Selama 2 Hari, aku selalu ke sungai untuk mandi, kali ini aku dengan entengnya berjalan melewati serigala tidurnya, dan mumpung sudah dua hari, aku meminta dia menggali keluar toples daging kemaren sebelum dia pergi kerja, namun sepertinya dia penasaran rasa makanan barunya jadi dia tidak pergi hari ini.
Aku memintanya untuk menyalakan api tungku dan menaruh panci keatasnya, kemudian dagingnya di potong kecil kecil dan dituangin ke dalam panci, dibiarkan agak lama dan diaduk kadang kadang hingga minyak babi nya keluar, kemudian tuangkan tepung gandum, susu dan air, diaduk hingga kental dan makanannya siap dimakan.
Kali ini baru terasa cream soupnya, walau tidak seenak dibumi, tapi setidaknya bisa dimakan, seperti biasa dia makan sambil menangis.
"Berapa harga tepung gandum?
"Sekarung disana, 20 perak"
Aku melihat ke arah yang dia tunjuk, mungkin 20 kilo an, harga roti keras 20 perunggu, sekilo kira kira bisa dibuat 10 potong roti keras, bukannya sangat menguntungkan kalau menjual kue?, untuk roti yang lebih bagusan mereka jual 50 perunggu 1.
Mungkin karena orang biasa berpikir roti keras membuat orang kenyang lebih lama ketimbang roti yang lebih bagus, roti keras hambar tapi bisa dimakan dengan sup, sedangkan roti bagus rasanya manis sedikit lebih empuk namun tidak cocok dicelupkan ke sup.
Sekarang masih terlalu awal untuk membuat bisnis, ada banyak hal yang belum aku tahu soal dunia ini, tidak mungkin dunia asli semulus cerita cerita di manga atau novel, tiba tiba punya koneksi dengan penjabat yang menyamar jadi rakyat biasa lah, atau bangsawan yang diam diam suka sama tokoh utama sehingga bisnisnya diperlancar atau semacamnya.
Disini aku hanya punya pengetahuanku dan kekuatan dia, dia memang kuat namun belum tentu bisa menang dikeroyok prajurit, setidaknya aku harus memiliki koneksi dengan kepala desa dulu baru aku memulai bisnis skala kecil.
Statusku hanya budak, tidak mungkin aku bisa berkontak dengan kepala desa, aku perlu orang didepanku untuk menjadi penghubung.
Untuk sementara ini setidaknya aku harus bisa membuat kehidupan kami stabil terlebih dahulu.
"Kamu bisa bercocok tanam?"
"Aku pernah memetaki tanah"
"Oh, ok, besok bisa antar aku ke lahan nya?, aku mau melihat lihat"
"Bisa"
Aku kemudian rebahan sampai langit agak malam, aku kembali masuk ke hutan dan melihat serigala tidur, aku menunggu hingga pemburu kemaren muncul, kali ini dai tidak menyadari keberadaanku, dia membangunkan serigala itu dan berjalan pergi.
"Hei"
Dia terkejut sebentar dan mengarahkan pisaunya ke arahku.
"Tenang saja, ini aku, Namaku Rumi, salam kenal"
"Oh halo, kemampuanmu semakin mengerikan saja, apa kamu tertarik menjadi muridku?"
"Iya, ajarkan aku soal memanah, serta beberapa hal lainnya yang mungkin beberapa hal lainnya"
"Hmm seperti apa?"
"Aku ingin informasi soal kerajaan, gosip, perdangan serta koneksi"
"Hanya itu?"
"Dan bantu hubungkan aku dengan kepala desa, dengan statusku bisa dibilang sulit untuk menghubunginya"
"Ini cukup sulit, mungkin yang lainnya bisa, tapi yang terakhir aku harus menolaknya"
"Berapa umurmu?"
"Hanya 45 tahun ini, masih muda hahaha"
"Bagaimana kalau aku memberikanmu resep ini"
Aku mengambil daun yang diikat kuat dengan serat akar pohon, aku membukanya dan menunjukkan daging babi yang direbus.
"SIlahkan ambil"
Dia mengambilnya dan memakannya, dia langsung terkejut dan menelannya.
"Enak sekali?, dikasih garam saja biasanya tidak seenak ini?"
"Gimana?"
"Setidaknya kasih aku 2 resep, aku akan membantumu"
"Ok, Deal"