Eve menerimanya dengan senang hati, ia pun menyimpan nya di tas kecil di pahanya. Tiba-tiba Sylphy mendobrak pintu kabin memasuki kabin dengan terburu-buru.
"Kalian! Kita harus pergi, SEKARANG!" Eve dan Kaizoku bingung melihat Sylphy terlihat panik dan sangat serius.
Sylphy dengan cepat memegang tangan Kaizoku dan Eve tanpa menjawab pertanyaan mereka berdua. "Void Walk!" Sylphy menggunakan spell Void Walk untuk kedua kalinya.
Dengan cepat mereka bertiga menghilang dari kabin, Sylphy berlari sangat cepat keluar dari Witches Woods dengan sangat cepat.
Sylphy pun berhenti di gua dekat gunung bersalju, melepaskan Eve dan Kaizoku. Kaizoku dan Eve muntah-muntah setelah keluar dari Void Walk milik Sylphy.
Sylphy berjaga-jaga melihat ke luar goa dengan sangat berhati-hati.
Dengan nada lemas, Kaizoku berbicara. "Untuk... Untuk apa itu..." Setelah itu Kaizoku dan Eve terjatuh tidur.
Sylphy menjawab sambil kembali ke dalam goa. "Aku mencium bau seseorang dari Ebonlight. Aku tidak pasti itu siapa."
Dengan cepat Eve terbangun dari tidur nya, walaupun masih lemas Eve mencoba untuk berbicara. "Ebonlight? Kenapa Ebonlight berada di Witches Woods... Pasti ada yang salah."
Sylphy duduk di dekat mereka. "Aku tidak pasti, namun orang tersebut memiliki aura yang sangat kuat... Membuat hidung ku cukup kesakitan menghirup bau dari orang tersebut. Apapun yang terjadi jangan lengah dan tetap bersedia."
.
.
.
.
.
.
Seorang biarawati tersenyum lebar dengan pakaian semuanya putih dengan gergaji di tangan kanannya mendekati kabin milik Eve.
Biarawati tersebut biasa di kenal dengan nama Reverend Taki. Taki dikenal sebagai biarawati yang sangat kejam, melakukan apapun demi tuhannya dan atasannya.
Taki mengetuk pintu kabin dengan halus. "Reverend Taki, dari Ebonlight, apakah ada orang?" Taki dengan senyum yang lebar menunggu jawaban.
Taki mengetuk pintu lagi. Menunggu jawaban untuk beberapa menit kemudian. "Tolong buka pintunya, jika tidak saya akan memasukinya dengan paksa. Tolong jangan membuat saya menunggu di luar."
Setelah beberapa menit kemudian, Taki tidak bisa menahan kesabarannya. Taki menyalakan gergajinya dan langsung memotong pintu kayu menjadi dua bagian.
Taki mencari-cari orang di sekililingnya. "Dimana kalian... Aku tidak menggigit loh." Taki melihat ke kawah yang berisi air.
Setelah beberapa menit kemudian, Taki menyerah mencari-cari orang di dalam kabin. Taki berjalan ke belakang kabin, melihat ada jejak kaki di tanah yang berlumpur yang mengarah ke gunung salju. "Kabur ya..." Taki mengikuti jejak kaki tersebut.
.
.
.
.
.
"AAAGGGHHH! Ini semakin parah, ayo berikan ide kaliaaannn!! Jangan cuman duduk dan diam!" Sylphy memarahi Kaizoku dan Eve yang masih pusing karena Void Walk. Eve dan Kaizoku hanya bisa terdiam dengan tatatap lemah dan kosong.
Eve mencoba untuk tetap fokus. "Ba- Bagaimana kita menyamar? A-Aku bisa menggunakan sihir ku untuk menyamar dan pergi sejauh mungkin." Sylphy lega jika Eve masih mampu berbicara.
"Itu tidak efektif untuk Kaizoku! Kita tidak bisa mengubah baju nya!" Kaizoku dengan lemah bangun dari duduknya dan menepuk lengan Sylphy.
"Kalian pergi saja, cari tempat lain atau teman yang bisa membantu kita dari bahaya." Sylphy khawatir mendengar perkataan dari Kaizoku. "Ta-Tapi!" Jawaban dari Sylphy di potong oleh Kaizoku. "Lakukan saja!"
Setelah mengalami momen diam, Sylphy menundukkan kepalanya. "Baiklah, tolong jaga dirimu." Eve mengeluarkan sihir penyamaran kepadanya dan Sylphy mengubah pakaian dari keduanya.
Sylphy menggunakan topi petani untuk menutupi telinga serigala nya, dan memasuki ekornya kedalam baju penyamaran.