Setelah berteleport di gunung bersalju, Kaizoku melihat ke belakang. Terkejut melihat Taki dengan ombak air besarnya bergerak mengarah ke Kaizoku.
"Ini saatnya!" Kaizoku meraba-raba tas kecilnya di belakang dan sampingnya. Tersadar jika pelurunya semuanya habis, meninggalkan peluru yang mampu meng-teleportkan Kaizoku. "Oww... Ini mengerikan."
Kaizoku berlari mengarah ke pepohonan berniat untuk bersembunyi dari keberadaan Taki, dan berharap Sylphy dan Eve mendapatkan bantuan untuk mengalahkan Taki.
Kaizoku bersembunyi di belakang salah satu pepohonan. "Baiklah Kai... Jangan panik... Huff.." Setelah beberapa detik kemudian Taki datang, dan ombak nya menghilang ke tanah.
"Anak hilang... Jangan sampai membuat aku marah." Taki melihat jejak dari Kaizoku yang mengarah ke pepohonan. "Aku melihat jejak mu nak, jangan sampai aku menemukan kamu."
Mendengar perkataan Taki, detak jantung Kaizoku berdebar-debar dengan cepat dan keras. Kaizoku mencoba untuk berpikir cara yang paling ampuh untuk mengundur waktu sampai bantuan datang. "Ayolah Kai... Berpikir..." Kaizoku mengecek isi peluru revolver nya. "Baiklah Destion kita masih memiliki 4 peluru lagi, dengan ini aku masih bisa berteleport 4 kali saja... Aku harus menggunakannya dengan baik-baik."
Tiba-tiba Taki datang dari samping, dan langsung menyerang keswmping dengan gergajinya, untungnya Kaizoku dengan cepat menunduk ke bawah, membuat serangan gergaji Taki memotong pohon tersebut hanya dengan satu serangan.
"Aaahhh! Tidak sekarang!" Kaizoku menembak peluru teleport nya lagi menuju ke pohon yang lebih jauh lainnya.
"Kamu tidak bisa lari dari ku nak..." Taki menarik tuas dari gergaji nya 2 kali lagi, menggunakan air sebagai kekuatan utama gergaji tersebut. Taki pun menggesek gergajinya ke tanah, menciptakan arus besar mengarah ke Kaizoku dengan sangat cepat.
Melihat ke belakang, Kaizoku sangat terkejut melihat arus air melaju ke arahnya. "Oh tidak..." Kaizoku pun mencoba untuk berlari secepat mungkin dengan alasan menyimpan peluru yang lainnya untuk kepentingan yang lebih penting.
Taki menarik tuas gergajinya 3 kali, membuat gergajinya di tutupi oleh angin kuat dan cepat. "Kamu tidak bisa kabur dari aku nak." Taki memutarkan badannya, menciptakan angin horizontal yang sangat kuat dan cepat.
Dengan cepat angin tersebut mengenai ombak yang melaju, mempercepat kecepatan dari ombak tersebut. Kaizoku pun tidak bisa berbuat apa-apa, Kaizoku pun terkena ombak tersebut yang masih berjalan cepat.
Terombang-ambing, Kaizoku mencoba sekuat mungkin untuk tetap tenang dan menahan nafasnya.
Taki mengendalikan ombaknya menuju ke atas gunung bersalju tersebut. Diikuti dengan Taki yang terbang dengan kekuatan angin tersebut. "Jangan khawatir nak, kamu pasti akan menemukan jalan baru setelah kematian... Xixixixi..." Taki tertawa kecil setelah berhasil menangkap Kaizoku dengan ombaknya dan membawanya ke atas gunung salju.
Setelah sampai di ujung gunung yang panas, Taki melepaskan Kaizoku dari ombak besarnya. Ombak tersebut pun hilang seketika setelah Taki menggenggam kerah baju dari Kaizoku. "Baiklah nak... Kamu memiliki 2 pilihan, mati atau menyerah?" Wajah dari Taki yang tetap tersenyum lebar membuat Kaizoku sangat tidak tenang sekali.
Kaizoku tertawa kecil. "Mati atau menyerah? Aku tidak memilih keduanya." Tiba-tiba terdapat katana yang terbang menuju ke samping Taki.
Katana tersebut pun berbicara. "Matikan dia..." Suara dari katana tersebut terdengar seperti laki-laki yang seumuran dengan Kaizoku.
"Baiklah tuan." Ucap dari Taki. Taki pun langsung melempar Kaizoku ke dalam gunung penuh lahar yang panas. Namun tiba-tiba ada sinar terang yang menutupi Kaizoku, setelah sinar tersebut menghilang Kaizoku pun ikut menghilang dari penglihatan Taki dan katana tersebut.