Piring buah disodorkan keliling meja. Isinya persembahan dari orang-orang di meja itu serta mereka yang telah datang ke kuil untuk menawarkan doa mereka kepada dewa-dewa.
"Kapan kuil membuka pintunya untuk umum?" tanya Anastasia saat dia menusukkan garpunya ke sepotong apel dan memakannya.
"Kami membukanya di pagi hari selama dua jam sampai siang hari," jawab Shaman. "Ada antrian panjang para pemuja di depan kuil setiap hari. Dahulu tempat ini solah sangat ramai dan berantakan. Jadi, kami membuat sistem di sini dimana kami hanya membuka selama dua jam. Para pemuja diizinkan masuk satu per satu dan ketika seorang pemuja telah mempersembahkan doanya kepada dewi bulan, Selene, di tempat suci utama, kami mengizinkan orang berikutnya untuk masuk. Kami juga membatasi waktu mereka tinggal di tempat suci itu," dia menambahkan. Dia meletakkan garpunya dan menopang dagunya di tangan yang saling terkait.