Elara menyelinap keluar dari rumah pedagang itu dengan hati yang berat. Biasanya, misinya sederhana: temukan target, bunuh dengan cepat, dan menghilang tanpa jejak. Tapi kali ini, ada yang berbeda. Wanita muda itu telah menanamkan keraguan dalam pikirannya. Dia bertanya-tanya apakah misi ini benar-benar seadil yang dia pikirkan.
Ketika Elara melompat dari atap terakhir dan mendarat dengan mulus di jalan berkerikil, dia segera menuju ke tempat pertemuan yang telah ditentukan dengan majikannya, seorang pria misterius yang dikenal sebagai Sang Bayangan. Dia adalah orang yang memberikan misi kepada Elara dan orang yang membayarnya dengan emas.
Tempat pertemuan mereka adalah sebuah gang sempit di belakang pasar malam, tempat yang jarang dikunjungi orang pada jam-jam seperti ini. Elara bersembunyi di bayang-bayang, menunggu kedatangan Sang Bayangan. Tidak lama kemudian, sosok berjubah hitam muncul dari kegelapan.
"Apakah misinya berhasil?" tanya Sang Bayangan dengan suara rendah yang menyeramkan.
Elara menggelengkan kepala, menatap mata pria itu dengan tegas. "Tidak, aku tidak membunuhnya. Ada sesuatu yang tidak benar. Aku butuh lebih banyak informasi sebelum melanjutkan."
Sang Bayangan menyipitkan matanya, tatapannya tajam dan penuh kecurigaan. "Kau mempertanyakan perintahku, Elara?"
"Jika aku ingin melakukan pekerjaanku dengan benar, aku butuh semua informasi yang ada," jawab Elara dengan tegas. "Wanita itu mengatakan bahwa ayahnya dipaksa bekerja untuk musuh. Jika itu benar, kita mungkin hanya akan memperburuk situasi dengan membunuhnya."
Sang Bayangan terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah, Elara. Aku akan memberikanmu waktu untuk menyelidiki lebih lanjut. Tapi ingat, waktu kita terbatas. Musuh sudah bergerak, dan kita harus menghentikan mereka sebelum terlambat."
Elara mengangguk dan menghilang kembali ke kegelapan. Dia tahu bahwa dia harus bertindak cepat, tetapi dia juga harus berhati-hati. Dia tidak bisa lagi mempercayai informasi dari siapa pun tanpa memverifikasinya sendiri. Keputusan untuk tidak membunuh pedagang itu mungkin telah menyelamatkan nyawa yang tak bersalah, tetapi itu juga berarti dia harus mencari jalan lain untuk menyelesaikan misinya.
Keesokan paginya, Elara kembali ke rumah pedagang itu, kali ini dengan tujuan untuk berbicara lebih lanjut dengan putri pedagang. Dia menyelinap masuk ke dalam rumah yang kini terlihat lebih hidup dengan suara orang-orang yang beraktivitas di dalamnya. Dia menemukan putri pedagang itu di ruang tamu, duduk dengan gelisah sambil memandangi buku yang sama yang telah dia tunjukkan kepada Elara malam sebelumnya.
"Aku butuh lebih banyak informasi," kata Elara tanpa basa-basi. Wanita itu terkejut melihatnya kembali, tetapi segera mengangguk dan mempersilakan Elara duduk.
"Apa yang ingin kau ketahui?" tanya wanita itu, suaranya masih terdengar gugup.
"Segala sesuatu tentang siapa yang memaksa ayahmu, bagaimana mereka beroperasi, dan apa tujuan mereka," jawab Elara dengan tegas.
Wanita itu menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bercerita. "Ayahku adalah seorang pedagang informasi, dan beberapa bulan yang lalu, sekelompok pria misterius mulai mengancamnya. Mereka memaksa ayahku untuk memberikan informasi tentang gerakan pasukan kerajaan dan rencana strategis. Mereka mengancam akan membunuh kami jika dia tidak menurut."
Elara mendengarkan dengan seksama, mencoba menghubungkan titik-titik dalam pikirannya. "Apakah kau tahu siapa mereka? Apakah mereka bekerja untuk kerajaan lain?"
Wanita itu menggeleng. "Tidak, kami tidak tahu pasti. Mereka sangat hati-hati dan selalu menyembunyikan identitas mereka. Tetapi dari apa yang aku dengar, mereka sepertinya memiliki sumber daya yang besar dan jaringan mata-mata di seluruh kerajaan."
Elara merenung sejenak. Situasi ini lebih rumit dari yang dia bayangkan. Dia harus menemukan cara untuk menghentikan kelompok ini tanpa menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada rakyat yang tidak bersalah. "Baiklah," kata Elara akhirnya. "Aku akan membantumu. Tapi kau harus membantuku juga. Kita harus bekerja sama untuk menghentikan mereka."
Wanita itu mengangguk dengan penuh semangat. "Terima kasih. Aku akan melakukan apa pun yang kau butuhkan."
Elara tersenyum tipis. Ini adalah langkah pertama menuju misi yang lebih besar dan lebih berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan. Tetapi dengan informasi dan dukungan yang tepat, dia yakin bisa mengatasi segala rintangan yang menghadang.