Saat Evelyn masih difokuskan pada wajah Leander, ia tiba-tiba mendengar pekikan tertahan dari sebelahnya. Evelyn pun sontak menoleh dan mendapati kakak nya saat ini, Felicia, tersipu-sipu sambil menatap ke sesuatu.
Penasaran, Evelyn mengikuti pandangan Felicia, dan benar saja, di antara rombongan anggota kerajaan yang berada di kereta kuda, sosok rupawan berambut perak berkilauan dengan manik hijau zamburd nya sedang tersenyum dan menatap Felicia.
"Pesona Male Lead emang gak pernah gagal," gumam Evelyn, terpesona dengan garis wajah dari sang karakter utama pria. Evelyn sebagai seorang pembaca yang selalu mengincar karakter utama pria tidak bisa berpaling dari keindahan yang hakiki ini. Pantas saja Felicia menyukainya, terlepas dari julukan, kepandaian, dan keahliannya, Kendrick benar-benar suatu maha karya.
"Ah, fokus, Lyn! Fokuuss! Dia sekarang punya kakak lo, masa lo mau rebut gitu aja?" batin Evelyn ribut, ia sesekali akan menggelengkan kepalanya karena pemikirannya sendiri.
"Tapi Kendrick emang ganteng bangeet! Boleh gak sih gue tikung Female Lead? Ah, enggak ah, nanti kalau gue kenapa-kenapa gimana? Secara kan lawan gue itu Female Lead," batin Evelyn semakin ribut. Melihat Kendrick membuat pikiran Evelyn teralihkan dan menjadi kacau, oh tidak ada yang bisa menggantikan pesona karakter utama bagi Evelyn.
"Ish, Lyn, fokus!" Evelyn kembali pada dunianya, ia pun kini memperhatikan anggota keluarga kerajaan yang mulai turun dari kereta kuda. Beberapa tidak asing bagi Evelyn karena pernah muncul dalam novel, tapi beberapa juga sama sekali tidak Evelyn kenal.
Seiring dengan keluarga kerajaan perlahan turun dari kereta dan Pangeran Leander yang turun dari kudanya, sorak-sorai dan tepuk tangan riuh rendah dari kerumunan yang berkumpul di sekitarnya. Menyambut kehadiran mereka yang penuh dengan elegansi, melangkah ke atas panggung. Sebuah pemandangan yang seakan-akan diambil langsung dari dongeng; wajah-wajah menawan mereka menyebar ke segala penjuru, menciptakan aura kemuliaan dan keanggunan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Di antara orang-orang yang meramaikan acara itu, Evelyn terpaku, terpesona oleh pesona masing-masing anggota keluarga kerajaan. Wajah mereka begitu memesona, menciptakan gambaran sebuah karya seni yang sempurna. Tidak terkecuali Raja Cedric dan Ratu Seraphina yang memancarkan keanggunan serta kehadiran yang begitu megah. Lebih dari sekedar pemandangan, mereka seperti mahakarya yang hidup; suatu keharmonisan dan keelokan yang melampaui imajinasinya.
Saat semua mata tertuju pada Raja, Ratu, empat selir, dan empat belas anak mereka yang mempesona, di balik kereta kuda yang belum sepenuhnya terlihat, samar-samar terlihat bayangan seseorang yang tengah mengintip dengan hati-hati pada keluarganya yang berdiri di atas panggung.
Dialah Zionathan, sosok yang enggan mencuri perhatian, memilih untuk tetap berdiam di dalam kereta kuda. Ia enggan menjadi pusat perhatian, bahkan setelah adu argumen dengan para kakaknya yang sangat ingin memunculkan sosok Zionathan di atas panggung. Meskipun terjadi cekcok, Zionathan berhasil mempertahankan keputusannya untuk tetap berada di latar belakang. Lagipula sepertinya ketidakhadirannya adalah hal yang biasa, jadi tidak ada yang mempermasalahkan ketidakhadirannya.
Setelah rangkaian ucapan dari Raja Cedric dan Ratu Seraphina yang memuji keberhasilan Pangeran Leander dalam penaklukan monster hutan Tornvale, suasana pesta semakin hidup. Leander, dengan sederhana dan penuh kebesaran hati, berbagi beberapa kata.
Diiringi alunan musik yang lembut, para anggota keluarga kerajaan turun dari panggung, memberikan awal yang indah bagi serangkaian pertunjukan. Tarian-tarian anggun dan pertunjukan seni memikat mulai memenuhi udara. Sementara itu, baik rakyat maupun bangsawan menikmati hidangan yang tersaji dengan penuh kebahagiaan. Tidak ada ruang untuk pertengkaran sosial di tengah suasana begitu indah ini. Bagaimanapun juga, siapa yang akan berani memicu pertikaian saat Raja Cedric dan Ratu Seraphina berada di antara mereka? Kehadiran dua penguasa Radiant Valoria itu tidak hanya mendatangkan kehormatan, tetapi juga menimbulkan ketakutan pada siapa pun yang berani menciptakan ketegangan.
Evelyn, masih menjaga setengah wajahnya tersembunyi di balik kipas lipat kakaknya, dengan seksama memperhatikan setiap sosok bangsawan yang berjalan di depannya. Pikirannya mengembara, mencari petunjuk tentang apakah sosok-sosok bangsawan tersebut disebutkan di dalam novel The Holy Fate of the Exiled Prince.
Sementara Evelyn sibuk memperhatikan para bangsawan, ia tidak menyadarinya bahwa karakter utama pria sedang berjalan menuju ke arahnya. Yah, lebih tepatnya menuju Felicia yang berada di samping Evelyn.
"Salam pada Bintang Muda Radiant Valoria," sambut para Nona Muda untuk Kendrick. Meski di cap sebagai Pangeran Buangan, Kendrick tetaplah anak dari Cedric Aetherborne, yang berarti dia adalah pangeran Radiant Valoria.
Evelyn terjengit kaget, baru menyadari kehadiran Kendrick, ia pun ikut sedikit membungkuk untuk menyambut kedatangan Kendrick. Untungnya mulutnya tertutup kipas, jadi tidak ada yang menyadari kalau ia tidak mengucapkan sambutan.
"Halo Lady Felicia," sapa Kendrick.
Para Nona Muda di sana sontak beringsut mundur karena tau akan kedekatan Kendrick dan Felicia. Nona muda yang ada di sana juga adalah para teman baik Felicia, jadi mereka mendukung saja hubungan antar keduanya.
"Halo juga, Pangeran Kendrick," balas Felicia.
Evelyn terpaku, melihat sang tokoh utama yang kini berada dekat dengannya. Matanya membulat dengan pupil yang membesar, tidak pernah menyangka kalau dia akan bisa sedekat ini dengan tokoh utama novel yang dibacanya.
Karena Evelyn, Kendrick jadi agak salah fokus, ekspresi Evelyn yang hanya terlihat setengahnya membuat Evelyn seperti bertemu orang aneh. Dan karena Evelyn menatapnya, Kendrick jadi merasa, apakah dia yang aneh?
"Felicia.." bisik Kendrick pada Felicia, matanya mengisyaratkan agar Felicia melihat gadis yang berada disebelahnya itu.
Felicia yang paham sontak menoleh ke samping, mendapati Evelyn dengan mata membulat melihat Kendrick.
"Evelyn.." tegur Felicia sambil menepuk bahu Evelyn, mencoba menyadarkan Evelyn yang pikirannya entah sedang kemana.
Evelyn terjengit kaget, tersadar dari lamunannya, "i-iya?" tanyanya agak linglung. Sungguh, dia benar-benar terpesona dengan keberadaan tokoh utama itu.
Felicia menggeleng pelan, "ini adikku, Evelyn," ucap Felicia memperkenalkan adiknya.
"Ah," Kendrick tentu tau kalau Felicia mempunyai adik, Felicia juga beberapa kali menceritakan tentang adiknya.
Evelyn masih bertahan menutupi setengah wajahnya, sambil tertawa canggung, Evelyn memundurkan diri dan berbalik menuju teman-teman Felicia yang sedang berkumpul.
Kendrick dan Felicia pun hanya melihatnya dengan tatapan yang sama-sama bingung, bingung dengan perilaku Evelyn yang tampak agak aneh. Mereka bertatapan, kemudian mengangkat bahu dan tertawa kecil. Setelah itu, mereka pun terlibat percakapan ringan.
Sementara itu, Evelyn memekik pelan, membuat teman-teman Felicia dibuat kaget. Mereka saling tatap mencoba menebak apa yang terjadi dengam adik teman mereka itu.
"Dia terlalu tampaann~" gumam Evelyn yang masih bisa didengar teman-teman Felicia. Mereka tentu bisa menebak siapa yang dimaksud Evelyn.
"Heii~ Pangeran Kendrick itu sudah ditakdirkan dengan Felicia, kau jangan jadi adik durhaka dengan merebutnya," ucap Sophia.
"Iya, betull. Jangan jadi seperti Cassandra," timpal Isabella, salah satu teman Felicia itu menunjukkan rasa tidak suka nya saat menyebutkan nama seseorang itu.
"Apa? Tentu saja aku tidak akan menikung kakak ku sendiri, aku hanya bilang kalau Pangeran Kendrick itu tampan." Evelyn cemberut, dia mengerucutkan bibirnya dan bergumam tidak jelas, mana mau dia mengusik hubungan pasangan utama novel itu. Lagian dia kan termasuk orang yang mendukung hubungan Kendrick dan Felicia.
"Oh, ngomong-ngomong Cassandra itu siapa?" tanya Evelyn. Nama itu seperti tidak asing dan menimbulkan rasa marah tersendiri di hati Evelyn, tapi ia lupa siapa gerangan Cassandra ini.
|•BERSAMBUNG•|