Chereads / Bayangan Sang Pelindung / Chapter 8 - Perjalanan Dimulai

Chapter 8 - Perjalanan Dimulai

Dengan bukti yang berhasil mereka kumpulkan, Elara dan timnya kembali ke istana untuk melaporkan keberhasilan mereka kepada Raja Alistair. Mereka melakukan perjalanan dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang mengikuti atau memantau gerakan mereka. Sepanjang perjalanan, Elara merasakan campuran perasaan lega dan kegelisahan. Meskipun mereka telah berhasil mengungkap ancaman besar, dia tahu bahwa perjalanannya baru saja dimulai.

 Sesampainya di istana, mereka disambut dengan rasa hormat oleh para penjaga. Raja Alistair telah menunggu di ruang tahtanya, dikelilingi oleh penasihat dan beberapa bangsawan. Ketika Elara, Kael, dan Lyra masuk, suasana ruangan menjadi hening.

 "Raja Alistair," kata Elara sambil membungkuk hormat, "kami berhasil mengumpulkan bukti yang Anda butuhkan."

 Raja Alistair mengangguk, wajahnya menunjukkan campuran kepuasan dan kekhawatiran. "Bagus, Elara. Mari kita lihat apa yang telah kalian temukan."

 Elara menyerahkan dokumen-dokumen itu kepada salah satu penasihat Raja, yang segera membacanya dengan seksama. Setelah beberapa menit, penasihat itu mengangguk kepada Raja dan memberikan ringkasan singkat.

 "Informasi ini sangat berharga," kata Raja Alistair. "Dengan bukti ini, kita bisa menangkap dan mengadili para pengkhianat di dalam kerajaan kita. Pekerjaan yang luar biasa, Elara, Kael, dan Lyra. Namun, aku khawatir ini hanya permulaan dari ancaman yang lebih besar."

 Elara mengangguk. "Saya setuju, Yang Mulia. Jaringan mata-mata ini mungkin hanya sebagian kecil dari konspirasi yang lebih besar. Kami harus terus waspada dan mencari tahu siapa yang berada di balik semua ini."

 Raja Alistair berpikir sejenak, kemudian berkata, "Saya ingin kalian memimpin tim khusus untuk menyelidiki lebih lanjut dan menghentikan ancaman ini dari akarnya. Kalian memiliki kepercayaan penuh dari kerajaan, dan semua sumber daya yang kalian butuhkan akan disediakan."

 Elara merasa tanggung jawab besar di pundaknya, tetapi dia juga merasa terhormat dengan kepercayaan Raja. "Kami tidak akan mengecewakan Anda, Yang Mulia. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kerajaan ini."

 Setelah pertemuan dengan Raja, Elara, Kael, dan Lyra berkumpul di sebuah ruangan kecil untuk menyusun rencana perjalanan mereka. Mereka memutuskan untuk menyelidiki beberapa lokasi yang disebutkan dalam dokumen yang mereka temukan. Tempat-tempat ini adalah markas dan titik pertemuan jaringan mata-mata di berbagai wilayah kerajaan.

 "Pertama, kita harus pergi ke wilayah utara," kata Elara sambil menunjuk peta. "Ada laporan tentang aktivitas mencurigakan di sana. Kita harus memastikan bahwa kita bergerak dengan cepat dan tidak menarik perhatian."

 Lyra mengangguk. "Pasukan saya akan siap dalam waktu singkat. Kita harus memastikan semua perbekalan dan peralatan dalam kondisi terbaik."

 Kael menambahkan, "Saya akan menggunakan kontak lama saya untuk mendapatkan informasi tambahan dan mungkin beberapa sekutu yang bisa kita andalkan."

 Malam itu, Elara duduk sendirian di kamarnya, memandang ke luar jendela. Langit malam Veridia tampak tenang, tetapi dia tahu bahwa di balik ketenangan itu, ancaman besar sedang mengintai. Dia mengambil kristal statusnya dan memeriksa kemampuan dan statistiknya sekali lagi.

 Status Elara

- Nama: Elara

- Kelas: Pembunuh Bayaran

- Level: 46

- HP: 1550/1550

- MP: 850/850

- Kekuatan: 125

- Ketahanan: 105

- Kecepatan: 155

- Kecerdasan: 115

- Keterampilan Khusus:

 - Penglihatan Bayangan (Lv. 5)

 - Serangan Senyap (Lv. 5)

 - Penetrasi Pertahanan (Lv. 4)

 - Penyamaran Tingkat Lanjut (Lv. 4)

 Elara merasa sedikit lebih kuat dan siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar. Dengan tekad yang bulat, dia bersumpah untuk melindungi Veridia dan mengungkap semua rahasia gelap yang mengancam kerajaan.

 Keesokan paginya, mereka berangkat menuju wilayah utara. Perjalanan itu panjang dan melelahkan, tetapi Elara dan timnya tetap fokus pada tujuan mereka. Mereka melewati hutan lebat, desa-desa kecil, dan pegunungan yang dingin. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke markas musuh.

 Selama perjalanan, Elara dan Lyra sering berdiskusi tentang strategi dan rencana serangan. "Kita harus memastikan bahwa kita selalu satu langkah di depan musuh," kata Lyra. "Mereka tidak boleh tahu bahwa kita sedang menyusup ke dalam jaringan mereka."

 Elara setuju. "Kita akan menggunakan semua informasi yang kita miliki untuk membuat rencana yang tak terduga. Kejutan adalah kunci kemenangan kita."

 Saat mereka semakin mendekati tujuan, Elara merasa ada sesuatu yang tidak beres. Intuisinya mengatakan bahwa mereka sedang diawasi. "Hati-hati, semua," kata Elara kepada timnya. "Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Kita harus waspada."

 Mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati, memperhatikan setiap gerakan dan suara di sekitar mereka. Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh serangan mendadak dari sekelompok musuh yang bersembunyi di pepohonan. Pertempuran sengit pun terjadi.

 Elara, Lyra, dan tim khusus berjuang dengan gigih. Serangan musuh datang dari berbagai arah, tetapi mereka bertahan dengan keterampilan dan keberanian. Kael, meskipun usianya sudah tua, menunjukkan bahwa dia masih seorang pejuang yang tangguh. Dengan pedangnya, dia melindungi Elara dan membantu mengatasi musuh-musuh yang mendekat.

 Setelah pertempuran yang melelahkan, mereka berhasil mengalahkan musuh dan melanjutkan perjalanan. Elara tahu bahwa ini adalah tanda bahwa mereka semakin dekat dengan markas musuh. "Kita harus lebih waspada lagi," katanya. "Mereka tahu kita sedang datang, dan mereka akan melakukan segalanya untuk menghentikan kita."

 Dengan tekad yang semakin kuat, Elara dan timnya melanjutkan perjalanan mereka menuju markas musuh. Mereka tahu bahwa ancaman besar menanti di depan, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka memiliki kemampuan dan keberanian untuk menghadapinya. Perjalanan mereka baru saja dimulai, dan Elara bertekad untuk memastikan bahwa bayangan pembunuh akan menjadi pelindung yang tak tergoyahkan bagi kerajaan Veridia.