Chereads / Player: The Never-Ending Game / Chapter 8 - Bab 7 : Melawan Pasukan Goblin Tahap 1-2 (2)

Chapter 8 - Bab 7 : Melawan Pasukan Goblin Tahap 1-2 (2)

[ Aku tidak mengatakan bahwa kau tidak bisa menciptakan skillmu sendiri. ]

"Lalu, kenapa tidak memberi tahu dari awal?!"

[ Kau tidak bertanya. ]

Alih-alih menjawabnya, aku melompat turun lagi. Melakukan serangan yang sama.

[ Skill "Tebasan Bulan Sabit" diaktifkan! ]

Aku langsung menggunakan langkah bayangan sebelum para goblin berhasil menyerang. Aku terus berjalan seperti menaiki sebuah tangga dengan gumpalan hitam seperti bayangan yang menopang. Hingga akhirnya aku berjarak sekitar 2 meter dari tanah.

Tiba-tiba aku memiliki sebuah pemikiran aneh dan segera menghentikan langkahku.

Jika aku berhenti, dan hanya diam saja, apakah bayangan yang menopang akan hilang?

Bersamaan dengan itu, tiga pesan muncul berturut-turut.

[ 8 goblin telah dibunuh! ]

[ Memperoleh 6.000 Koin! ]

[ Goblin yang tersisa: 10 ]

"Masih 10 ... " gumam Kayzen. Ketika dia melihat bayangan yang menopangnya dengan heran, dia berkata, "Tidak hilang .... "

Bayangan yang diinjaknya berbentuk persegi panjang, persis seperti sebuah anak tangga.

"Sky, tadi kau bilang aku bisa membuat skillku sendiri, kan. Nah, bagaimana caranya?" tanyaku.

[ Gunakan imajinasimu. ]

"Jangan bercanda."

[ Bayangkan saja! ]

" ... Oke?" Merasa tercerahkan, Kayzen langsung mengerti.

Intinya, kita harus membayangkannya sendiri menggunakan imajinasi?

Saat itu juga Kayzen segera memejamkan matanya, penglihatannya menjadi gelap.

Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Beberapa detik telah berlangsung, tiba-tiba Kayzen terpikir sesuatu.

Apa yang terjadi jika aku membayangkan sesuatu yang tidak masuk akal seperti ... matahari? Tidak, lupakan. Jika itu benar-benar berhasil, bukan hanya para goblin saja yang mati, kita juga.

Setelah memikirkan hal yang tidak penting, Kayzen kebetulan mendapat ide. Dia segera membuka matanya, melihat tempat goblin berkumpul. Tanah yang tepat berada di bawahnya terdapat 10 goblin.

Kayzen menghela napas panjang sebelum memegang erat-erat gagang katananya.

Walaupun sangat tidak yakin skill itu akan berhasil, Kayzen tetap mempertaruhkan nyawanya berharap skill yang dia bayangkan bisa digunakan.

"Batalkan skill," Dia kemudian melangkahkan kaki kanannya seolah menaiki tangga, dan melanjutkan kalimatnya, "Langkah Bayangan."

Seketika dia langsung melesat ke atas dengan kaki kanannya, sebelum gumpalan hitam itu hilang. Lalu melemparkan katana di tangannya.

Tubuhnya langsung melayang, bersamaan dengan katana yang jatuh menancap ke tanah. Area di sekitar tanah itu tercipta sebuah penghalang berbentuk lingkaran yang memancarkan aura ungu kehitaman yang mencakup para goblin.

Goblin-goblin yang berdiri di bawahnya

Mata Kayzen terbuka lebar menjadi berwarna hitam pekat di seluruh bagiannya dalam sekejap. Dia merentangkan kedua tangannya, dan mendongak ke atas. Di sekelilingnya tercipta 10 buah katana bayangan. Aura hitam pada penghalang lingkaran menyebar, melesat naik dengan kecepatan tinggi hingga menyentuh langit.

Katana-katana bayangan itu segera melesat turun dengan kecepatan tinggi. Langsung menghabisi goblin yang tersisa.

Kayzen nyaris kehilangan kesadarannya, kemudian menyeringai.

[ 10 goblin telah dibunuh! ]

[ 7.500 Koin diperoleh! ]

Kayzen yang masih melayang, turun dalam sekejap, mendarat dengan selamat. Penghalang lingkaran pada tanah itu juga sudah berangsur-angsur menghilang. Dia terdiam beberapa detik sebelum berdiri dan mencabut katananya dari tanah.

Setelah membaca pesan dari sistem, dia bertanya dengan heran, "Itu benar-benar berhasil?"

[ Tentu saja. ]

"Lebih baik dari yang aku bayangkan. Aku pikir, aku akan jatuh dan ditusuk brutal oleh para goblin dengan pisau mereka hingga hancur menjadi berkeping-keping. "

Tidak ada jawaban dari Sky. Merasa aneh, Kayzen memanggilnya, "Sky?"

[ Tidak ada. ]

[ Oh, ya, silakan beri nama skill yang baru saja kau ciptakan. ]

[ ... ]

Sebuah layar berisi huruf-huruf abjad muncul. Mulai dari a sampai z, serta tombol spasi.

"Tidak bisakah kau saja yang memberi nama?"

[ Kamu penciptanya. ]

Itu benar, tetapi juga tidak ... Aku yang membayangkannya, tetapi kau yang mewujudkannya, bukankah itu benar...? Diam-diam Kayzen membuat sebuah kesimpulan. Meskipun cukup (sangat) tidak masuk akal, di dunia di mana segalanya di ciptakan oleh imajinasi, tidak mungkin tidak bisa membuat skill.

" ... Nanti saja. "

[ Aku akan mengingatkanmu kembali nanti. ]

Alih-alih menjawabnya, Kayzen bertanya dengan heran saat menyadari sesuatu, "Katamu, 50 goblin kedua akan muncul setelah yang pertama sudah dimusnahkan. Jadi, kenapa-"

[ Terjadi kesalahan sistem! ]

[ 50 goblin kedua akan muncul dalam 60 menit lagi. ]

[ Bersiaplah, player! ]

Dua pesan langsung muncul, memotong ucapan Kayzen sebelum dia berhasil menyelesaikannya.

Bilang saja kau lupa ... Perasaan kesal seketika menyelimuti Kayzen, dia hanya bisa tersenyum paksa saat menatap layar itu.

Tep

Suara langkah kaki terdengar. Tidak cepat, tetapi juga tidak lambat, langkah biasa. Kayzen segera menolehkan kepalanya untuk melihat. Ternyata mereka — Razeth, Xander, Elaine, Venus, dan Reina — menghampirinya.

"Kayzen, itu tadi sangat mengesankan! Bagaimana kamu melakukannya?" Reina sedikit berlari kecil ketika dia mempercepat langkahnya. Matanya berbinar-binar saat bertanya penasaran.

Kayzen segera menjawabnya dengan jujur, "Membayangkannya menggunakan imajinasi."

"Apa ... ?" Reina menjawab sambil menaikan sebelah alisnya.

"Intinya begitu," jawab Kayzen.

"Kita bisa membuat skill sendiri?" Razeth langsung menghampiri Kayzen dan bertanya.

"Aku tidak yakin, tapi aku berhasil membuktikannya," jawab Kayzen. Dia terdiam beberapa detik, sebelum berkata, "Dunia ini penuh rahasia."

"Itu benar, kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya ... " tambah Xander.

"Kita sekarang memiliki waktu untuk istirahat. Ayo duduk disana!" Elaine menunjuk tempat yang terdapat beberapa batu raksasa — yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Meninggalkan yang lainnya, Kayzen tidak berjalan ke arah batu raksasa, melainkan ke arah lain untuk mengambil sarung katananya. Dia segera mempercepat langkahnya karena jaraknya cukup jauh dari batu raksasa.

Di tengah-tengah langkahnya dia bergumam kesal, "Kenapa aku tidak terpikir untuk membawanya?"

Tanpa notifikasi suara apapun, sebuah pesan muncul bersamaan dengan suara, sama seperti tadi.

[ Memangnya bisa dibawa saat bertarung? ]

"Entah."

Setelah mengambilnya, Kayzen segera memasukkan katananya, lalu menutupnya. Kemudian dia bergegas menuju batu raksasa, dengan langkah cepatnya.

Aku belum dapat memercayai bahwa kita bisa membuat skill kita sendiri. Itu sangat tidak masuk akal, tidak, sejak awal, tapi bagaimana mungkin kita bisa menciptakan sesuatu dengan imajinasi? Kayzen berpikir keras, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.

30 menit berlalu, sebagian dari kita telah pulih, dan merasa dapat melawan beberapa goblin — tidak termasuk Kayzen.

Saat ini, dia sedang menatap layar biru di depannya dengan fokus. Wajahnya terlihat sangat serius, dan Kayzen memang sedang berpikir keras.

[ Silakan masukkan nama skill. ]

[ ... ]

Bagaimana aku harus memberi nama skill tadi? Mungkin ... hujan katana bayangan? Oh, atau klon katana bayangan? Tunggu, bagaimana jika klon senjata bayangan?

Lama-kelamaan Kayzen menjadi frustasi sendiri.

Seharusnya tidak perlu terlalu memikirkan nama sebuah skill ... Kayzen akhirnya menyerah.

[ Klon Senjata Bayangan| ]

Ini sepertinya bagus? Jika aku memberi nama Hujan Katana Bayangan, skill itu hanya terbatas memproyeksikan atau mengkloning senjata jenis katana. Sementara Klon Senjata Bayangan tidak terbatas pada katana saja ... Pikir Kayzen.

[ Konfirmasi nama ini? ]

Ya | Tidak

Kayzen segera memilih opsi "ya."

[ Selamat, Anda telah menciptakan skill untuk pertama kalinya dan berhasil pada percobaan pertama! ]

[ 500 Koin diperoleh! ]

Setelah beberapa detik berlalu, layar itu hilang, dan muncul layar biru lagi dengan tulisan yang berbeda.