Malam hari yang gelap. Di sebuah Desa yang terletak di pinggiran kota Bamburgh wilayah kerajaan Northumbria diiperlihatkan sebuah pemukiman yang terbakar dengan sekumpulan mayat-mayat yang tewas terbunuh. Yang tampaknya desa itu sedang diserang oleh sekelompok Perompak.
Di pinggiran Desa terdengar sebuah suara teriakan anak kecil yang memanggil Orang tuanya di depan rumah mereka.
"Ayah!!!...."Ayah!!!..." Anak itu menangisi Ayah-nya yang tertimpa reruntuhan. Ibu dari kedua anak itu kemungkinan tewas di dalam reruntuhan rumah mereka yang terbakar. Lalu anak itu mencoba menarik tangan Ayah-nya dengan sekuat tenaga.
"Ayo kita pergi Ayah!!!..." Ucap anak itu sembari menarik tangan Ayahnya. Adik dari Anak itu yang berumur 5 tahun hanya bisa menangis di belakang Kakaknya, Aya dari kedua anak itu hanya bisa tersenyum dan menyuruh mereka segera melarikan diri.
"Pergilah nak jangan hiraukan Ayah, kalian pergi dan mintalah pertolongan ke kota... Tenang saja Ayah akan baik-baik saja."
"Aku tidak mau Ayah, aku sangat takut, ayo kita pergi bersama" Anak itu menangis tersedu-sedu di depan Ayah-nya
"Cepat pergilah, sebelum mereka datang... Aku tidak mau kalian dijadikan Budak oleh mereka. "
Ayahnya membentak mereka dengan Air mata yang membasahi pipinya.
"Perjalanan Ayah mungkin berakhir disini nak, tapi perjalananmu belum berakhir. Aku ingin kalian hidup bahagia, dengan orang-orang yang menyayangi kalian." Lalu Ayah mereka memberikan sebuah Kalung matahari, ke Anak sulungnya.
"Ambilah ini, jika Aku sudah tidak berada di sampingmu, anggaplah ini sebagai jiwaku yang tersimpan di dalamnya." Ayahnya menjulurkan tangannya yang bergetar.
"B-baiklah ayah, kami akan pergi untuk meminta bantuan ke kota." Ia mengambilnya dengan air mata yang mengalir.
Belum sempat pergi, para perompak itu kemudian datang untuk merampas beberapa barang di rumah mereka.
"Hei bung, aku menemukan anak malang disini. Kita apakan mereka?" Ucap salah satu perompak yang berhasil menemukan mereka.
"Kita jual saja, atau kita jadikan budak, karena kemungkinan semua barang yang ada di rumah ini sudah hangus terbakar."
"Ide bagus, tapi bagaimana dengan orang bodoh yang tertimpa reruntuhan itu?" Para Perompak melihat Ayah dari kedua anak itu.
"Dia sudah tidak bisa apa-apa, kita biarkan saja dia, lagipula....kalau kita jadikan orang itu menjadi budak, dia tidak akan berlaku, karena kemungkinan kaki dan tulang rusuknya sudah patah" Ucap ketua perompak dengan muka sombongnya.
"Kumohon jangan apa-apakan Ayah kami." Ucap Anak itu, ia menangis dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Perompak itu.
"Heheh, jadi dia Ayahmu?....Tenang saja.... dia tidak akan merasakan sakit lagi, karena ini adalah akhir dari hidupnya" Ketua perompak itu perlahan berjalan ke Ayah dari kedua anak itu sembari mengeluarkan pedang miliknya.
"Kau sudah tidak bisa apa-apa Edward, lihatlah dirimu yang menyedihkan itu, terbaling lemas, seperti pengemis yang tidak makan berhari-hari."
Tampaknya ketua perompak itu mengenali Ayah dari kedua anak itu.
"Heheh, jadi itu kau, Ferald? Setelah 5 tahun kau menghilang, kau memilih untuk menjadi perompak setelah tambang emas milikmu bangkrut?" Ucap Edward dengan berani mengolok-olok Ferald.
Ferald tersinggung dan menendang kepala Edward.
"Sombong sekali dirimu bodoh, memangnya siapa dirimu? Lihatlah siapa dihadapanmu, nyawamu ada di genggamanku sekarang!!!..." Ferald mengancam Edward dengan menodongkan pedang miliknya.
"Heheh, aku tidak takut padamu bodoh, omong kosong macam apa itu, kau bukanlah dewa ataupun malaikat pencabut nyawa, kau hanyalah seorang pria gagal, kau memilih jalan setan, hanya karena harta dan kekuasaan!"
Karena muak dengan perkataan Edward, tanpa basa-basi Ferald memenggal Edward didepan mata kedua Anaknya dengan brutal.
"Ayah!!!..." Kedua anak itu berteriak Menyaksikan hal mengerikan didepan matanya. Adik dari anak itu pingsan karena melihat kejadian itu.
"Akan kubunuh kau!!!..." Ucap Anak itu sembari memegang erat kalung pemberian Ayahnya. Anak itu mengancam dengan muka penuh dendam.
Para perompak itu menertawai anak itu. Dan mengolok-oloknya.
"Hahah, coba saja kalau kau bisa anak bodoh, sebelum kau membunuhku, mungkin kepalamu sudah terpisah dari tubuhmu." Ucap Ferald dengan tertawa terbahak-bahak.
Namun sesuatu terjadi pada Anak itu. Aura panas mengelilingi tubuh anak itu. Dengan kepylan asap yang mengelilingi mereka, Anak itu tiba-tiba menghilang dari genggaman salah satu perompak yang membawanya.
"Apa yang!?....Kemana dia?..."
"Sepertinya dia menggunakan sihir untuk menghilang!?!.. " Teriak dari salah satu Perompak.
"Kemana anak itu?...Cepat temukan dia!!!." Para perompak itu heran, karena anak itu tiba-tiba menghilang dari hadapan mereka.
"Huh!?..."
"Arghh... Sialan!..."
Perompak yang menggenggam tangan Anak itu berteriak kesakitan setelah melihat tangan kirinya gosong dan meleleh.
"Apa-apaan dia!?!?... "
"Sialan, dia itu sebenarnya apa?"
Para perompak kemudian mengeluarkan pedangnya dan berwaspada.
"Tetap waspada, dia bukanlah anak biasa!!!.."
Ucap Ferald sembari menggenggam pedangnya dan berwaspada terhadap anak itu...
"Hati-hati!... Dia bisa saja muncul dan menyerang kapan saja!... "
Tanpa disadari, secara tiba-tiba Anak itu muncul dibelakang Ferald dan mencekik lalu menggigit leher Ferald hingga mengalami pendarahan yang hebat. Ferald dengan cepat melempar anak itu dan menendang perutnya, hingga membuatnya terpental.
"Sialan!!!..." Ucap Ferald sembari meringis kesakitan dan memegang lehernya yang berlumuran darah...
"Apa kau tidak apa-apa?.... Hah?.....Cepat bawa ketua ke kapal..." Ucap salah satu perompak yang tekejut karena luka gigitan anak itu seperti luka bakar.
Setelah di banting dan ditendang tak lama kemudian anak itu bangkit seolah tidak merasakan apa-apa. Mata anak itu merah menyala, api muncul di kedua tangan anak itu, Para perompak itu terkejut.
"Sialan dia pengguna Api!?!?... "
"Sialan! sebenarnya kau ini apa bodoh!?."
"Cepat bunuh anak sialan itu!!!..."Para perompak berlari dengan membawa senjata berupa pedang dan dan alat sihir kearah anak itu untuk membunuhnya....
Tapi...hal yang sangat tidak terduga terjadi, mereka tewas terbakar dengan kulit meleleh, anak itu berdiri mematung dengan tatapan kosong dan api yang menyala ditangannya...
"Dia iblis!!!....Dia iblis!!!"
Para perompak lainnya yang melihat kejadian mengerikan itu, kemudian berlari ketakutan setelah menyaksikan kebrutalan Anak itu.
"Sebernarnya siapa anak itu? Dia bisa membunuh 12 orang sekaligus." Ucap salah seorang perompak yang berlari membawa barang jarahannya.
"Kita pergi dari sini, Kita bawa saja adiknya"
"Cepat pergi dari sini, kita tidak mungkin bisa menang melawan Anak iblis itu!."
Adiknya yang pingsan berhasil dibawa oleh sebagian perompak yang selamat, dan beberapa dari mereka meneriaki anak itu sebagai Anak Iblis, dan meninggalkannya.
Keesokan harinya. Mendengar ada sebuah desa yang dirampok dan dibakar, para petugas kerajaan menyelidiki desa tempat kejadian itu, disana mereka menemukan beberapa orang yang tewas terbakar, lalu mereka melihat pria tewas yang terpenggal dan tertimpa reruntuhan.
"Huhhh!... Mengerikan sekali" kemudian petugas itu memeriksa mayat pria yang tewas tersebut, dan mengetahui bahwa mayat pria itu adalah seorang petani anggur yang sering menjul anggurnya ke balai kota.
"Orang ini!... Dia adalah Edward"
"Edward?... Kalau tidak salah dia petani anggur yang sering menjual anggurnya di balai desa bukan?"
"Kau benar, dia adalah petani anggur itu. Sayang sekali dia tewas seperti ini, padahal buah anggur miliknya sangat besar dan manis"
"Ayo Cepat angkat dan keluarkan mayat orang ini, bawa semua mayat yang ada disini ke kamp lalu siapkan peti mati untuk mengubur mereka. Dan periksa rumah yang lainnya, kemungkinan masih ada banyak orang yang tewas"
Disisi lain seorang Ketua Tentara bayaran berambut kuning dan mengenakan penutup mata di sebelah kanannya yang bernama Gandalf yang membantu para petugas untuk membersihkan desa tersebut menemukan seorang anak yang memegang kalung matahari tergeletak diantara kumpulan mayat yang hangus terbakar.
"Malang sekali anak ini..." Ucap Gandalf yang melihat Anak itu yang tergeletak memegang kalung matahari sembari memeriksa keadaan Anak tersebut, Ia lalu memeriksa nafas dan detak jantung anak itu.
"Kelihatannya kau masih hidup anak muda, kau sepertinya selamat dari para perompak itu dan pingsan karena trauma yang berat" Ucap Gandalf sembari memberikan Potion pemulihan kepada anak itu.
Kemudian Gandalf menggendongnya dan membawa anak itu ke petugas untuk meminta merawat, melatihnya dan menjadikannya anak angkat serta anggota baru tentara bayaran saat dia besar nanti.
"Aku menemukan satu Anak yang selamat, dia adalah anak dari orang yang terpenggal itu"
"Anak ini kemungkinan berhasil melarikan diri dari para perompak itu. Aku akan mengurus anak ini dan membawanya ke kamp-ku"
"Aku tidak yakin kau bisa mengurus anak ini, tapi kalau itu maumu, yasudahlah aku menyerahkannya kepadamu, akan melanjutkan menyelidiki dan membersihkan desa ini" Ucap petugas yang terlihat sedang mengangkat kayu-kayu yang terbakar menggunakan kekuatan Telekinesis miliknya.
"Terimakasih, aku akan menjaganya dengan baik dan suatu hari dia akan menjadi anggota baruku, hahah" Gandalf tertawa sembari menggendong dan membawanya ke kereta kuda miliknya.
"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi terlebih dahulu" Ucap Gandalf yang kemudian memacu kudanya dan pergi meninggalkan desa dan kemudian pergi membawa Harrys ke kamp tentara bayaran yang terletak di bagian utara kota Bamburgh.
Setibanya disana. Ia kemudian turun dari kudanya dan membawa Harrys masuk ke tenda kecil untuk menyuruh petugas medisnya bernama Colt yang berada di dalam untuk memeriksa Harrys.
"Hei... Colt tolong periksa Anak malang ini, dia adalah korban yang selamat dari perampokan di desa". Kemudian Gandalf perlahan meletakkan tubuh Harrys di alas yang ada di tenda tersebut.
"Hmm...baiklah Pak, aku akan memeriksanya. Serahkan Anak ini kepadaku". Ucap Colt.
"Baiklah Colt, aku serahkan dia kepadamu, aku akan lanjut membantu petugas di desa tadi". Gandalf kemudian berjalan keluar untuk kembali melanjutkan tugasnya.
Colt yang memeriksa tubuh Harrys sangat heran. Walaupun tubuh Harrys ada beberapa bercak darah, namun ia tidak memiliki satupun luka.
"Tubuhnya baik-baik saja. Di badannya banyak sekali bercak darah tetapi dia tidak terluka ataupun tergores sedikitpun". Ucap Colt yang keheranan melihat kondisi Harrys.
Setelah 3 hari tak sadarkan diri. Harrys akhirnya perlahan menggerakkan jari dan membuka matanya. Setelah membuka matanya Harrys sangat terkejut karena Gandalf melihat wajahnya sangat dekat.
"S-Siapa kau kakek tua!?!... Dimana aku!?!... ". Ucap Harrys yang ketakutan dan kebingungan dengan Api yang menyala ditangannya.
"Hahah... Ternyata kau pengguna Api, tapi syukurlah kau sudah sadar setelah koma 3 hari. Aku adalah pemimpin tentara bayaran disini. Namaku Gandalf, dan kau sekarang berada di tenda kamp tentara bayaran". Ucap Gandalf yang perlahan duduk di lawang. Suasana diluar tenda sangatlah ramai. Dentingan suara pedang terdengar jelas. Banyak tentara yang berlatih beradu pedang serta suara anggota yang sedang mengobrol dan tertawa ria.
"Jadi, ceritakanlah apa yang terjadi nak" Gandalf meminta Harrys untuk menceritakan apa yang terjadi pada desa itu, sembari membuatkan teh untuk Harrys.
Gandalf perlahan mendekati Harrys dan memberikannya teh. Harrys kemudian mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di desa yang terbakar itu.
"Para Perompak itu... Mereka datang, membakar, dan membunuh semua orang yang ada di desa. Menyeret penduduk dan membaluri mereka dengan minyak tanah dan membakar semua penduduk".
"Aku yang melihatnya, langsung bergegas ke Rumah untuk memberitahukannya kepada Ayah. Ayah yang mendengarnya langsung menyuruh kami segera pergi".
"Namun saat kami hendak keluar dari rumah, tiba-tiba bola sebuah bola Api datang dan membakar rumah kami".
"Karena api mulai membesar, kami bergegas meninggalkan rumah. Belum sempat keluar, tiba-tiba atap rumah roboh dan menimpa Ayah. Ibu kami juga mungkin tertimpa dan terjebak di dalam".
"Ayah menyuruh kami untuk segera pergi, dia juga memberikan kalung matahari ini, dia bilang aku harus menganggap jiwanya ada di dalam kalung ini".
"Namun saat kami akan segera pergi, para perompak itu sudah menghadang kami, mereka mebawa kami secara paksa. Pemimpin perompak itu lalu menghabisi Ayah kami".
"Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, saat aku marah dan berteriak karena Ayah kami dihabisi, aku tidak mengingat apa-apa, aku tidak tahu apa yang terjadi, yang aku lihat hanyalah cahaya putih, setelah itu aku terbangun disini. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada adiku".
Setelah mendengar semuanya dari Harrys, dengan suara lembut Gandalf kemudian memegang kedua pundak Harrys dan berkata.
"Aku yakin bahwa adikmu masih hidup, karena aku tidak melihatnya saat memeriksa desa itu, kemungkinan mereka membawanya".
Harrys yang mendengarnya, perlahan mengeluarkan air mata dan menangis.
"Sudahlah nak, jangan menangis, ingat pria sejati tidak akan pernah menangis, kalau kau menangis berarti kau bukan pria". Ucap Gandalf sembari tersenyum kepada Harrys.
"Ya, Baiklah... ". Ucap Harrys yang sedang membersihkan air matanya.
"Yah... Besok kita akan mulai berlatih". Ucap Gandalf yang menatap langit malam.
"Berlatih? ....Untuk apa? Ucap Harrys
"Kau adalah anggota baruku sekarang nak, elemen Apimu sangat berguna untuk menjadi pasukan garda terdepan. Untuk sekarang beristirahatlah terlebih dahulu, untuk memulihkan tubuhmu, karena besok kau akan berlatih sangat keras". Ucap Gandalf yang tersenyum dan perlahan berjalan keluar dari kamp Harrys.
Setelah mendengarnya. Harrys dengan rasa penasaran kemudian pergi kedalam untuk beristirahat agar staminanya kembali untuk bisa berlatih bersama Gandalf di esok hari.