"Kerja bagus Rumi, biar aku kuliti sekarang agar sekalian bisa dibawah besok ke pandai besi, mereka cukup menyukai kulitnya"
Aku mencabut pisauku dari leher serigala, badanku bau dengan darah serigala, aku kemudian menendang serigala itu dengan kesal dan pergi ke sungai, Robert langsung mulai menguliti serigala tadi.
Aku kemudian melihat serigala putih berlari ke arahku lalu berhenti dan kabur lagi.
"Serigala bodoh"
Serigala yang kami bunuh tadi adalah serigala liar yang keluar dari kawanannya dan kami ciduk mengincar serigala putih yang suka tiduran untuk dihamili, aku kesal karena serigala ini memakan kelinci yang aku gantung diluar rumah untuk di keringkan.
Aku mengambil arang yang aku simpan kebawah pohon dekat sungai dan mulai mandi, setiap kali mandi aku selalu melihat banyak udang dan ikan yang lewat,
"Semoga saja mereka bisa cepat selesai"
Aku, Robert, dan Agallu berjalan bersama di kota, Robert sambil menceritakan gosip gosip hangat, yang menarik perhatianku hanya soal penampakan naga di pegunungan utara, Robert lalu mengajak kami ke salah satu bangunan, kami masuk dan melihat banyak peralatan dari besi.
"Yo Aldum, aku bawa kustomer potensial"
"Oh Robert, selamat datang"
Berambut panjang diikat belakang berwarna putih, mata biru cerah, muka yang mulus dan telinga panjang, orang yang bernama Aldum ini adalah seorang Elf, namun badannya sangat kekar dan memegang palu yang besar.
"Halo Aldum, namaku Rumi, aku ingin memesan sesuatu yang tidak ada disini, namun pembayaranku sedikit berbeda"
"Mari diskusi di kursi yang disana"
Dia berjalan keluar dari meja etalase dan badannya mulai mengecil menjadi seperti orang biasa, dia menuangkan teh dan aku duduk di depannya, Robert dan Agallu melihat lihat alat besi.
"Aku ingin kamu membuat sebuah kotak dari besi kecil, seperti kotak besi disana, tapi berlubang lubang seperti keranjang, diatas kotak itu ada pintu geser yang bisa dikunci, lalu si kanan dan kirinya dipasang pintu saru arah, jadi hanya bisa masuk dari luar dan tidak bisa keluar."
"Seberapa besar?"
"Sepanjang lengan orang dewasa lebarnya sama dengan panjang dan tingginya mungkin 3 telapak tangan"
"Dan bayaran apa yang kamu tawarkan?"
"Resep makanan ini"
Aku berjalan ke Agallu, Agallu memberikanku sebuha bukusan daun, aku meletaknya di depan meja.
"Makanlah selagi hangat"
Aku menghidangkan makanan yang kau buat dengan Robert kemarin, dia memakannya dan cukup terkejut.
"Whhow ohoho"
"Aldum!"
Pintu tiba tiba dibuka, seorang prajurit terlihat terengah engah.
"Oh Robert, Agallu, lari!!, tanpa ada pemberitahuan Kerajaan Dalladum menginvasi"
"Hah??"
Aldum, Robert dan Agallu langsung mengambil senjata di rak dan pergi, aku mengikuti mereka dari belakang.
"Ayo kerumah kepala desa"
Kami berlima ke rumah paling besar, beruntung kami berhasil tiba sebelum pasukan musuh, kami masuk dan keruangan utama, dan kepala desa dan keluarganya berlindung didalam, dia terlihat sudah tua namun masih memegang pedang dengan tangan bergertarnya.
"Ikut kami!"
"Bagaimana dengan penduduk?"
"Mereka sudah mengungsi ke hutan"
Rombongan kami menjadi 10 orang, para pelayan sudah mengungsi duluan, prajurit yang ikut kami melihat ke jendela dan para pasukan musuh sudah mendobrak masuk ke dalam rumah.
"Kalian kabur dari belakang dulu, kami akan menghalaunya"
"i-Iya"
Kepala desa dan keluarganya berlari pergi, Agallu dan lainnya berdiri di lorong tempat kepala desa pergi, aku menyentuh kaki Robert, Robert melihatku dan mengangguk, aku berlari menyusuli kepala desa.
Tiba tiba kaca depan keluarga kepala desa pecah dan dua orang meloncat masuk.
"Hahah!, sudah kuduga mereka disini, bayar 1 gold nanti kamu"
"Tch Tidak akan"
Aku langsung berlari melintasi keluarga kepala desan dan berdiri dibelakang kedua prajurit itu, aku kemudian menggunakan pisauku dan menusuk leher mereka.
"Cepat!!" teriakku.
Kami kemudian lanjut berlari dan akhirnya tiba di pengungsian yang ada di dalam hutan, banyak yang langsung menyambut kepala desa dan keluarganya, beberapa kemudian Robert, Aldum, kan prajurit datang ke pengungsian, aku berjalan ke arah Robert.
"Dimana Agallu?"
"Dia… memakai blessingnya, kami terpaksa harus meninggalkan dia"
"Kenapa?, Blessingnya kenapa?"
"Flagbearer, dia akan menarik perhatian seluruh musuh bagaikan bendera yang dikibarkan berdiri"
"Hah?, berguna bangat dong, lalu kalian pergi?"
"...."
Aku melihat sebuah pillar cahaya di langit, aku langsung menuju kesana dan melihat Agallu menggunakan tombak untuk membuat jarak dari mereka.
"Agallu, aku berjanji akan membuat namamu disegani, mungkin sekarang akan menjadi langkah pertamamu"