Kendrick dan Felicia saling tatap melihat adik mereka yang bertatapan seperti sudah saling mengenal. Tapi mereka berdua sama-sama menepis pikiran itu, karena apa?
Yang ada dipikiran Felicia; mana mungkin adiknya yang selalu mengurung diri di kamar itu memiliki teman, jangankan teman, pelayan yang setiap hari datang ke kamarnya pun adiknya masih tidak mengenalnya.
Sedangkan yang ada dipikiran Kendrick; tidak mungkin adik terakhirnya yang jarang bicara dan berinteraksi itu memiliki teman, keluar istana pun dari saat dia lahir sampai sekarang masih bisa dihitung jari. Jangankan teman, saat ditanya siapa kakak ke delapan nya adik terakhirnya itu tidak akan bisa menjawabnya.
Tapi untuk memastikannya, mereka secara kompak melontarkan pertanyaan, "apa kalian saling mengenal?"
Membuat Zion dan Evelyn akhirnya sadar dari dunia mereka, mereka melepas kontak mata dan menatap kakak mereka. Secara kompak menggelengkan kepala.
"Tadi tidak sengaja bertemu," jawab Evelyn.
Kendrick dan Felicia mengangguk pelan; memang tidak mungkin adik mereka itu memiliki teman, lawan jenis pula.
"Zi.." Kendrick melihat Zion yang menyuap kue di piring yang dipegangnya. Ah, Kendrick hampir saja lupa kalau adik terakhirnya itu menyukai segala jenis makanan manis, tentu saja jamuan yang sudah dipersiapkan akan menjadi incaran Zion. Tentunya sifat itu sama dengan Zion modern yang menempati tubuh Zionathan Aetherborne.
Sedangkan Evelyn yang sudah tau apa yang akan Felicia ucapkan mengambil piring berisi berbagai hidangan manis yang tadi diambilnya. Membuat Felicia yang melihatnya menggelengkan kepalanya pelan.
"Baiklah.. Lady Felicia, mau kah Anda berdansa dengan saya?" tanya Kendrick, menawarkan tangannya pada Felicia.
Felicia sendiri tersentak kaget, rona merah langsung menjalar lembut diwajahnya, dengan malu-malu Felicia mengulurkan tangannya, menerima tawaran Kendrick.
Dengan sekali tarikan lembut, Kendrick membawa Felicia ketengah lantai dansa di sana. Mereka pun terlibat dalam tarian bersama rakyat dan bangsawan Radiant Valoria yang lain.
Zion dan Evelyn hanya memperhatikan kakak mereka itu, membiarkan saja keduanya menikmati lantunan lembut alunan musik yang mengiringi lantai dansa.
Setelah beberapa saat memandangi orang-orang yang sedang berdansa, mereka baru teringat kalau ada sesuatu yang harus mereka tanyakan satu sama lain. Keduanya kompak meletakkan piring yang mereka pegang ke meja lalu saling berhadapan.
Secara bersamaan mengambil nafas dan menghembuskan nya secara perlahan.
"Boss fight," ucap Zion tanpa aba-aba.
"Climax scene," balas Evelyn.
"Respawn," —Zion.
"Plot twist," —Evelyn.
"Game over," —Zion.
"Happily ever after," —Evelyn
"Level up," —Zion.
"Character development," —Evelyn.
"Save point," —Zion.
"Prologue," —Evelyn.
"Hah!/Haah!" kaget mereka bersamaan.
"Lyn!/Zizi!" panggil mereka bersamaan sambil menunjuk satu sama lain.
Evelyn melebarkan matanya, manik birunya berbinar senang, ini sungguhan kan? Kekasihnya benar-benar ikut bersamanya masuk ke dunia novel?
"Zion, bilang ke gue kalau ini bukan mimpi!!" Evelyn mencengkeram kerah baju yang dikenakan Zion, sedikit banyak menikmati wajah kekasihnya yang makin tampan.
Zion menggeleng pelan, "bukan mimpi, Lyn, soalnya kaki gue sakit lo injak pakai heels."
Memandang ke bawah, Evelyn baru sadar kalau dia tengah menginjak kaki Zion. "Hehe, maaf," dia pun sedikit menjauh dari Zion.
"Sakit loh ini," keluh Zion, mengangkat kaki kanannya yang diinjak kaki Evelyn yang memakai heels, mengelusnya pelan punggung kakinya karena sakitnya bukan main-main.
Evelyn menampilkan senyum bersalahnya, "maaf~"
Tapi hanya sebentar, setelah itu Evelyn terpekik senang dan langsung memeluk Zion dengan gembiranya. Saking senangnya Evelyn sampai membawa Zion berputar-putar dan tubuhnya yang sesekali melompat kegirangan.
Sebelum mengakhiri aksi kegirangannya, Evelyn mencuri kecupan lembut di pipi Zion, tinggi mereka hampir setara jadi mudah saja bagi Evelyn.
"Ish, pacar gemesh ku ini," ucap Evelyn sambil mencubit pelan pipi Zion.
"Iya, pacar cantik ku," balas Zion, mengelus surai keemasan Evelyn, merasa tertarik, Zion meraih beberapa helai rambut Evelyn, tidak mempedulikan kedua pipinya yang kini dicubit Evelyn.
"Rambut lo cantik, lo jadi adeknya Felicia?" tanya Zion, soalnya tadi kan Kendrick mengajak gadis yang memiliki penampilan serupa dengan Evelyn berdansa.
Evelyn mengangguk, "lo? Jadi adek Kendrick?" tanya Evelyn balik.
"Iya, anak terakhir Raja Cedric," jawab Zion sambil memainkan rambut Evelyn.
Evelyn sontak menghentikan aksi cubit pipi Zion, dia menatap Zion yang asik memainkan rambutnya. "Pangeran ke sebelas?" tanya Evelyn.
Zion mengangguk sebagai jawaban, dia menunjukkan hasil kepangan nya di sebagian rambut Evelyn.
Melihatnya, Evelyn terpekik gemas, "ih, pacar gue ini kenapa emesh banget sih," Evelyn kembali mencubit pipi Zion.
Setelah Evelyn puas mencubiti pipi Zion dan Zion yang akhirnya mengepang rambut Evelyn, mereka sama-sama menikmati hidangan yang tersedia, saling berbincang tentang apa saja yang mereka alami setelah menempati tubuh baru.
"Jadi, sekarang kita bagaimana?" tanya Evelyn. Mereka harus merencanakan bagaimana kehidupan mereka kedepannya, apalagi dengan minimnya informasi tentang tubuh yang mereka tempati.
Zion menggeleng pelan, "gak punya ide. Gue aja masih antara percaya gak percaya masuk ke dunia novel," ucap Zion.
Cemberut, "masalahnya tu walaupun gue suka ni novel, gue gak mau di sini selamanya. Kita bahkan tiba-tiba aja dipindahin ke sini pas bangun tidur," Evelyn bersandar ke lengan Zion. Dia sedang memikirkan bagaimana keadaan orang tuanya di dunia aslinya.
Zion tidak mengatakan apapun, tapi dia sama dengan Evelyn, Zion juga tidak ingin tinggal di dunia novel ini selamanya. Dia masih memiliki orang tua lengkap dan kakak yang walaupun jarang pulang tapi selalu Zion tunggu kehadirannya.
"Ya udah, nanti kita cari caranya gimana keluar dari dunia ini sama-sama," ucap Zion, melirik Evelyn.
Evelyn mengangguk pelan, kembali berdiri tegak dan menghadap Zion.
"Hm?" pandangan Evelyn pun teralihkan dengan sudut mata Zion yang basah, "Zizi nangis?" tanyanya.
"Eh?" Zion menyentuh sudut matanya dan dia merasa agak basah, "eh, e-enggak, kok," elaknya sambil mengusap matanya.
"Hmmmm.." Evelyn menyipitkan matanya, memandang Zion dengan tatapan tidak percaya. Tapi kemudian Evelyn tersenyum lembut, menepuk pelan kepala Zion, Evelyn bisa menebak apa yang sekiranya dipikirkan Zion.
"Udah-dah, itu Kendrick sama Felicia udah selesai," ucap Evelyn mengalihkan pandangannya pada Kendrick dan Felicia yang berjalan ke arah mereka.
Zion pun dengan segera mengusap lagi matanya sampai dia merasa kalau tidak terlihat basah lagi.
Saat Kendrick dan Felicia sudah ada dihadapan mereka, Zion membalikan tubuhnya melihat pasangan dan tokoh utama novel itu, sedangkan Evelyn sudah bersiap untuk menggoda keduanya.
"Jadi.. ada yang sedang kasmaran ya.." goda Evelyn, pandangannya mengarah pada tangan Kendrick dan Felicia yang saling berpegangan.
Kendrick dan Felicia yang sadar dengan arah pandangan Evelyn langsung melepas pegangan tangan mereka. Lalu saling membelakangi dengan rona merah di wajah masing-masing.
"Apa sih kau ini.." malu Felicia.
Evelyn tertawa pelan melihatnya, meski senang melihat langsung pasangan utama novel, Evelyn juga teringat dengan bagaimana akhir dari hubungan keduanya. Evelyn jadi bertanya-tanya apakah ketidakterimaan nya pada ending novel membuatnya jadi memasuki tubuh adik Felicia ini.
"K-kalau begitu kami pergi dulu," tanpa aba-aba, Felicia menarik lengan Evelyn setelah memberi penghormatan pada dua pangeran di sana.
"Eh-eh," kaget Evelyn, soalnya dia masih berfikir tadi. Dengan susah payah Evelyn menoleh kebelakang dan melambaikan tangannya pada Zion.
Yang dibalas Zion dengan lambaian kecil agar Kendrick tidak melihatnya.
|•BERSAMBUNG•|