Hari-hari berlalu dengan rutinitas latihan yang semakin berat. Setiap pagi, Harrys bangun sebelum fajar menyingsing. Dia mengayunkan pedang, belari menuju bukit, menarik dan mendorong batu, juga melatih kekuatan Apinya.
"Kakek, apakah kita akan selalu berlatih seperti ini?". Tanya Harrys suatu pagi ketika duduk di hamparan padang rumput yang tak jauh dari kamp.
Gandalf menatap langit yang cerah, matanya tampak jauh.
"Tidak selamanya, Harrys. Akan ada saatnya ketika harus menggunakan semua yang kau sudah pelajari. Dunia luar sini sangatlah keras dan berbahaya. Kau harus siap dengan apa yang akan datang nanti".
Harrys yang belum paham, apa yang dikatakan Gandalf hanya bisa menunduk menatap rumput.
1 tahun berlalu. Kini Harrys telah berusia 13 tahun. Setelah latihan berat yang Gandalf berikan, kini Harrys telah berubah dengan fisiknya sangat berbeda jauh dari anak seumurannya. Urat dan serat ototnya tetlihat jelas, dadanya yang bidang, otot punggung yang lebar serta perutnya yang six-pack.
Terlihat Harrys yang sudah kuat menarik batu yang lebih besar dari sebelumnya sejauh 200 meter dengan keringat yang membasahi badan. Dia juga sudah sangat mahir menggunakan pedang, dan membuat jurus-jurus Api yang ia buat sendiri.
"Hahah, lihatlah anak itu, dia sudah sangat berkembang dan lebih kuat dari tahun lalu. Aku sangat kagum dengan kekuatan dan ketekunannya". Ucap Gandalf sedang duduk di sisi tempat latihan dengan anggota lainnya melihat Harrys yang semakin kuat.
" Ya kau benar... Dia memang anak Gila! Tahun lalu aku melihatnya seperti anak culun yang cengeng, tapi sekarang lihatlah dia. Seperti monster, dan kekuatannya mungkin bisa untuk membunuh 3 Orc sekaligus". Kata Salah satu anggota yang bernama Carl. Dia juga sangat kagum dengan kekuatan Harrys.
Saat mencuci mukanya di tepi sungai setelah latihan. Dari atas bukit terlihat Gandalf perlahan turun kemudian menghampirinya.
"Bagaimana dengan latihanmu? Aku melihat kau sudah sangat berkembang". Tanya Gandalf yang kemudian duduk di tepi sungai.
"Yah. Seperti biasa, itu sangat melelahkan, tapi aku sudah lumayan terbiasa, bahkan aku menikmati latihan gila yang kau berikan itu". Kata Harrys yang sedang mengelap mukanya.
Disisi lain, diperlihatkan seorang prajurit dengan berlumuran darah menunggangi kuda datang ke markas tentara kerajaan. Punggung dan kakinya terkena anak panah, serta tangan kirinya putus. Dua Prajurit penjaga gerbang yang melihatnya segera mendekati Prajurit yang terluka itu.
"Apa yang terjadi denganmu!?". Ucap salah satu prajurit itu sembari menurunkannya dari kuda.
Mereka berdua kemudian membawa prajurit terluka itu ke ruang medis untuk menyembuhkan luka-lukanya oleh Petugas Medis.
"Kenapa dia!? Apa yang terjadi dengannya!?" Ucap prajurit yang ada di dalam markas.
"Aku tidak tahu, cepat menyingkir dia sekarat!"
Setelah membawanya ke ruang medis, petugas tanpa basa-basi kemudian menyuruh mereka untuk cepat membaringkan prajurit itu.
"Tangan kirinya putus, juga lubang bekas anak panah yang begitu dalam. Aku sangat terkejut, karena ada orang yang kuat dengan luka yang sangat parah ini". Petugas medis itu kemudian memberinya potion penyembuhan dan mengobati serta memberikan perban untuk luka-lukanya.
Dua prajurit yang menolongnya, sedang menunggu diluar ruangan. Mereka berdua bernama Anton dan Adres.
"Bagaimana keadaannya?". Ucap Anton saat petugas Medis itu keluar dari ruangan itu.
"Kondisinya sangat kritis, tetapi aku sudah memberikannya potion penyembuh agar tubuhnya membaik. Kemungkinan sebelum matahari tenggelam dia sudah sadar dan bisa kalian ajak bicara". Mereka yang mendengar hal itu kemudian kembali menjaga gerbang.
"Syukurlah, kalau begitu kami berdua akan kembali". Ucap Anton yang kemudian kembali keluar menjaga gerbang.
Sore harinya, langit yang mulai gelap. Angin berhembus kencang. Mereka berdua dan beberapa prajurit lainnya pun kembali ke ruang medis untuk memeriksa dan menanyakan apa yang terjadi dengannya, karena tadi pagi dia sangat terluka parah. Mereka sudah sampai di depan ruang medis, lalu membuka pintunya.
" Permisi...". Mereka kemudian perlahan mendekati prajurit itu.
"Jadi. Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Tidak usah terburu-buru, ceritakanlah perlahan" Ucap Adres.
"B-baiklah. Tadi pagi Aku berpatroli di perbatasan Northumbria dan Rheged. Saat itu kondisinya baik-baik saja, dan Aku bahkan sempat mengobrol santai dengan Prajurit lainnya. Tetapi.... Tidak ada angin atau hujan, bola meriam datang dari arah barat, dan menghancurkan kamp. Tiga puluh tujuh prajurit tewas karena itu, yang lainnya masih selamat dan terluka. Setelah serangan itu, muncul suara sorakan, dan ternyata mereka itu para bajak laut yang dipimipin oleh Kapten Varok, mereka ingin menjarah desa yang terletak dekat dibelakang kamp".
"Kami mencoba melawan, namun naas kaki ku terkena anak panah, dan disaat itulah Aku terjatuh. Aku berusaha untuk berdiri, tapi di depanku sudah ada bajak laut yang mengangkat pedangnya untuk membunuhku. Untungnya Aku menghindar dan berhasil melarikan diri dengan kaki yang terluka. Namun saat melarikan diri, di depanku sudah ada bajak laut, dan terpaksa untuk melawannya".
"Disaat bertarung aku sangat kesulitan melawannya karena kakiku yang tertancap anak panah. Yah.... Aku disana hampir kalah dan dia berhasil memotong tangan kiriku, untungnya prajurit lain datang dan menghabisnya. Dia menyuruhku untuk memakai kudanya. Disaat dia mengantarkanku, tiba-tiba anak panah datang dan menusuk punggungnya. Dengan mulut penuh darah, dia menyuruhku segera pergi, dan aku juga terkena anak panah saat pergi menggunakan kuda".
"Para bajak laut itu tak lama lagi akan tiba besok, dengan pasukannya yang begitu banyak. Kita kemungkinan akan kalah, karena jumlah kita yang sedikit dibandingkan mereka".
Mendengar semua ceritanya. Dengan rasa yang campur aduk antara marah dan takut karena berani-beraninya para bajak laut menyerang ke wilayah mereka. Karena banyaknya pasukan bajak laut itu. Mereka kemungkinan akan meminta bantuan kepada para tentara bayaran untuk membantu menyingkirkan para bajak laut itu.
"Tidak usah panik!!!.... Kita mungkin tidak bisa menyingkirkan mereka. Tapi dengan bantuan para tentara bayaran kemungkinan besar kita akan menang". Kapten mereka yang bernama Bill berteriak dan menegaskan bahwa mereka tidak boleh takut, karena kemungkinan besar dengan meminta bantuan para tentara bayaran, mereka bisa menang.
"Untuk saat ini, kita harus tetap berjaga dan jangan sampai tertidur, karena bisa jadi mereka akan sampai dengan cepat. Kau... Anton, kau pergilah ke utara kota Bamburgh, disana ada kamp kelompok Prajurit Bayaran yang dipimpin oleh Gandalf si Guntur Hitam. Dia adalah pemimpin sekaligus tentara bayaran yang terkuat di Northumbria, dia jugalah yang membantu negara kita Britannia melawan pasukan Persia 15 tahun lalu dan berhasil membantai 700 tentara Romawi dengan kekuatan Petir Hitam dan Double Edge Sword (Pedang berbilah ganda) miliknya".
"Gandalf!? Orang Gila yang membunuh 700 pasukan Romawi hanya seorang diri. Apa kau serius Kapten!?". Ucap Anton yang kaget karena Bill langsung meminta bantuan kepada Gandalf si Guntur Hitam.
"Sangat serius! Pasukan Kaptem Varok tidak terhitung jumlahnya. Tanpa bantuan Gandalf, kita semua akan mati. Ini sangat genting, tak lama lagi Kapten Varok dan pasukannya akan tiba esok pagi, jadi cepatlah pergi ke Bamburgh!". Bill yang tahu bahwa kekuatan pasukan Kapten Varok tidak sebanding dengan kekuatan mereka. Maka dari itu dia menyuruh Anton Untuk cepat pergi ke Bamburgh meminta bantuan.
"B-baiklah Kapten". Ucap Anton sembari tegak memberikan Hormat. Anton kemudian begegas keluar menunggangi kuda untuk pergi ke Bamburgh meminta bantuan.
Cahaya bulan menerangi gelap malam. Anton yang diperintahkan untuk meminta bantuan kepada tentara bayaran. Anton telah tiba di kamp Gandalf di Bamburgh. Dia disambut oleh pasukan tentara bayaran yang tangguh dan siap tempur. Gandalf, yang dikenal sebagai Guntur Hitam, adalah pemimpin yang karismatik dan berpengalaman dalam pertempuran.
"Um... Selamat malam Kapten Gandalf. Namaku Anton, dari prajurit kerajaan". Ucapnya dengan gugup.
"Aku tau itu. Cepat ke intinya saja" Ucap Gandalf yang sedang duduk dekat Api unggun.
"B-baiklah... Jadi... Para bajak laut yang dipimipin oleh Kapten Varok telah menyerang desa yang terletak di perbatasan Rheged. 37 prajurit tewas, dan tidak lama lagi, mereka akan tiba di Bamburgh tak lama lagi. Oleh karena itu, kami meminta kepadamu dan juga pasukanmu untuk membantu kami. Untuk bayarannya tenang saja".
Gandalf mendengarkan dengan serius laporan dari Anton tentang serangan Bajak Laut. Dia kemudian tersenyum tipis bersedia untuk membantu mereka untuk menyingkirkan para bajak laut.
"Baiklah. Kau beristirahatlah dulu disini, kita akan pergi besok pagi" Ucap Gandalf dan berteriak.
"Woy.... Anak-anak!!!!..... Kita mendapatkan pekerjaan". Teriak Gandalf penuh semangat disertai para prajurit yang bersorak.