Chereads / Player: The Never-Ending Game / Chapter 5 - Bab 4 : Tutorial 1-1

Chapter 5 - Bab 4 : Tutorial 1-1

Setelah muncul notifikasi gelombang pertama akan dimulai, pasukan goblin itu berlari dari jalur disebelah kiri pohon terbesar. Goblin itu bertubuh kecil, seperti balita. Kulitnya berwarna hijau, dan memiliki telinga yang runcing. Matanya berwarna kuning. Para goblin itu membawa senjata berupa tongkat kayu.

Razeth, yang berada ditengah langsung bersiap-siap. Saat mereka datang, dia langsung menyerang beberapa goblin menggunakan pedangnya. Setelah itu, dia berlari ke belakang Kayzen saat para goblin mengejar Razeth. Dia sengaja menjauh dari orang-orang, agar goblin itu tidak menyerang yang lain.

Xander pula berlari ke belakang. Elaine maju kedepan. Lalu Venus hanya maju sedikit. Reina pula mundur ke samping kiri, didepan sebuah pohon. Mereka memancing 16 goblin yang harus mereka lawan ke tempat yang sepi, jauh dari satu sama lain.

Saat ini, Razeth sedang bertarung sengit dengan para goblin itu. Satu per satu, jumlah goblin mulai berkurang. Kemudian, sebuah layar biru muncul.

[ Level meningkat! ]

[ Selamat, sekarang anda sudah berada dilevel 2! ]

Kayzen dan yang lainnya juga mendapat pesan itu, dia masih sibuk bertarung dengan para goblin. Tinggal 12 goblin, tetapi kemudian bertambah menjadi 16 karena 4 goblin yang tersisa tiba-tiba ikut mengejar Kayzen.

Sial, nasibku buruk sekali! Kayzen reflek berlari maju, menghindar dari serangan salah dua goblin. Dia berhenti sejenak, lalu berbalik lagi. Kemudian mengayunkan katananya, menusuk salah satu goblin yang menyerang. Setelah mencabut katana itu, dia menusuk yang satunya lagi. Sekarang jumlah goblin yang menyerangnya sudah berkurang, tetapi itu masih banyak.

Kali ini, Kayzen tidak berlari lagi, dia hanya diam di tempat menunggu para goblin mendatanginya. Lagipula, lokasi goblin-goblin yang mengejarnya masih cukup jauh.

Khakh!

Suara goblin terdengar semakin jelas begitu mereka mendekat.

Swing!

Beberapa goblin langsung mengayunkan tongkat pemukul kayunya menyerang Kayzen. Untungnya, Kayzen berhasil menangkis serangan-serangan para goblin dalam waktu singkat. Kemudian dia berniat melompat ke belakang โ€” arah jalan dikiri pohon terbesar, tetapi hal yang tak terduga malah terjadi.

Tep

Sebuah gumpalan berwarna hitam muncul saat Kayzen melompat, membuat Kayzen berada diatasnya. Saat itu juga, suara sistem terdengar bersamaan dengan munculnya sebuah layar biru.

[ Skill "Langkah Bayangan" diaktifkan! ]

Alih-alih membacanya, Kayzen menghiraukannya dan langsung turun melompat ke arah para goblin.

Jleb!

Dia menusuk salah satu goblin di depannya. Mencabut katananya. Kemudian dia menebaskan katananya dengan memutar. 4 goblin berhasil dia tebas.

Darah berceceran di mana-mana. Sementara anggota tubuh para goblin yang terpotong-potong menggelinding ke tanah.

Kini tinggal 9 goblin yang harus dia lawan. Mereka berlari menerjang Kayzen dari segala arah, berusaha memojokkan Kayzen. Beruntung, Kayzen berhasil melompat ke atas sebelum mereka berhasil mengepungnya.

Sebuah lompatannya tadi membuat gumpalan hitam muncul. Kayzen melihat ke bawah, ke arah gumpalan hitam yang menopangnya. Dia mencoba melangkahkan kakinya ke depan dan sebuah gumpalan hitam lain muncul ditempat ia melangkah.

Setelah merasa cukup aman, dia diam di tempat beberapa detik, kemudian melompat turun ke kiri. Jika dia berlari ke kiri lagi dia akan bertemu dengan Elaine. Jadi, Kayzen memutuskan untuk tidak berlari ke kiri lagi dan pergi ke arah lain. Sementara goblin-goblin tadi masih terus mengejarnya.

Kayzen kemudian berdiri, berbalik, menghadap ke belakang. Dia hanya memandang para goblin yang mengejarnya dari kejauhan. Katana ditangan kanannya sudah berlumuran darah.

Hanya dalam lima detik, sudah ada 5 goblin hampir di dekatnya. Kayzen menghela napas pasrah dan bergegas menyerang mereka.

โ€”

Di tempat Xander, saat dia sedang dikejar oleh goblin.

Segerombolan goblin yang mengejar dapat dilihat dari tempat Xander berada. Dia mengangkat tangan kanannya ke depan, sambil berkata, "Area pembekuan!"

Dalam sekejap, ke-16 goblin itu membeku. Dia langsung memanahnya satu per satu. Namun, skill area pembekuan tidak dapat bertahan lama, sehingga Xander harus cepat menembak panahnya. Saat waktunya habis, goblin yang tersisa masih 10. Xander memutuskan berlari ke belakang secara memutar sampai skill itu bisa digunakan lagi.

Lalu di tempat Reina, dia sudah menyiapkan 5 gumpalan angin, melemparkannya ke arah para goblin. Dia berlari memutar saat gumpalan angin itu habis, lalu setelah membuatnya lagi. Dia berhenti, menembakkannya lagi. Reina melakukan itu secara terus menerus.

Di tempat Venus, dia mengayunkan sabitnya memutar. Membuat kepala beberapa goblin terputus. Dia kemudian menyerang beberapa goblin dengan petir. Venus mengayunkan sabitnya terus-menerus, hingga skill itu bisa digunakan lagi.

Elaine menyerang goblin-goblin itu dengan beberapa skillnya. Tinju Berapi, Tendangan Api, dan Teknik Belati Level-Rendah. Dia sangat mahir menggunakan skill itu, karena Elaine pernah mempelajari salah satu teknik bela diri di bumi dulu.

โ€”

Kembali lagi ke tempat Kayzen melawan goblin. Tersisa 5 goblin di sekitarnya.

Beberapa menit berlalu dengan cepat.

Tring!

[ Anda telah membunuh 20 goblin! ]

[ Anda mendapatkan 1.000 Koin! ]

Kayzen berdiri, melihat sekitarnya. Penuh darah, katananya pun terkena darah goblin. Untungnya, pakaian kemeja putih yang dipakainya hanya terkena sedikit. Meski celana panjang hitamnya juga terkena, tapi itu lebih sedikit.

Helaan napas lega di lepaskan Kayzen. Dia mengamati orang-orang di sekitarnya.

Razeth, baru saja menebas 2 goblin. Dia baru saja selesai. Xander, masih dikejar oleh 1 goblin, tetapi kemudian dia memanahnya. Elaine, dia juga baru saja selesai melawan goblin, seperti Razeth, tetapi dia selesai lebih lambat setengah menit. Venus, masih melawan 3 goblin. Sedangkan Reina, masih 4.

Kayzen berlari ke arah Reina, melompat menggunakan langkah bayangan. Lalu turun menebas badan kedua goblin itu. Kemudian dia pergi meninggalkan Reina, menuju ke tempat Venus.

Slash!

3 goblin yang belum berhasil ditebas Venus tadi sudah dibunuh Kayzen.

Reina juga telah menyelesaikan dua goblin yang tersisa, dia langsung menghela napas dalam-dalam, "Aku hampir mati .... "

Kayzen melihat senjatanya yang berlumuran darah. Mengayunkannya secara diagonal, membuat darah yang ada berjatuhan. Hingga tersisa sedikit. Dia kemudian menghela napas lega.

[ Anda telah membunuh 5 goblin! ]

[ 250 Koin didapatkan! ]

Kemudian muncul beberapa pesan lagi.

[ Gelombang pertama telah berhasil diselesaikan! ]

[ Selamat, Player! ]

[ Kompensasi anda akan diberikan 5 menit lagi, harap tunggu sebentar! ]

"Baiklah." Reina mengangguk pelan sambil melihat pesan itu.

Beberapa detik kemudian, Xander berteriak, "Sini, ayo berkumpul!"

Sontak semuanya langsung menoleh ke arah Xander. Dia sedang memegang panah biru ditangan kirinya. Tanpa berlama-lama, mereka segera menghampirinya.

Saat ini, mereka sedang duduk di batu raksasa. Di sana, terdapat 3 buah bau raksasa. Jumlah mereka 6, jadi tiap batu raksasa di duduki oleh dua orang. Xander duduk bersama Elaine, Venus dengan Reina, dan Razeth dengan Kayzen.

Keheningan seketika memenuhi suasana. Xander kemudian memutuskan untuk memecahnya, "Jadi, bagaimana rencana kalian untuk melawan goblin digelombang selanjutnya?"

"Bukankah kita sudah mempunyai strategi awal? Itu sudah bagus!" Elaine yang disebelahnya menjawab.

"Aku setuju, tapi aku sedikit kesulitan saat melawan mereka ..." Reina berkata. Kemudian dia berkata lagi, "Untung saja Kayzen menolongku! Oh, ya, terima kasih Kayzen! Aku sampai lupa ingin mengatakannya. "

Venus yang lupa berterimakasih kepada Kayzen sontak mengingatnya. Dia langsung cepat-cepat ikut berterimakasih pada Kayzen.

"Eh, tidak masalah?" Kayzen yang sedikit kebingungan tersenyum paksa sembari melihat dua orang di seberangnya.

โ€”

Tring!

Suara notifikasi akhirnya terdengar. Menampilkan beberapa layar biru.

[ Kompensasi telah diterima! ]

[ Anda telah mendapatkan skill "Tebasan Bulan Sabit" ]