Anastasia mengangkangkan tubuhnya dan merasa gelisah sekali. Matanya menyapu dada dan bahu Ileus dengan serakah. Kabut dari air terjun telah menetap sebagai tetesan-tetesan kecil di kulitnya yang melekat pada kulitnya. "Bagaimana lukamu?" tanya dia sambil matanya menelusuri di bawah permukaan air tempat dia bisa melihat kemaluannya berdenyut.
Dengan cakarnya, Ileus melepaskan perban-perbannya dan melemparkannya. "Aku sembuh, sebagian besar," katanya sambil menjalankan jari-jari kasarnya di atas celana panjangnya di paha. Gadis itu berusaha keras untuk mengendalikan diri tetapi napasnya tersengal-sengal.
"Ada bintang di dalam tato kamu." dia berbisik keras. "Tadi tidak ada."
"Memang tidak. Tapi kamu yang menggambarnya di kulitku. Kamu telah membubuhkan tanda padaku, Ana!"
Matanya terbelalak lebar. "Bagaimana mungkin ini terjadi?"