Chereads / Memburu hasrat 3 Bidadari / Chapter 3 - Malam ke dua

Chapter 3 - Malam ke dua

Aku bangun tidur agak telat, saat mata ku terbuka, Tante ku sudah keluar dari kamar mandi, mengenakan kimono biru nya,

Matanya menatap aku lembut senyumnya selalu berjuta makna

" Selamat pagi, Aa.." sapanya dengan suara lembut , aku hanya tersenyum membalasnya, mata ku mengawasi setiap gerakan nya, badan ini masih terasa lemas untuk sekedar bangun dari tempat tidur, dia berjalan ke arah lemari pakaian, memakai CD, melepas kimono bagian atas untuk mengenakan bra nya, kali ini dia membebaskan aku menonton seluruh kegiatan rutinitas paginya,

" Malu deh kalo di liatin kamu, tapi seneng " komentarnya seperti sedang berbicara sendiri, aku hanya senyum, selanjutnya dia mengenakan lotion, di kedua kakinya dari ujung kaki sampai kepangkal paha, tangannya dari telapak sampai ujung tangan, matanya selalu mengawasi ku sambil senyum, bra warna putih berenda dan berbahan transparan di beberapa sudut senada CD nya berpadu kuning Langsat tubuhnya yg bermandikan cahaya pagi, terasa sempurna sosok Tante ku ini. selanjutnya ia memakai seragam dan duduk di belakang meja rias sambil melukis wajahnya, terakhir lipstik menyentuh bibirnya dan sentuhan sisir pada rambut, Tante ku tampil beda, aku mengagumi dia sebagai sosok yg cantik, sexy, pandai bercinta, perhatian juga pintar, wanita sempurna, sebelum pergi dia menghampiri aku,

" Aku pergi ya, jangan lama-lama liatin aku, nanti kangen loh " dia mengecup kening ku setelah dia pergi, aku segera mandi dan keramas, tak mau lagi aku coli, sekarang bisa di bantuin sama Tante.

Aku keluar kamar, ternyata baru jam 7 pagi, aku ke kamar mama, kulihat ga ada Putri dan Rio di kamar itu hanya ada mama masih berselimut, aku menanyakan putri, mama bilang putri bobo di tempat Ica, aku segera ke atas ke kamar Teh Ica, sempet ngelongok ke kamar Teh Oca, ternyata Rio tidur di sini, aku lanjutkan ke kamar Teh Ica aku buka pintunya Teh Ica sudah bangun tapi tetep bersandar di tempat tidur sambil buka HP, Teh Ica melihat aku dan memanggil dengan melambaikan tangan, setelah dekat mengisyaratkan jari di tengah bibirnya,

" Jangan berisik, putri masih tidur " pesannya, Ica menyuruh ku duduk di sebelahnya pagi ini Ica mengenakan tang top biru tanpa bra, dan celana super pendek warna biru muda.

" Kamu udah mandi ya, anget ih badannya, peluk aku dong, aku ke dinginan " Ica berbicara sambil berbisik dan aku merangkul Ica kepalanya dia letakan di dada ku, kakinya menjepit satu kaki ku menempelkan tubuhnya ke tubuh ku, pahanya bergesekan dengan kulit ku seperti ada yg terkena setrum aku makin hangat. Ica bercerita kalo sore nanti temen kampusnya ngajak bukber, dia mau Dateng tapi ga punya pasangan, aku tanya

" Pacar teteh kenana? "

" Udah 3 bulan yg lalu putus" jawab nya

" Kamu mau ga temenin aku " sambungnya

" Mau, tapi kan harus jemput Tante Ine di kantor " kilah ku

" Engga apa-apa sempet kok , acaranya di Dago deket." Jawab Ica

" Ya udah..hayu " hmmm kencan dengan Bidadari lagi nih dalam hati ku semangat.

" Bener nih kamu mau, kalo mau aku bayar sekarang??, Ada acara sama papa mama ga hari ini? " Ica coba konfermasi.

" Engga ada Teh, kalo pun ada aku bisa batalin, aku mending pergi sama Teteh " meyakinkan Ica,

" Asiiik , pergi sama pacar baru " Ica langsung chat temennya dan transfer terus dia cium pipi aku.

" Makasih ya sayang..." Ica memeluk tubuh ku lebih erat.

" Iiih. Ada bayarannya, engga gratis " ledek aku.

" Tenang aku traktir" jawab Ica

" Engga mau traktir makan" jawab aku

" Terus maunya apa??" Sambil Ica menengok ke arah wajah ku

" Aku mau nonton di BIP "

" Boleh, siapa takut "

" Berdua aja " tambah persyaratan aku

" Iya lah "

" Deal ??"

" Iya deal."

" Makasih ya Teh.."

" Nanti makasih nya, persyaratan pertama aja belum "

" Iya aku temenin teteh "

" Eh jangan lupa, jadi pacar jangan panggil teteh loh " sambil Ica menatap ku serius

" Iya iya, makanya sekarang latihan dulu " jawab ku senyum-senyum.

" Latihan gimana?? " Tanya ica sambil bingung liat aku.

" Aku panggil kamu sayang ya dari pagi ini

" Iya sayang...kamu puasa engga hari ini?

"Niatnya Puasa, tapi semenjak masuk kamar ini kayanya bakal batal deh" goda aku

" Kenapa??" Muka Ica berubah aneh

" Abis di pelukin kamu, di tambah di cium juga kan aku jadi gimana gitu..."

" Iiih..puasa tuh harus bisa menahan hawa nafsu " Ica ga mau di salahin, sambil niat nya mau nyubit perut eh malah kena... Kita ketawa bareng sambil tutup mulut, karena ada Putri masih tidur.

Menjelang jam 3 sore aku udah rapih jeans hitam dan kaos Metallica, sepatu boot hitam. Aku mau tampil dewasa di depan temen temen Tante Ina, aku duduk di teras nunggu Oca,

" Iiih..serem banget kaya anak punk " Oca memperhatikan tampilan ku dari atas dan ke bawah.

" Emang mau kemana lagi, setelah jemput Teh Ina?? " Selidik Oca

" Iiih kepo deh teh Oca, kan biar kalo temen teteh liat, wuih..Oca udah punya pacar.." sambil aku samperin Oca dan gandeng pundak nya. Oca cuma senyam senyum dan geleng-geleng kepala.

" Nih bawa motornya " Oca kasih kunci motor ke aku.

" Beneran boleh " tantang aku.

" Emang siapa yg larang??" Selidik Oca

" Papa " jawab ku singkat. Oca ga banyak komentar langsung ambil motor dan siap jalan, aku berusaha nego, untuk ganti supir di jalan, Oca ga mau, sampe pulangnya aku yg bawa, Oca tetep ga kasih, aneh tadi nawarin...gerutu aku.

Sampe di parkiran aku ijin mau ke ruangan Tante Ina, Oca bilang dia mau ke kantin aja, aku pergi sendiri ke atas, sebelumnya ijin sama satpam, dia bilang " udah tau kan ruangannya" aku ngangguk dan langsung ke lantai 3, aku basa basi sama temen-temen Tante yg liatin aku, pintu aku ketuk 3 kali. Dari dalam terdengar suara Tante

" Iya masuk.."

" Selamat sore Bu, aku membungkuk "

" Sore " Tante ga langsung liat aku, sekedar menjawab saja. Aku diam di pintu senyum liat Tante. belum ada jawaban lain, dia penasaran dan menoleh ke arah ku, matanya langsung berbinar.

" Iiiihhh ..sayang, ngerjaiin aku ya." Tante langsu nyamperin aku, dan diam satu meter dari aku, dia diam dan perhatiin aku dari atas sampe bawah..

" Hmmm.. kamu macho banget " puji Tante

" Makasih. " Dia langsung peluk aku dan berbisik lirih,

" Jangan macem- macem ya, ada CCTV nya di ruangan ini " aku hanya mengangguk saja, dan duduk agak jauh di ruang tamu menghadap ke meja Tante Ina.

" Kok di situ duduknya??, Jauh amat "

" Sini aja ah.." jawab ku,

" Ya udah bentar ya.." Tante Ina, langsung kembali ke meja, agak lama ada tamu ketuk pintu,

" Ya masuk.." jawab Ina,

Yang datang membuka pintu perempuan berambut coklat pendek, body nya kurus tapi berisi, size dada lebih kecil sedikit dari Ina, pinggul kecil, pantat ga kalah bersaing sama Tante ku, seragam sama dengan Tante, merasa aku liatin dia menunduk sopan, aku senyum aja. Langsung ngobrol sama Tante Ina, dan aku liat mereka berbisik-bisik, sambil Mesam mesem ber dua aku, pasang muka cuek sambil liat hp,

" Aa.. sini, kenalin Temen aku,." Tante Ina memanggil aku. Aku langsung bangkit dan menghampiri mereka.

" Namanya Mona.., Mona ini Daniel.." Tante Ina memperkenalkan aku ke temannya.

" Hay... " Sapa aku, sambil menjabat tangan nya.

" Hay.. kamu engga tinggal di Bandung ya?? " Tanya Mona, sambil senyum manis

" Engga, " jawab aku singkat aja.

" Ini loh pacarnya mas Boy, yg semalam kita ketemu di ciwalk" jelas Tante pada aku, langsung wajah ku berubah dingin membayangkan wajah cowok itu.

" Kamu udah ketemu sama Boy semalam? " Tanya Mona.

" Udah " wajah ku jadi ga mood ngobrol.

" Tunggu sebentar ya Aa, bentar lagi beres " Tante Ina menyelamatkan percakapan kaku itu. Aku balik ke tempat duduk tadi, aku sempet liat Mona membelakangi ku dan menatap Ina, sambil monyong bibirnya dan menggoyang-goyangkan kepalanya, entah pertanda apa, aku engga peduli, nama cowok itu bisa cepat merubah mood ku dengan cepat.

Aku dengar mereka sempet senyum-senyum dan saat lewat pamit Mona sempet melihat aku,

" Duluan ya Daniel.." Mona senyum

" Iya.." jawab ku sambil senyum juga.

Beberapa menit kemudian Tante Ina sudah siap pulang, sambil menggandeng tangan ku, di jepit di dadanya, tinggi aku dan Tante Ina hampir sama hanya saat pake high heels Ina tampak lebih tinggi, seperti biasa banyak ledekan nakal yg hanya berdehem atau set set.. aku diam, dan sepertinya Tante Ina mampu membaca raut wajah ku, dia tak banyak bicara hanya melambai ke temen- temennya. Di luar dia mencubit lengan ku,

" Udah atuh jangan cool gitu, aku takut " protes Tante Ina, baru mau aku senyum lewat di hadapan aku motor Kawasaki classic hitam, Tampak wajah Mona, berboncengan dengan seseorang, yg duduk di depan belum aku dapat liat, saat dia naikan kaca helemnya baru aku Tau, Boy lelaki itu

Tante Ina memeluk aku lebih dekat dan menyandarkan kepalanya di pundak ku sambil dada- dada ke arah mereka, aku senyum dan mengangguk ke Mona, ada isyarat yg Mona berikan ke Tante Ina, lewat ekspresi wajahnya, aku masih belum tau.

Aku mencari motor Oca, kok ga ada??

" Kita naik grab aja ya." Seolah Ina menjawab pertanyaan aku.

" Kemana teh Oca " tanya aku ke Tante Ina.

" Tadi aku suruh pulang , aku mau bareng kamu aja berdua " wajah Tante udah mulai normal dan penuh surprise. Aku cuma senyum dan menggenggam jemari Tante. Sambil menunggu grab car dateng, aku sampaikan niat ku pergi sama Ica.

" Aku rencana mau Anter Ica bukber malam ini, boleh engga?? " Aku merasa harus ijin sama dia, aku udah merasa Deket lebih personal sama Tante ku yg cantik ini.

" Engga boleh.." jawab tegas Tante Ina.

" Ya udah" aku merasa semua harus ijin sama Tante selain dia yg paling besar, dia juga sayang sama mereka. Wajah nya berubah lagi sambil senyam senyum genit.

" Engga apa-apa sayang.. kasihan Ica mau pergi tapi malu, belum punya pacar lagi, dia cerita kok sama aku, kan aku yg saranin ajak kamu aja.." mukanya senyum genit, aku kaget denger ceritanya.

" Bener ide Tante?? " Dia langsung tutup mulut aku, sambil pura-pura melotot,

" Sayang..bukan Tante!! " Protes dia.

Ada mobil grab datang, kita langsung naik, di jok belakang dia terus nempel ke tubuh aku, dan menyandarkan kepalanya di pundak aku, hasrat ku berdesir, aku kecup keningnya, dia menghampiri wajah ku, aku mengecup bibir nya lembut, dia pegang pipi aku dan mengecup mesra bibir aku. Aku peluk dia, tangan ku melingkar di pinggangnya, ingin rasanya mencumbu dia di mobil ini, sepertinya dia tau keinginan aku dari tatapan mata ku yg berbinar menunjukan hasrat besarku, di menggelengkan kepala, ada hembusan nafas kekecewaan dari aku, dia memegang paha ku dan berbisik mesra.

" Nanti malam aja yah, di kamar. aku tungguin kamu " dia senyum manis. Meluluhkan hati ku, Sepanjang jalan dia tak pernah lepas mendekap aku.

Sampai di rumah, Ica sudah duduk di teras, Tante tanya mau pergi pake apa? Ica maunya pake motor biar bisa pulang kapan aja engga usah nunggu, papa denger dan nawarin pake mobilnya, tapi Ica yg bawa, ga boleh Daniel. Syarat dari papa, Ica beradu pandang dengan Tante Ina.Seolahminta persetujuan atau minta pendapatnya,

" Udah anaknya di pinjem, mobilnya juga, hmmm bahaya.. " Tante memandang papa

" Engga apa apa Lina, sekalian ajak main Daniel,dari pada sama laki melulu mainnya "

Papa merasa ini moment bagus menyatukan anak mereka sama sodara-sodaranya,

" Terserah Ica, hati-hati jangan pulang malem-malem pesen Teteh mah " Tante Ina berkomentar sambil memandang Ica dengan sayang.

" Nih..kuncinya, Lina " papa menyerahkan ke Tante, karena posisi Tante lebih dekat ke papa, dan Tante kasih ke Ica,

" Hati-hati ya.." pesen Tante Ina ketika kita mau siap berangkat,

" Iya ," jawab kita kompak .

Ica berpenampilan anggun sore itu, rok jeans sepanjang tumit berwarna gelap, dan kemeja planel warna senada, agak terlihat ketat, membentuk busungan dada makin terlihat indah, sepatu sneakers Bersol rendah, aku mengimbangi gaya Ica hanya dengan menambahkan kemeja planel tanpa aku kancing, membalut setelan hitam-hitam yg sore tadi ku pakai, Ica ada di balik setir mobil, papa belum memperbolehkan aku membawa mobil atau motor, menurut papa umur orang yg boleh membawa kendaraan adalah kelas 2 SMA, aku masih menunggu setahun lagi, aku selalu mendekatkan tubuh ke Ica, sambil memandangi dia tampak cantik rambut pendek hidung mancung khas Asia, seperti gadis Thailand, wajahnya tampak kecil dengan dagu runcing mata bulat bibir tipis alisnya tampak rapih tipis make up tampak natural tipis hanya bibir tampak berwarna merah gelap selalu terlihat manis ketika serius, marah atau tersenyum kulit putih mulus.

" Apa sih..Aa, dari tadi ngeliatin aku aja " raut muka cemberut manja.

" Teteh cantik, malam ini " aku bingung mau bilang apa, ternyata di sadar sedang aku teliti wajahnya.

" Teteh??!! " Ica melotot ke arah aku

" Eh..Ica, eh kamu, maksud aku " lupa aku engga boleh panggil teteh sore ini sampai malam nanti.

" Ngeledek aku ya!, " belum juga keluar senyumnya Ica

" Beneran, aku jujur, " tangan ku menyentuh pipinya , dagunya dan merapihkan rambut ke belakang telinganya dan mengelus rambutnya di atas kepalnya.

" Makasih..sayang " dia tersenyum menoleh ke arah ku sejenak kembali ke depan lagi. Jari ku turun ke lehernya mencengkram lehernya lembut, di sentuhan ku ada getaran lain, sepertinya Ica merasakan dia menggigit bibir bawahnya tampak menahan sesuatu rasa yg timbul, justru itu membuat ku bersemangat menggodanya, jari ku menari menelusuri leher dekat telinganya.semakin keras dia menggigit bibir bawahnya.

" Aku boleh cium engga " suara ku keluar pelan meminta ijin.

" Hah...apa? " Tanya Ica sambil menatap sekilas wajah ku. Aku hampiri pipinya perlahan dan menciumnya lembut dan membisikan di telinganya, sengaja bibir ku menyentuh telinganya

" Aku boleh cium kamu engga??" Ada suara desahan seperti suara orang kepedesan dari mulut Ica keluar.

" Bisa engga sihhhh..., jangan ganggu aku dulu " pandangan matanya sendu dan wajah nya tampak menahan gejolak

" Abis sepi, kamu diam aja "

" Ya nyalahin musiknya, bukan gangguin aku, dimana - mana ijin dulu baru cium, ini udah nyium baru ijin..aneh." mukanya cemberut. Aku suka liat wajahnya kalo begini, makin imut, Ica tuh type cewe manja tapi di didik mandiri sama Ninik dan Aki juga Tante Ina, jadilah cewe manja yg mandiri.

Sambil aku nyalahkan CD musik punya mama, kumpulan lagu-lagu romantis yg isinya Celine Dion, Mariah Carey, Whitenie Houston, George Michael dan lain-lain.

" Udah romantis nih..tinggal pacarannya " ledek aku sambil mendekati dia, Ica malah menjulurkan lidahnya ke arah aku, seperti anak kecil yg ngeledekin musuhnya, aku tersenyum, tangan ku tetep di lehernya, turun ke balik kerah baju dan masuk menyentuh pundaknya mengelus nya, terasa tali bra-nya .

" Iiih lidahnya lucu, coba keluarin lagi aku mau gigit, boleh engga " makin meningkat birahi ku

" Aaaaaa... Bisa diem dulu engga mulut sama tangannya.. iiiihhhsssshh Nakal bangettttsss" Ica protes. Dari nada suaranya terdengar berbeda.

" Aa, kalo begini terus terus, aku ga bisa konsen nih bawa mobilnya.." ancam Ica

" Kenapa??? " Aku menoleh serius

" Bikin basah, tauuu.." dia melotot ke arah aku, mendengar itu aku agak bingung sebentar, mencerna ucapannya baru aku sadar dan terbahak-bahak tertawa lepas.

" Iiih dasar ..malah ketawa lagi "

" Boleh liat basahnya ga?? "

" Aa AAAAA, bisa diem aja engga?! " Ica protes.

" Terus aku ngapain?? " Tanya ku

" Ngapain kek, terserah " jawab dia cepat

" Ica, kalo di film- film yg aku tonton ya, kalo pacarnya naik mobil, gini nih seharusnya " tangan ku menyentuh pahanya dan terus bergeser ke arah paha bagian dalam dekat selangkangannya. aku mendiamkan tangan ku di situ.

" Iiiihhhh... film apa sih yg Aa tonton " tangan Ica menahan tangan ku tapi tak melarang, satu tangan masih pegang setir.

" Film berantem " ucap ku nyengir

" Berantem apa?? "

" Cara berantem di kasur. " Senyum aku

" Iiidiiih si Aa udah mulai Nakal, aku bilangin Papa ah " ancam Ica, aku tak peduli, karena yakin Ica tak akan bersungguh-sungguh, tangan ku mulai meremas pahanya.

" Aa...iiih geli tau " wajahnya kini memelas menatap ku, kembali di mencengkram tangan ku kembali, tetap tidak melarang akhirnya tangannya kembali ke setir mobil lagi.

" Ica, udah basah belum? " Bisik ku dekat telinganya sangat dekat aku berbisik.

" Iiih Kamu mah..emang sengaja ya, pokoknya kalo sampe aku beneran basah, aku bilangin sama Teh Ina, liatin aja" Ica coba mengancam aku dengan berbagai cara. Aku tertawa, tapi repot juga kalo beneran dia ngomong, bisa engga jadi dapet jatah malam ini.

aku menarik lagi tangan ku, kembali ke leher dan memainkan jari ku di situ.

" Lagian.. iseng banget sih tangannya "

" Eh Ca, kancingnya di buka 2 ya...biar rada sexy, keren tau, aku suka deh liatnya " sambil aku perhatikan kemejanya dan merapihkan posisi pundak dan kerah kemejanya.

" Kalo 2 keliatan atuh..." Cegah dia

" Nanti kerah nya di kebelakangin jadi tetep tinggi "

" Engga ngerti di gimanain " Ica menoleh ke arah aku, minta penjelasan.

" Gini nih " tangan ku membuka kancing kemejanya dua buah yg posisi atas, terlihat Ica mengenakan Bra hitam yg sexy, aku menikmati sesaat, lalu menarik kerah ke belakang tampak pundak nya yg putih mulus. Dia melihat sebentar ke arah dadanya.

" Kayanya terlalu sexy deh Aa " protes Ica

" Satu aja deh " kembali aku mengancingkan kemejanya satu, dan merapihkan posisi kerah kemejanya,

" Gimana ??? " Aku minta pendapatnya

" Kalo menurut Aa gimana?? "

" Aku suka liatnya, dan masih sopan kok" komentar ku.

" Ya udah gini aja, kalo menurut Aa bagus "

Aku mencium pipinya,

" Ini cuma ke Dago, jaraknya pendek kamu udah berapa kali tau gangguin aku, udah ciumin aku berkali-kali, ke bayang kalo harus satu mobil sama kamu ke luar kota " protes Ica, aku kembali tertawa lepas, membayangkan perjalanan jauh bareng Ica.

" Tapi bagus Ca, kemejanya di gituin, beneran "

" Iya iya... Makasih ya, bentar lagi sampe, udah kamu diem jangan macem-macem " Ica membelokan mobil dari jalan Dago ke arah Sulanjana, dan belok lagi di jalan pertama ke kiri, kalo di terusin ini ketemu taman Dago 234.ica parkir di salah satu cafe di situ,

" Yuk " ajak Ica keluar

" Aku lebih suka berdua sama kamu aja di sini " jawab ku males keluar.

" Iiiih..jangan gitu dong, bentar aja, nanti kita jalan lagi muter-muter Bandung " janji Ica pada ku.

Suasana lumayan ramai tapi tidak terlalu penuh, di ujung meja panjang, 3 perempuan melambaikan tangan hampir bersamaan saat melihat Ica, Ica melepas rangkulannya dan balas melambai, semenjak turun dari mobil tangan ku di peluk ke dadanya sambil sesekali dia mencubit lengan ku saat aku berfantasi tentang dirinya, aku di kenalkan ke 3 teman nya itu, sarah gadis keturunan Arab mata bulat hidung mancung, senyumnya menggoda, Tasya muka bulat bersih dengan mata sayu ciri gadis Priangan yg gemulai dan cantik senyumnya manis, Prita gadis sintal yg sexy semua perabotannya tampak penuh, menyadari itu, baju ketat pilihannya dan celana ketat membentuk sempurna body nya, senyumnya genit, sorot matanya tajam, aku lebih banyak diam bicara seperlunya dan selalu memandang Ica sambil senyum, banyak pasang mata seolah bertanya siapa aku, kuliah di mana?? Sudah berapa lama pacaran sama ica? Aku tak peduli, syukur tertolong Adzan, aku dan Ica mulai menikmati makanan, kulihat ada juice jeruk ke gemaran Ica, di sudut ruangan langsung aku ambil 2 gelas, kuberiakn pada Ica, karena aku tau dia paling suka juice jeruk, semakin asam semakin dia suka, makanya badan Ica tak banyak lemak, ica senyum menatap ku, sambil mencubit tangan ku, karena ke dua gelas itu aku berikan buat dia, dia membisikan di telinga ku. " So sweet " aku hanya tersenyum.

" Ca, aku mau ngerokok ya di depan " aku berbisik di telinganya.

" Emang Aa boleh ngerokok sama papa?? " Ica menatap ku ragu.

" Engga , tapi aku mau "

" Aa.. nanti papa tau gimana? " Ica khawatir

" Kan cuma kamu yg tau "

" Aa...iiiih " muka Ica khawatir

" Udah tenang aja " sambil aku mengecup kening dia, menenangkan dia, wajah Ica masih khawatir, menatap ku berjalan ke luar

"Aa.." Ica memanggil ku, dan mengacungkan jari telunjuknya .maksunya 1 batang aja, aku mengangguk dan mengacungkan satu jari, sambil berkata bungkus tanpa suara, hanya gerak bibir. Ica memasang muka ngambek sambil menghentakkan dua kaki nya ke lantai. Aku pergi sambil senyum.

Aku menikmati kesendirian ku, sebenarnya aku tidak suka pesta,apalagi banyak orang, Lagi asik ngerokok, menjelang batang yg ke tiga, Ica datang, sambil senyum-senyum, menghampiri ku,

" Tau engga Aa, waktu kamu ambilin juice buat aku, mereka ngeliatin kita, saat aku cubit tangan kamu, dan kamu berbisik sampe kamu cium aku dan pergi ngerokok, mereka tanya-tanya kepo ngobrolin apa sih, mesra banget, udah berapa lama sih pacarannya, kalo Pretty sama Sara bilang kayanya kalian jodoh deh, keliatan romantis dan kompak. " Ica mukanya memerah menceritakan itu semua, kita ketawa bersama, sambil Ica menggenggam tangan ku, dan aku bilang di telinga Ica, padahal kita ngomongin ngerokok, kita makin tertawa lepas, sampe Ica memukul- mukul dada ku. Selesai itu dia memaksa aku untuk udah ngerokoknya dan ngajak pamit ke dalam, aku merangkul pundak nya, Ica merangkul pinggang ku, mendekati meja teman-temannya aku melepas rangkulannya. mereka senyum- senyum ke Ica, aku ikut pamit, Pretty datang dari belakang kita, dan menatap ku tajam dengan senyum menyelidik, aku tak peduli. Dan langsung balik ke parkiran.

Sepanjang perjalanan, Ica menceritakan pendapat teman-temannya tentang aku, semua dia ceritakan bersemangat, aku mendengarkan sambil senyam senyum, ku lihat ada sebuah kebahagian di binar matanya. Aku menggeser duduk ku, mendekatkan tubuhku ke dia, tangan ku kembali menjalar di wajahnya, merapihkan rambutnya, mengelus kepalanya, sambil dia bercerita ini dan itu, aku mengelus pipinya dan memasukan anak rambut ke sela daun telinganya, memainkan jemari ku menggerayangi pundak dan masuk kedalam kerah kemejanya, menyentuh tali branya, makin masuk ke dalam lagi aku bisa menyentuh bra bagian belakang nya, dan mengelus-elus pundaknya. Dia terdiam seketika, menahan nafas menggigit bibir bawahnya.

" Shhhh iiiiihhhh, mulai nakal lagi tangan kamu " Ica mendesah tertahan

" Kan udah boleh basah, Ica sayang..." Jawab aku.

" Siapa yg bilang, aku lagi nyetir Aa aaaaa"

" Aku mau muter- muter yg jauh " pinta aku

" Iya.. " jawabnya singkat

Kembali aku merasakan bra nya, sepertinya akan mudah kalo aku lepas. Aku coba menariknya.

" Aaaaaa Aa, jangan "

Aku mengurungkan niat itu, aku harus bisa masukin tangan ke dalam kemejanya,

" Kemejanya, aku keluarin ya.. " aku minta ijin ke Ica, dia hanya mengangguk pelan, setelah keluar dari roknya, sekarang aku bisa memasukan tangan ku, menyentuh perutnya, Ica diam saja, hanya matanya yg berbicara dan deru nafasnya berubah, menggigit bibir jadi semakin sering. Puas dengan perut aku naik menyentuh bra-nya, mengelus, Ica menarik nafas panjang matanya makin nanar tak berani menatap ku aku semakin agresif, ku remas dadanya yg masih mengenakan bra juga coba mencubit puting nya dan berhasil

" Aaaaggghhh.. " desahnya tertahan, makin aku terangsang mendengar desahan itu, aku masuk ke balik bra-nya dan mencari putingnya, ku cubit perlahan beberapa kali

" Daaaaahhniiiel.." suaranya lirih

" Aku buka ya sayang bra kamu " pinta aku

" Emang bisa, matanya menatap ku lirih " Ica memajukan pundaknya, aku meraih kaitan nya, satu langsung terlepas tinggal dua, dengan sekali gerakan kaitan bra terlepas, Ica mulai tegang sambil coba tersenyum aku pindah tangan ke depan masuk tangan ku dan bisa menyentuh penuh buah dada Ica yg mulai mengeras, aku coba menyentuh ke dua dada itu,bergantian. meski agak terganggu dengan ada nya bra, saat mobil ber belok ke kiri di simpang dari jalan Dago, Ica menghentikan mobil sebentar, iya melepas bra dengan cepat tanpa melepas kemejanya, aku mengambil bra itu, dan lanjut jalan lagi ke arah Babakan siliwangi turun dan menanjak ke cimbeuleuit terus berbelok ke kanan masuk ke arah cimbeuleuit atas..tangan ku entah sudah beberapa kali meremas mencubit putingnya semakin keras dada itu, tak ada satu kata pun keluar dari mulut Ica, selain desahan dan tatapan nanar ke aku, menandakan birahi dia sudah memuncak, kali ini selain dada satu tangan ku mulai menyentuh paha bagian dalamnya mendekati gundukan vaginanya, tubuh ku makin merapat tangan kanan memainkan dadanya yg mulai kenyal dan hangat, tangan kiri mencoba meraba dan mengelus gundukan vaginanya paha Ica terus bergerak-gerak menjepit dan melepaskan tangan ku, saat ada lampu merah, kempatan itu di ambil oleh Ica untuk menarik roknya ke atas, agar aku bisa memasukan tangan ke dalam roknya. Aku langsung menyentuh nya hingga masuk ke dalam CD Ica, dia mendesah panjang, ku rasakan permukaan vagina Ica sudah basah penuh lendir pelumas, ku gesek-gesekan jari tengah ku, aku tak berani memasukan jari ku ke dalam, takut Ica masih perawan dan aku merusaknya. Aku mulai mencubit lubang pipisnya, Ica mengerem mendadak, aku kaget, begitu juga Ica, untung kosong jalur malam itu, kita putuskan untuk parkir di sisi jalan, kita pindah ke jok belakang, aku hanya akan melakukan peting tidak ML, aku buka kancing bajunya aku jilati puting dan meremas payudara indahnya aku suka sekali bentuknya putingnya masih kecil, aku menjilati dan menghisapnya, sambil aku melakukan gerakan ML, menurunkan jeans ku dan langsung menggesek gesekan penis ku ke celah vagina Ica, roknya aku angkat ke atas CDnya yg basah aku tempelkan penis ku yg mulai tegang keras siap menyerang dengan menurunkan jeans ku juga boxer ku, Ica memeluk aku erat dan menekan pantatku lebih ke dalam, beberapa saat Ica merintih, panjang.. dan kakinya menegang, aku mempercepat gerakan ku, Ica memeluk ku erat sekali, aku merasakan getaran sesuatu keluar dari Ica, berbeda beberapa detik aku pun ikut keluar, hingga loncatan sperma ku mengenai CD dan sedikit Rok Ica, aku lemas terkulai di sebelah Ica, Ica memeluk aku dan mencium aku.tanganya memegang penis ku, sambil menatapku mesra, tanganya tak henti mengelus dan mengurut penis ku mesra.

" Makasih ya Aa.." aku tak paham apa makna makasihnya, tapi tak berani bertanya dan aku berbisik di telinganya,

" Ica aku sayang kamu.." dan itu tulus aku menyayangi nya.kebih besar sayang ku padanya dari pada nafsu ku.

" Ica juga sayang Aa Daniel " dia memeluk aku erat,

"Aa..ini besar banget, aku mau" rengngek Ica, menatap ke arah penis ku, terserah kalo memang dia yg mau, kalo aku tolak pasti menyakitkan hatinya. Aku udah pasti mau ML sama Ica

Ica melepas kan CD nya tanpa melepas rok nya, Ica mengurut dan menyentuh lubang dan kepala penisku, yang sudah siap lagi, aku buka semua kancing kemejanya, ku buat jok belakang lurus hingga Ica bisa tiduran, perlahan aku coba masukan agak sempit kepala ny aku gesek-gesekan di lubang itu, dan mencoba lagi masuk masih agak sulit, rasanya Ica masih perawan, tapi tak mau melepas kesempatan aku coba tembus dan masuk sempurna.

"Aaaaaahhhhhhh... Uuuuhhh enak Aa " rintih Ica. Rupanya sudah tidak perawan tapi belum pernah ada yg masuk melebihi punya ku, terasa enak dan sempit

Aku mulai menikmati Penisku terurut dengan vaginanya, aku coba meningkatkan ritmenya, Ica dengan cepat mencapai klimaks nya, iya merintih lirih dan panjang.

"Aaaaaahhhhhhh.. sayang, aku ga tahaaaan... uuuuhhhh sssshhh.." giliran aku, maka aku buat Ica menungging dan aku masukan dari belakang hentakan itu di sambut Ica dengan jepitan yg entah bagaimana iya melakukannya, setiap aku, tarik seperti ada cincin yg menjepit punya ku. Luar biasa Ica punya teknik yg mampu membuatku akan selalu ketagihan bercinta dengannya, aku percepat gerakan, aku tak kuat lama langsung berdenyut penis ku,

"Aaaggghhhhh..sayang " aku keluar, masih saja Ica menggoyangkan pinggulnya perlahan seolah mengurut penisku, aku terkulai memeluk Ica dari belakang, menggenggam dada Ica yg mulai kembali lembut, aku mencabutnya dan duduk di sebelah ica menjatuhkan tubuhnya ke pelukan ku, kita kelelahan dalam diam, hanya nafas yg mulai perlahan kembali normal, Ica mencium aku dan tersenyum penuh arti. Sambil bangkit mencari bra nya, ternyata ada di jok depan.

Aku bantu merapihkan dirinya me masang bra, sebelumya aku mencium bra itu, menarik nafas panjang, Ica memperhatikan dan tersenyum lalu mencubit pipi ku,

" Iseng banget sih, bau keringet tau."

" Aku suka aromanya , nanti kalo aku pulang ke Jakarta, aku mau punya CD dan Bra kamu, yg bekas kamu pake saat ML sama aku." Dia senyum dan menganggukan kepala, aku lanjut membantu ica mengelap paha dan CD yg kena sperma aku juga rok nya, bagian dalam

" Maaf ya sayang, jadi kemana-mana, " sambil aku menatap wajahnya, Ica membalas tatapan ku dengan lembut dan mencium bibir ku.

" Tapi aku suka, dan mau terus." Sambil Ica mengeringkan matanya genit.

" Iya , sayang. aku akan lakukan lagi " ku kecup keningnya dan mulai memakai jeans ku lagi, Ica membantu mengancing kan lalu sangat hati-hati menarik retsletingnya, membantu ku memakai kaos juga.

Saat ku rapihkan rambutnya, dia senyum manja dan memeluk ku erat agak lama, kita pulang setelah itu

Sampai di rumah, kita jam 10:12 malam, sebelum aku membuka pagar, untuk ke sekian kali aku mencium Ica, dia membalas ciuman aku.

" Udah iiih..nanti ada yg liat " sambil tangan Ica menggenggam erat jenari aku, aku balas meremas tanganya.

Aku berjalan perlahan ke arah kamar Tante Ina, membuka pintunya pelan karena sebelah kamar Aki dan Ninik, aku liat Tante sedang duduk menyandar di sisi tempat tidur di tangannya ada sebuah novel tebal. Kali ini Tante pake hotpan super pendek warna abu-abu terang dan tampak jelas gundukan di tengahnya berbelah jelas, aku curiga tanpa CD, kaos tanktop warna putih tipis terlihat putingnya, dia tersenyum melihat aku datang, dan melebarkan tangannya minta di peluk, aku langsung memeluknya mencium bibirnya mesra dan menekan tubuhnya ke dada ku, agak lama

" Sana mandi dulu " lirih Tante Ina berbisik di telinga ku. Aku bangkit berdiri, Tante Ina mengambil kimono bersih di lemari dan menyerahkan pada ku,

" Pake air hangat ya.. biar seger " pesan Tante Ina sebelum aku masuk ke kamarmandi, aku mengangguk di dalam aku siapkan air hangat di bathtub, sambil menunggu aku menyalahkan rokok, membayangkan wajah Ica saat bercinta dengan ku, setelah bercinta dengan ku, selalu penuh cinta, aku mencintai nya, tapi dengan Tante Ina juga aku sayang dirinya. lebih tepatnya bersedia menjadi suami buat dirinya, aku butuh sosok wanita seperti dia, melengkapi hidup ku, berendam di air hangat membuat seluruh tubuh ku segar kembali, benar kata Tante, aku semangat lagi. Tak boleh mencampur-campur rasa cinta, yang akan aku hadapi malam ini adalah Lina atau Teh Ina atau Tante Ina atau calon istri ku tercinta.

Keluar dari kamar mandi Aku hanya mengenakan kimono tanpa yg lain, ku lihat suasana kamar jadi redup, Tante menyalahkan lampu tidur, romantis batin ku, harus bercinta aku malam ini dengan Tante, Tante sudah menunggu ku bersandar di sandaran tempat tidur, saat melihat aku, Ina langsung menghampiri ku, kita berdiri berhadapan, aku pegang pinggang nya

" Aku mau ML malam ini, " lirih aku berbisik di telinganya, dia menatap ku lara, menggigit bibir bawahnya. Tanpa di komando aku langsung menciumi bibirnya dan lidah ku bermain menggelitik mulutnya, dia melepas kimono ku, aku melepas tengtop dan menurunkan hot pen nya, benar saja dia langsung polos, indah tubuh Tante Ina, aku mengaguminya, sambil terus aku menyerang mulutnya, tangan ku meraih gundukan kenyal yg menggemaskan bokongnya dan meremas, lalu ku gendong Tante Ina, dia melingkarkan tangannya ke leherku, kakinya melingkar ke pinggang, Tubuhnya sudah mengunci di tubuhku seolah tak ingin melepaskan pelukan ini, sentuhan kulit dengan tubuhnya yg polos membuat sensasi lain, ada hasrat yg terbakar menambah dorongan libido ku makin tinggi, ku letakan tubuhnya dengan lembut di atas tempat tidur, sambil bibir ku tetap mengulum menghisap dan lidah ku menari di mulutnya menggelitik setiap daerah sensitifnya, aku mengelus wajahnya rambutnya, kaki Tante tetap di pinggang ku sambil aku mengusap vaginanya dengan jari dan mencubit puting juga menjilati dadanya, lehernya, sepertinya Ina juga sudah terangsang dengan sentuhan- sentuhan ku, libido sudah tinggi, terbukti dengan tanganya sibuk meraba-raba juga mengelus dada ku dan membimbing penis ku yg sudah tegak ke arah lubang vaginanya, yg telah basah, aku haya tinggal menekan dan memompa dengan ritme perlahan, kali ini dia memberi kesempatan pada ku melakukan dengan caraku, aku menjilati lehernya sambil terus memompanya, ia terpejam dengan mulut terbuka menahan desahan agar tak keluar suara, semakin ku percepat, rasanya aku melayang, Tante mulai menikmati ritme yg ku buat ,mulutnya selalu terbuka dan matanya sendu memandang ku, tak tahan dengan sesuatu yg akan mencapai klimaks nya, Tante mendorong ku, kini dia yg ada di atas, rasanya dia ingin segera memuaskan hasrat nya yg menggebu, ia menduduki aku menari dengan lincah di atas penisku yg terbenam, ada gerakan di putar yg membuat batang penisku seolah di pelintir, hingga terasa di cengkram, dan saat pinggulnya maju juga ia menekan, saat pinggulnya mundur pinggulnya naik ke Atas, batang penisku terasa di urut, nikmat tak mampu ku ceritakan, aku hanya bisa menyaksikan dia menari dan merasakan akibat tariannya, kaki tegang lurus, menahan sesuatu, aku mulai tegang dia semakin cepat menggoyangkan pinggulnya ke depan dan belakang, semakin cepat ritmenya, kepalanya terhentak- hentak ke belakang, aku harus segera ambil alih, dia ingin segera sampai ke puncak klimaks nya, tak kuasa terus di posisi ini, aku bangkit duduk , terlihat erotisnya gerakan Tante ku, seperti penari aku terpukau dengan gaya bercintanya, dadanya bergerak indah, meraih dadanya mengelus dan meremas sambil mempermainkan putingnya dengan tangan, ku elus pinggangnya yg lincah menari, kembali hentakkan pinggul dan pantatnya semakin cepat, seperti nya Ina ingin segera mendapatkan klimaks aku tak tahan ku jilati putingnya dan menahan pundaknya yg terus ke belakang,agar makin cepat memompa batang penis ku keluar masuk dengan cara memaju dan memundurkan pantatnya semakin cepat, saat klimaks Tante kembali menatapku sendu, mulutnya terbuka, menekan lebih dalam tanpa menghentikan goyangan itu, aku tak kuasa bertahan aku pun sampai pada puncak klimaks bercinta, sperma ku keluar di dalam hampir bersamaan dengan Tante, kita seperti habis maraton, nafas tersengal, dia mencium aku, mengelus kepala ku, dan masih bergoyang pinggulnya perlahan , seperti mengurut batang penis ku, agar seperma ku ke luar semua di dalam, aku jatuh terkulai, dan melepas penis ku dari jepitan vaginanya, dia terkulai di samping ku, aku merangkulnya dari belakang nafas kita masih berderu, tangan ku mengelus-elus dadanya, masih saja menyelipkan penis ku dari belakang perlahan. Kulihat dia diam dan menatap kosong ke depan.

" Kenapa ?? " Ku lihat dia melamun entah kemana

" Dia menoleh ke arah ku, dan merubah arah tidurnya tanganya menelusuri dan mengelus lengan ku, menatap jemari ku bermain di dadanya, tangan ya satu membimbing kaki ku masuk ke tengah berada di antara kakinya, aku memeluk tubuhnya. Mencium kening nya, dan membisikan " aku sayang kamu " , dia memegang pipiku,

" Sayang.. makasih ya udah bikin aku puas "

" Beneran ":tanya ku tak percaya.

" Iya , Aa udah lama banget ga ngerasain kaya gini. Ternyata kamu orangnya yg aku tunggu " dia terus meneliti wajah ku, seperti mencari sesuatu di wajah ku, menatap ku kagum

" Asiiiik, aku udah bisa bikin Tante cantik ku bahagia " sambil aku tersenyum dan mengedipkan mata ku

" Ga cuma bahagia, kayanya kmu melengkapi kepingan yg hilang selama ini dari hidup aku, ada kamu di hidup aku bikin aku lebih lengkap, semoga sehat selalu buat kita berdua, tetep saling sayang, dan tetep saling cinta. Selamanya apa pun yg akan terjadi. " Dia memeluk aku dan masih mengucapkan puas banget bercinta sama aku, kita tertidur dalam polos berdua.