, tiba-tiba di hati terasa ingin sekali berkenalan dengan kalian", kata pria itu tanpa rasa malu, "owh gitu" dengan cueknya nabilla menjawab.. "iya, perkenalkan nama saya alfin, senang bertemu kalian,, klo kalian siapa namanya" kata pria itu sambil mengangkat tangan ke arah aqila dan adila..,
" mohon maaf mas, jangan ganggu dia, dia sudah ada yang memiliki yaitu ustadz". Tiba-tiba putri menjawab dengan bohong agar temannya tidak di ganggu pria itu.
"Ohh maaf, saya cuma ingin tau namanya saja" kata alfin.. "nama saya aqila, dan ini kakak kembar saya adila" aqila menjawab pria itu.. " sudah taukan namanya? Mohon maaf kami lagi makan nih mas alfin, mohon jangan ganggu kami" dengan lembut nabilla meminta untuk pria itu pergi.. "hhah, iya mas kasihan teman saya ini lagi tinggi darah, suka emosian jadinya, jadi mohon mas jangan ganggu kami yah" dengan sedikit tertawa putri menyenggol bahu nabilla.. "hahh, iya iya, maaf yah, dan salam kenal ukhty-ukhty cantik, assalamualaikum" kata alfian dengan melambaikan tangan sambil mengucap salam dan merekapun menjawabnya "wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barokatuh".