Chereads / Pembunuh Berantai dari Dunia Lain / Chapter 15 - Misteri Reruntuhan Kuno

Chapter 15 - Misteri Reruntuhan Kuno

Sinar matahari menembus kanopi hutan yang lebat, menciptakan mozaik cahaya dan bayangan di jalan setapak yang Erik lalui. Udara dipenuhi dengan aroma lembap dedaunan yang membusuk dan kicauan burung yang bersahutan di kejauhan. Erik berjalan dengan langkah mantap, matanya terus memindai sekelilingnya, mencari petunjuk yang mengarah ke reruntuhan kuno.

Dia telah berjalan selama beberapa jam, mengikuti petunjuk samar yang ditemukannya di buku tentang sejarah Ebonhollow. Menurut buku itu, reruntuhan kuno tersebut adalah sisa-sisa sebuah kuil yang dibangun oleh peradaban kuno yang telah lama punah. Kuil itu dikabarkan menyimpan artefak-artefak berharga dan pengetahuan yang hilang, tetapi juga dijaga oleh makhluk-makhluk berbahaya yang menghuni hutan.

Erik merasakan adrenalin mengalir di nadinya. Dia selalu tertarik pada sejarah dan misteri, dan reruntuhan kuno ini tampaknya menawarkan keduanya. Dia membayangkan harta karun apa yang mungkin tersembunyi di dalamnya, dan pengetahuan apa yang bisa dia dapatkan.

Ting!

Layar statusnya berkedip, menampilkan notifikasi baru:

Anda telah menemukan lokasi baru: Reruntuhan Kuno Silverwood

Deskripsi: Reruntuhan sebuah kuil kuno yang dibangun oleh peradaban yang telah lama punah. Dikabarkan menyimpan harta karun dan pengetahuan yang hilang, tetapi juga dijaga oleh makhluk-makhluk berbahaya.

Level yang Disarankan: 10-15

Erik tersenyum tipis. Dia merasa semakin dekat dengan tujuannya. Dia mempercepat langkahnya, mengikuti jalan setapak yang semakin menanjak. Setelah beberapa saat, dia sampai di sebuah tebing yang curam. Di bawahnya, dia melihat reruntuhan kuno yang tersembunyi di antara pepohonan.

Reruntuhan itu tampak megah dan misterius, meskipun telah dirusak oleh waktu dan alam. Pilar-pilar batu yang tinggi menjulang ke langit, diukir dengan simbol-simbol aneh dan makhluk-makhluk mitos. Dinding-dinding yang runtuh masih menunjukkan sisa-sisa lukisan dinding yang indah, menggambarkan adegan-adegan pertempuran dan ritual keagamaan.

Erik merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. Dia tidak sabar untuk menjelajahi reruntuhan ini dan mengungkap rahasianya. Dia mulai menuruni tebing dengan hati-hati, menggunakan akar pohon dan tanaman merambat sebagai pegangan.

Saat dia mencapai dasar tebing, dia melihat sebuah pintu masuk besar yang mengarah ke dalam reruntuhan. Pintu itu terbuat dari batu hitam yang kokoh, dihiasi dengan ukiran wajah-wajah mengerikan yang tampak mengawasinya.

Erik ragu-ragu sejenak. Dia merasakan aura bahaya yang kuat memancar dari pintu itu. Dia tahu bahwa dia harus berhati-hati, tetapi rasa ingin tahunya terlalu besar untuk diabaikan.

Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu itu dengan kedua tangannya. Pintu itu berderit terbuka, mengungkapkan kegelapan yang pekat di dalamnya. Erik menyalakan obornya, cahayanya yang berkedip-kedip menerangi lorong batu yang panjang dan sempit.

Dia melangkah masuk, siap untuk menghadapi apa pun yang menantinya di dalam reruntuhan kuno ini.