Chereads / ORFIRO:Mystery Of Symphony / Chapter 1 - Blood And Reincarnation

ORFIRO:Mystery Of Symphony

WoRm_cute
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Blood And Reincarnation

Saat Arvid sudah memasuki tempat tersebut, ia dapat melihat tempat yang luas itu sudah hampir penuh diisi oleh siswa junior, senior dan para pengajar di tempat itu

   Karena hal tersebut, ia mulai duduk di tempat yang sudah ditunjuk oleh petugas di tempat tersebut.

    Setelah beberapa saat, upacara resmi dimulai dan banyak tokoh dan topik yang dibicarakan pada upacara tersebut. Meskipun begitu ia merasa tidak tertarik dan mulai melihat sekitar untuk menemukan hal menarik di sini

     Saat ia sedang sibuk dengan dirinya, sebuah tangan datang menepuk bahunya dan alhasil ia langsung berputar untuk melihat orang tersebut.

     Saat Arvid melihatnya, jejak kebingungan terlintas di wajahnya. karena yang ia temukan adalah Seorang laki laki dengan rambut hitam agak panjang, pupil yang berwarna biru tua, wajah yang tampan, memiliki kulit putih yang menampilkan maskulinitas serta memiliki badan yang sedikit lebih tinggi darinya. Ditambah lagi dengan pakaian akademi yang ia pakai membuat ia terlihat sebagai laki laki yang tampan. Kemudian seorang wanita dengan rambut hitam legam lurus mencapai punggung, pupil yang berwarna coklat muda, wajah yang menampilkan keanggunan dan elegan pada saat yang sama serta memiliki tinggi yang berada di bawahnya sedang melambai pelan sambil tersenyum padanya

     Karena hal itu, arvid hanya bisa bingung dan bertanya apa yang terjadi.

   ' Apa yang mereka mau dariku' pikirnya saat laki laki tersebut memulai percakapan dengannya

   " Permisi, bisakah anda memberi tau nama anda. Perkenalkan nama saya cage hermes, senang bertemu dengan anda. Dan dibelakang saya adalah... "

   " Ariana , Ariana carol. Senang bertemu denganmu" Ujarnya sambil menjabat tangan arvid, kemudian setelah itu arvid mulai memperkenalkan mereka dengan sopan

   " Senang bertemu dengan kalian berdua, perkenalkan Arvide avlore. Kuharap kita bisa akrab kedepannya"kata nya sambil menunjukkan senyum tipis kepada mereka

     Melihat senyum yang ditunjukkan, mereka hanya bisa memandang satu sama lain dan mulai tertawa pelan melihat dirinya. Hal tersebut membuatnya bingung dan ingin menanyakan tentang tingkah laku aneh mereka, tetapi kemudian hal selanjutnya membuatnya terkejut.

    Sebuah gelombang bewarna biru yang datang entah dari mana mulai datang ke arahnya dan mulai mengenai seluruh orang di tempat tersebut.

    Karena hal tersebut, satu per satu siswa dan pengajar mulai berjatuhan di tempatnya masing-masing yang membuat mereka yang masih sadar panik dan ingin melarikan diri. Tetapi sebelum mereka bisa melarikan diri, mereka langsung pingsan dan terkapar di tempat tersebut.

    Saat ia sedang melihat sekeliling, arvid menyadari bahwa dirinya sendiri yang masih berdiri di tempat tersebut dan mulai panik akan hal tersebut. Tetapi kepanikannya seketika terhenti saat sebuah layar berwarna hitam muncul di depannya tanpa ia sadari.

    

     Dan saat itu juga sebuah video terputar otomatis di layar tersebut. Video tersebut menunjukkan seorang manusia yang menggunakan kerudung yang terlihat seperti pemuja sekte sesat berdiri di dalam cahaya yang terdapat di tengah-tengah ruangan yang gelap itu.

     "Halo tuan-tuan dan nona-nona sekalian, perkenalkan saya adalah 'The watcher'. Pembantu sekaligus pembawa acara untuk acara yang spesial kali ini. Kali ini anda pasti bingung tentang apa yang terjadi. singkatnya, selamat untuk anda karena telah terpilih sebagai peserta dari permainan ' Mystery of Symphony ' yang dibuat oleh para pencipta kalian, para dewa" Ujar manusia tersebut dengan nada bahagia seolah-olah itu adalah informasi bahagia untuk mereka semua. Hal tersebut membuatnya mengerutkan kening dan merasa manusia dalam layar tersebut pasti kehilangan kewarasannya entah mengapa.

     Saat sedang mengutuk orang tersebut, manusia tersebut melanjutkan perkataannya

    

     " Sebelum kita bisa memulai permainan, marilah anda menerima berkah dari '*°•*°•' sekarang " Katanya saat menjentikkan jari dan terlihat sebuah layar baru muncul di hadapannya

[ Name: Arvid Avlore ]

[ Age: 16 ]     [ Sex: Male ]

[ Race: Human ]

[ Core: None ( 0/1000 ) ]

                       (Attribute)                   

[   Strength: 4                 Vitality: 2    ]

                                       

    Agility: 3                     Sense: 3

    Durability: 2              Stamina: 3

[   Endurance: 3            Mana: 8        ]  

                                 

[ Fragment Upgrade: 0 ]

[ Reward:

   - Comprehension Languange

   - Mask 'The devil'                            ]

[ Ability: None ]

[ Skill: None ]

     ' Layar status? Bukankah ini mirip dengan Layar status yang ada di game RPG ' pikirnya saat melihat layar di depannya tersebut. Saat ia masih melihat informasi dirinya, manusia itu masih melanjutkan pembicaraannya.

      " Ini adalah layar status, inilah sesuatu yang akan memberi tau kalian apa saja mengenai diri kalian, seberapa kuat kalian, seberapa kuat kemampuan kalian, dan lain-lain. Jika kalian masih bingung dengan penjelasan yang saya berikan, kalian bisa menanyakan secara pribadi dengan saya nanti. Untuk sekarang marilah anda bersiap untuk kehancuran era yang kalian sayangi dan beri sapa untuk era yang baru ini "  ujar

manusia itu saat ia mulai menjentikkan jari dan layar yang merekam dirinya menghilang dari hadapannya.

      Sesaat kemudian aula yang ia tempati mulai bergetar hebat dan banyak puing-puing mulai berjatuhan dari atas. Arvid kemudian langsung merencanakan untuk melarikan diri dari tempat tersebut, tetapi pikirannya berhenti saat ia mulai memikirkan temannya tersebut. Saat ia berbalik, hal berikutnya membuat pupil matanya membesar dan tubuhnya mulai bergetar tak terkendali.

       Sebuah manusia yang baru saja ia kenal, yang ia pikir bisa menjadi teman baik dan sebagai kenalan yang bisa menjadi saudara mulai menjadi makhluk yang tak bisa dikenali wajahnya dan mulai berjalan ke arahnya sambil mengucapkan namanya berkali-kali dengan tidak jelas

    Arvid yang melihatnya mulai membeku dan tidak bisa bergerak dari tempatnya tersebut, tetapi kemudian entah pikiran apa yang memasukinya, ia mulai mengingat kakaknya yang mungkin masih hidup di luar sana.

    Ia kemudian langsung menendang seseorang yang ia kenal, dan mulai mencari sesuatu yang ia bisa gunakan untuk membela diri dan merencanakan ide melarikan diri dari tempat tersebut.

   Ia pun mulai berlari mencari senjata, dan saat itu juga seluruh orang di tempat tersebut yang berubah menjadi undead mulai mengejarnya dengan lambat dan mengepungnya dari berbagai arah

     Saat itu juga, entah keberuntungan apa yang ia miliki. Ia dapat menemukan revolver tepat di hadapannya di bawah lantai. Arvid pun langsung meluncur dan mendapatkannya, ia pun mulai menembak para zombie yang paling dekat dengannya.

[ zombie telah terbunuh ]

[ Anda telah bertambah kuat ]

[ zombie telah terbunuh ]

[ Anda telah bertambah kuat ]

[ zombie telah terbunuh ]

[ Anda telah bertambah kuat ]

[ zombie telah terbunuh ]

[ Anda telah bertambah kuat ]

[ zombie telah terbunuh ]

[ Anda telah bertambah kuat ]

[ Anda telah mendapatkan 'Chern' ]

[ Apa Anda ingin menggunakannya ]

    

[ Ya/Tidak ]

     Tanpa melihat notifikasi tersebut, arvid langsung menyetujui permintaan tersebut dan sebuah pedang hitam panjang muncul di tangannya dalam sekejap.

    

     Arvid kemudian langsung menebas kepala yang paling dekat dengannya dengan sekuat tenaga, selanjutnya saat ia mulai berbalik menuju pintu keluar aula. Ia menyadari bahwa ia sudah terlambat, jarak antara dirinya dengan pintu itu sudah terlalu jauh dan banyak zombie yang mulai mengerumuni tempat tersebut.

       Melihat bahwa tidak ada jalan lain, ia mulai menggertakkan giginya dan mulai menebas para zombie dengan sepenuh tenaga dan mulai berteriak tidak membiarkan dirinya mati di tempat ini.

      Ia terus menebas, menusuk, dan membunuh semua undead yang ia lihat. Arvid bisa merasakan otot-ototnya yang tertarik dan bisa putus kapan saja dan merasakan rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya akibat peningkatan besar yang terjadi di tubuhnya setelah membunuh para zombie itu.

     Beberapa jam telah berlalu, saat Arvid sudah menebas zombie terakhir yang ia lihat. Ia masih waspada dan melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada zombie yang tersisa dan setelah ia merasa aman, arvid mulai ambruk dan pingsan di tempat tersebut