Saya tidak pernah terlalu tertarik untuk mengintip kehidupan pribadi orang lain, jadi saya tidak menikmati melakukan wawancara personal. Minat saya terletak pada berita sosial yang berharga.
Ibu Sang memberi saya secangkir teh hangat, yang saya pegang di tangan saya.
Tak peduli apakah saya ingin mendengarkannya atau tidak, dia mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Yanyan adalah sekretaris pertama Sang Qi ketika dia masih menjadi manajer umum di Dayu."
Saya menyesap tehnya, yang masih sedikit terlalu panas, dan lidah saya merasakan sakit yang tajam.
"Yanyan berasal dari keluarga yang sangat miskin, belum lagi dia tidak memiliki reputasi yang baik. Yanyan tidak punya ayah, dan ibunya dulu bekerja di industri tersebut. Yanyan lahir dalam keadaan seperti itu."
Industri tersebut, saya langsung mengerti dengan sekejap pikiran.
Yanyan tidak tahu siapa ayahnya, dan saya rasa bahkan ibunya tidak tahu siapa ayah dari putrinya itu.
