Chereads / Bayangan Sang Pelindung / Chapter 3 - Pertemuan dengan Raja

Chapter 3 - Pertemuan dengan Raja

Elara tahu bahwa langkah berikutnya adalah mendapatkan dukungan dari pihak yang lebih berpengaruh. Setelah berhari-hari menyelidiki dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, dia menyadari bahwa untuk mengungkap jaringan mata-mata ini, dia harus berbicara langsung dengan Raja Veridia, Raja Alistair. Meski berisiko, Elara yakin bahwa Raja harus tahu ancaman yang mengintai kerajaannya.

Elara tiba di istana dengan menyamar sebagai pelayan istana, berkat koneksinya di dalam lingkaran pelayan. Dia menyelinap melalui lorong-lorong megah istana, menghindari perhatian para penjaga dan bangsawan. Ketika dia mencapai aula takhta, dia menunggu saat yang tepat untuk mendekati Raja.

Raja Alistair adalah pria paruh baya yang dikenal adil dan bijaksana. Namun, dengan ancaman musuh yang semakin mendekat, Elara tahu bahwa Raja harus segera mengambil tindakan. Ketika aula takhta sepi dan hanya ada beberapa pengawal yang berjaga, Elara menyelinap lebih dekat.

"Yang Mulia," kata Elara dengan suara rendah namun tegas, muncul dari bayangan. Para pengawal segera mengarahkan senjata mereka ke arahnya, tetapi Raja mengangkat tangan, menghentikan mereka.

"Siapa kau dan bagaimana kau bisa masuk ke sini?" tanya Raja Alistair, suaranya penuh kewaspadaan.

"Aku Elara, seorang pembunuh bayaran yang bekerja untuk kerajaan," jawab Elara sambil melepaskan tudungnya, menunjukkan wajahnya yang serius. "Aku datang untuk memperingatkan Anda tentang ancaman besar yang mengintai kerajaan kita."

Raja Alistair mengamati Elara dengan cermat sebelum memberi isyarat kepada para pengawal untuk mundur. "Bicaralah, Elara. Apa yang kau ketahui?"

Elara menceritakan semua yang dia ketahui tentang jaringan mata-mata yang mengancam kerajaan, bagaimana mereka memaksa pedagang untuk memberikan informasi, dan betapa berbahayanya situasi ini jika dibiarkan. Raja mendengarkan dengan seksama, wajahnya berubah serius seiring cerita Elara berlanjut.

"Ini adalah ancaman yang serius," kata Raja Alistair akhirnya. "Jika yang kau katakan benar, kita harus segera mengambil tindakan. Tetapi kita juga harus berhati-hati. Tidak semua orang di istana ini bisa dipercaya."

Elara mengangguk. "Aku setuju, Yang Mulia. Kita harus bertindak dengan hati-hati dan memastikan bahwa informasi ini tidak jatuh ke tangan yang salah. Aku siap membantu Anda dalam mengungkap jaringan ini."

Raja Alistair memandang Elara dengan penuh pertimbangan. "Baiklah, Elara. Aku akan mempercayaimu dalam misi ini. Kita akan bekerja sama untuk menghentikan musuh-musuh ini. Mulai sekarang, kau akan menjadi mata dan telinga kerajaan di luar sana."

Elara merasa lega mendengar keputusan Raja. "Terima kasih, Yang Mulia. Aku tidak akan mengecewakan Anda."

Raja Alistair tersenyum tipis. "Aku berharap begitu. Sekarang, kita harus segera menyusun rencana. Aku akan memanggil beberapa orang kepercayaanku untuk bergabung dalam pertemuan rahasia ini. Bersiaplah, Elara. Pertarungan ini baru saja dimulai."

Elara mengangguk dan menyelinap kembali ke bayangan, siap untuk langkah berikutnya dalam misinya. Dia tahu bahwa tantangan yang dihadapinya akan semakin berat, tetapi dengan dukungan Raja dan informasi yang dia miliki, dia yakin bisa mengatasi ancaman yang mengintai kerajaan Veridia.

Beberapa jam kemudian, Elara bersama Raja Alistair dan beberapa penasihat kepercayaannya berkumpul di ruang rahasia di dalam istana. Mereka merencanakan langkah-langkah berikutnya dengan teliti, mengatur penyelidikan dan operasi rahasia untuk mengungkap jaringan mata-mata. 

Saat malam semakin larut, Elara merasa semangat dan determinasi yang semakin kuat. Dia tahu bahwa dia telah memasuki pertempuran yang jauh lebih besar dari sekadar misi pembunuhan biasa. Ini adalah pertempuran untuk masa depan kerajaan, dan dia akan melakukan apa pun untuk memastikan kemenangan.