Chereads / Pembunuh Berantai dari Dunia Lain / Chapter 18 - Lorong Berbisik

Chapter 18 - Lorong Berbisik

Erik meninggalkan ruang ritual dengan buku kuno di tangannya, perasaan puas bercampur dengan keingintahuan yang membara. Dia melangkah kembali ke lorong batu yang remang-remang, obornya menerangi jalan di depannya. Dinding-dinding batu yang lembap tampak berbisik, seolah-olah menceritakan kisah-kisah masa lalu yang terlupakan.

Erik merasakan aura mistis yang masih menyelimuti tempat ini, energi kuno yang berdenyut di udara. Dia mempercepat langkahnya, ingin segera keluar dari reruntuhan ini dan mempelajari buku yang baru saja dia temukan.

Namun, saat dia berbelok di tikungan, dia tiba-tiba berhenti. Jalannya terhalang oleh sebuah jurang yang dalam, membentang sepanjang lorong. Jembatan batu yang dulu menghubungkan kedua sisi lorong telah runtuh, menyisakan lubang menganga yang gelap dan menakutkan.

Erik mengerutkan kening. Dia tidak bisa kembali, dan dia tidak bisa melompati jurang yang begitu lebar. Dia harus mencari jalan lain.

Ting!

Layar statusnya berkedip, menampilkan notifikasi baru:

Quest Diperbarui: Menjelajahi Reruntuhan Kuno

Tujuan Baru: Temukan jalan melewati jurang.

Erik menghela napas. Sepertinya petualangannya belum berakhir. Dia mulai memeriksa dinding jurang, mencari pijakan atau celah yang bisa dia gunakan untuk memanjat. Namun, dinding itu terlalu licin dan curam. Dia tidak bisa menemukan cara untuk menyeberang.

Dia melihat ke bawah ke dalam jurang, tetapi kegelapan yang pekat membuatnya tidak bisa melihat dasarnya. Dia hanya bisa mendengar suara gemericik air yang samar, seolah-olah ada sungai yang mengalir di bawah sana.

Erik merasa frustrasi. Dia hampir menyerah ketika dia melihat sesuatu yang berkilauan di dinding jurang. Dia mendekat dan melihat bahwa itu adalah sebuah pegangan logam yang tertanam di batu. Dia mencoba menariknya, tetapi pegangan itu tidak bergerak.

Dia melihat sekeliling dan menemukan pegangan lain yang serupa di sisi lain jurang. Dia menyadari bahwa ini mungkin semacam mekanisme untuk menurunkan jembatan.

Dia menarik kedua pegangan itu bersamaan, dan tiba-tiba, dia mendengar suara gemuruh dari bawah. Dia melihat ke bawah dan melihat sebuah jembatan batu perlahan-lahan naik dari jurang, menghubungkan kedua sisi lorong.

Erik tersenyum puas. Dia telah menemukan jalan. Dia menyeberangi jembatan dengan hati-hati, matanya terus mengawasi sekelilingnya. Dia tidak tahu apa yang menantinya di sisi lain, tetapi dia siap untuk menghadapi apa pun.

Dia adalah The Wraith, sang pembunuh bayangan, dan dia tidak akan membiarkan apa pun menghalangi jalannya.