Kali ini, hidupku akan berbeda. KehidupanKU sebelumnya berakhir setelah pertengkaran yang membosankan dengan suamiKU. Tapi aku tidak ingin hidup seperti itu di kehidupan kedua ini.
"Pasti menjijikkan memiliki anak haram sepertiKU sebagai suami."
"Jangan katakan itu, Rafael. Kau satu-satunya suamiku."
Mata birunya bergetar hebat mendengar kata-kata penuh kasih sayang, seolah dia ingin mempercayai kata-kata itu. Namun tak lama kemudian, dia memutar bibirnya dan berkata dengan sinis,
"Lidahmu manis sekali dan licik. Apa menurutmu aku akan tertipu oleh kebohonganmu?"
"Lalu kenapa kau tidak memeriksanya…. wanita seperti apa aku ini."
Aku bukan aku yang dulu.
Aku, yang dulunya bodoh, telah mati dan tiada.
Rafael yang penuh dengan keganasan, ragu-ragu sambil mengusap pipinya ke bahunya dengan mata basah.
"Brengsek. Apa yang sedang aku lakukan?"