Chereads / Terlahir Kembali Menjadi Karakter Pendukung dalam Novel / Chapter 3 - Bab 3: Lanjut Menjual Pacar Bibi Ketiga

Chapter 3 - Bab 3: Lanjut Menjual Pacar Bibi Ketiga

Setelah nenek mendengar permintaan bertambah sedikit, langsung menyetujuinya.

Selanjutnya, Jiang Xi diskusi dengan nenek langkah selanjutnya, baru kembali ke gerbang desa.

Bibi ketiga melihat dia tidak membawa orang untuk membantu, langsung bertanya: "Tidak menemukan orang untuk membantu?"

Jiang Xi menjawab sambil mengigit bibir bawahnya, "Ada yang mau membantu, tapi mereka melihat saya anak kecil, tidak ada yang percaya."

Bibi ketiga mengerutkan kening, "Lalu bagaimana?"

Jiang Xi berpikir sebentar dan berkata: "Bagaimana kalau bibi pergi bersama saya. Jika ada bibi, mereka akan percaya. Yuanbao mereka pasti sudah lapar juga, beberapa hari tidak makan. Saya lihat keluarga itu baru selesai masak, bakpaonya lebih besar dari tinju paman, kita pergi minta beberapa."

Bibi ketiga melihat pacarnya, lalu pacarnya menganggukan kepala.

Yuanbao mengedip mata dan bertanya: "Kakak, benar ada makanan?"

Jiang Xi menganggukan kepala, "Iya, keluarga itu membuat 1 panci besar!

"Kalau begitu, bibi cepat pergi." Yuanbao melepaskan pelukannya, melihat tatapan Jiang Xi berubah, langsung memeluk kaki pacar bibi ketiga.

Bibi ketiga tidak memperhatikan, yang paling penting adalah dia tidak sangka kalau Jiang Xi mengetahui rencana mereka, lebih lagi Jiang Xi begitu licik.

Seingat bibi ketiga, Jiang Xi adalah anak yang polos.

Jiang Xi membawa bibi ketiga ke rumah psikopat.

Dari jauh terlihat, nenek tua sedang menunggu di depan rumahnya.

Sambil menunjuk nenek tua dan berkata: "Bibi lihat, keluarga itu. Tidak disangka nenek baik sekali, sudah menunggu di depan pintu."

Bibi ketiga menganggukan kepala, "Masih banyak orang baik!"

"Iya, masih banyak orang baik." Jawab Jiang Xi lalu mempercepat langkah kakinya.

Bibi ketiga sudah lelah dan haus, juga mempercepat langkah kakinya menuju nenek tua.

Nenek tua melihat bibi ketiga dan merasa puas, langsung memberikan 5 bakpao dan sayur asin kepada Jiang Xi.

Lalu menjalankan sesuai rencana yang di diskusikan sambil menunjuk bibi ketiga, "Di dalam rumah saya masih ada daging kering, kamu bantu saya ambil dari atas lemari, saya akan memberikanmu sebagian."

Bibi ketiga tidak sangka kalau nenek begitu baik, dengan senang hati masuk ke rumah.

Ternyata setelah masuk ke dalam rumah langsung dipukul sampai pingsan oleh psikopat.

Walaupun sedikit brutal, namun bermanfaat.

Waktu itu Jiang Zhaodi juga dipukul seperti itu.

Jiang Xi juga bukan orang bodoh, langsung meninggalkan rumah itu dan pergi ke tujuan selanjutnya.

Rumah selanjutnya adalah rumah wanita bau yang masih membujang di desa. Orang tua wanita bau sudah meninggal lama, dia mempunyai tenaga besar dan mempunyai kulit yang agak hitam. Berbadan besar dan hitam, tubuhnya juga mengeluarkan bau tidak sedap, wajahnya juga jelek.

Dia tidak kekurangan apapun kecuali pria.

Jiang Xi mengetuk pintu rumah wanita bau.

Wanita bau buka pintu dan melihat seorang gadis kecil, dengan bingung bertanya: "Ada apa?"

Jiang Xi terhembus aroma bau sampai mengeluarkan air mata, berkata: "Kakak, bisakan membantu paman saya? Paman masih muda dan baik, saya dan adik-adik tidak ingin merepotkannya, ingin mencarikan dia pasangan dan keluarga."

Wanita bau mendengar "pria", langsung bersemangat.

Dengan suara yang kasar berkata: "Cari apa lagi, cari saya saja."

"Kakak bersedia menerima dia?" Jiang Xi sengaja berkata dengan kaget.

Wanita bau menepuk dadanya, "Kamu bertanya kepada orang yang tepat, pamanmu ada permintaan apa?"

Jiang Xi menggelengkan kepala, "Dia tidak ada permintaan, tapi kamu harus memberikan uang 5 yuan kepada saya, lalu kupon makanan 5 kg. Saya berencana membawa adik-adik pergi jauh dari paman, jadi dia tidak terus memikirkan kami.

Wanita bau menepuk pahanya, "5 yuan tidak cukup, saya kasih kamu 10 yuan dan kupon makanan 10 kg, kamu cepat jemput pamanmu dan bawa ke sini."

Jiang Xi: "..."

Masih dalam keadaan tidak percaya, wanita bau langsung masuk ke dalam kamarnya dan membawakan 10 yuan serta kupon makanan 10 kg, lalu memberikan kepadanya.

Dia menghela nafas, "Saya segera mengantarkan paman, nanti kamu langsung...."

Selesai berkata, langsung berlari kecil mencari pacar bibi ketiga.

Pacar bibi ketiga melihat dia sendiri kembali, dengan curiga berkata: "Mana bibimu?"

Jiang Xi dengan terengah-engah menjawab: "Bibi sedang makan bakpao dan daging di rumah itu, menyuruh saya cepat membawa paman ke sana."

Empat anak mengira itu benar, langsung bersorak dengan gembira.

Pacar bibi ketiga tidak curiga lagi, langsung mengikutinya.

Dua orang ini memang berpacaran, tapi bukan suami istri, jadi masih tidak saling percaya dan tidak kompak.

Berjalan sejauh itu, tidak ada makanan, sudah lama kelaparan. Dia melangkah dengan cepat dan membuat jarak cukup jauh dengan anak-anak.

Jiang Xi tidak marah, masih dengan senang hati menunjukkan jalan.

Melihat wanita bau berdiri di depan rumah dan tidak menjalankan sesuai rencana, dengan panik merasa akan terjadi kekacauan.

Wanita bau ini tidak bisa diharapkan, bagaimana kalau mengagetkan pacar bibi ketiga!

Langsung berlari ke depan dan bertanya: "Bibi ketiga sudah selesai makan?"

Wanita bau menggelengkan kepala, "Belum selesai, masih makan. Ini pamanmu, ayo cepat masuk."

Aroma bau bertebaran, pacar bibi ketiga dengan pandangan merendahkan, namun berpikir bibi ketiga sedang makan daging sendiri, langsung merasakan perutnya tidak bisa menunggu.

Sambil menutup hidung dan masuk ke dalam rumah.

Jiang Xi memberikan kode kepada wanita bau, lalu wanita bau langsung menutup pintu dan menggunakan kayu memukul pacar bibi ketiga sampai pingsan.

Setelah menjalankan rencana menyingkirkan kedua orang jahat itu, Jiang Xi baru merasa lega.

Sesuai pengalaman dari Jiang Zhaodi, mereka tidak akan bisa kabur selama satu atau dua tahun.

Yuanbao dan adik-adik lainnya dengan wajah binggung, sedang menunggu untuk makan daging, tiba-tiba pintu ditutup.

Jiang Xi tidak ada waktu menjelaskan, langsung menyuruh mereka, "Cepat pergi, kita harus cepat meninggalkan desa ini, bibi ketiga ingin menjual kita semua."

Keempat anak mendengar akan dijual, langsung lari meninggalkan rumah itu.

Kakak beradik berlima berlari sampai langit menjadi gelap baru berhenti, saat itu sudah meninggalkan desa lebih dari 5 km.

Mereka terengah-engah dan duduk di atas rumput, sangat kelelahan.

Setelah lebih lega, Jiang Xi mengeluarkan bakpao dan sayur asing untuk diberikan kepada empat adik, dirinya juga makan satu.

Dulu, dia tidak akan memakan bakpao dengan bahan jelek seperti itu. Namun sekarang, bakpao seperti ini lumayan enak, dia menikmatinya.

Langit sudah gelap, di bawah sinar bulan yang pucat, dia tidak bisa melihat jelas wajah empat adiknya.

Empat adik makan dengan lahap tanpa bersuara.

Setelah makan malam ini, mereka tidak tahu besok ada makanan atau tidak.

Jiang Xi mulai berpikir, 10 yuan dan 10 kg kupon makanan tidak bisa dipakai dalam perjalanan ini.

Semakin ke utara, semakin tidak ada orang.

Dalam ingatan Jiang Zhaodi, bukan sedang disiksa, pasti ingatan indah dengan pemeran utama pria. Ingatan terhadap keluarga ibu sangat sedikit.

Dalam novel yang menceritakan keluarga ibu juga sangat sedikit.

Hanya ada sebuah kejadian yang sangat diingat olehnya, yaitu nama desa keluarga ibu.

Kakek adalah kepala desa, kehidupannya pasti tidak susah.

Dia juga bukan ke situ untuk menjadi parasit, hanya memerlukan sebuah tempat untuk berteduh dari panas dan hujan, dia juga bisa membawa adik-adiknya untuk tinggal terpisah.

Kebetulan bisa mengganti namanya.

Nama Zhaodi sangat kolot, juga membuatnya merasa itu bukan namanya.

Dia lebih suka namanya sendiri.

Pikir kali pikir, pikirannya melambung jauh.

Empat adik setelah selesai makan, tidak tahu siapa yang mengungkit "Ibu", semua langsung menangis.

Jiang Xi dengan sabar menghibur mereka, mulai bercerita, pelan-pelan mereka menjadi tenang.

Bercerita tidak membuatnya kesulitan, dia juga sangat pandai bercerita.

Apalagi menceritakan cerita Kera Sakti, empat adik mendengarkan dengan semangat.

Di mata adik-adik, dia adalah orang yang paling pintar.