Chereads / Uzi / Chapter 5 - jerit malam

Chapter 5 - jerit malam

"Dingin dingin gini jadi enak kalo ada api unggun" ucap Amel sambil menyilanglan kedua tangannya di dada

"Aku bilang apa, kemping itu seru tau"

"Coba kamu lihat bintang yang di atas itu bentuknya kayak panda" Nazma menunjuk ke langit

"Ya bingung bentuknya kayak bintang lah, mana mungkin kayak panda" ucap Amel

"Iya nih ada ada aja" sahut Maya

"Kalian itu gak ngerti pilosofi ya. Maksud aku tuh.." belum sempat Nazma menyelesaikan pembicaraannya tiba-tiba pengeras suara berbunyi

"Perhatian kepada seluruh perwakilan dari setiap kelompok dimohon untuk kumpul di dekat posko kesehatan, terimakasih"

"Apa sih panitia, baru juga kita istirahat sebentar udah di suruh suruh aja seenaknya, kita kan juga perlu istirahat" ucap Maya kesal

"Tau tuh" jawab Resa yang ikut kesal

"ya namanya juga panitia" balas salsa

"Udah udah ah" ucap Nazma berusaha membuat mereka tenang

"Eh Mel kamu kan perwakilan kelompok kita buat baca dasa darma"

"boleh si, tapi yang lainnya setuju emang?"

"Kita setuju kok" jawab Maya

"yaudah ini aku mau kesana sekarang "

"Kamu berani kan sendiri?"

"Berani lah, orang Cuma kesana deket ini"

"Oke deh hati hati ya, aku tunggu kamu disini sama yang lain"

"siap, aku pergi ya dadah" Amel melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan teman temannya

"dadah" balas semua temannya

Amel berjalan menuju posko dan menjadi perwakilan di kelompoknya

Langit malam menjadi indah dengan Tabutan bintang bintang dan angin malam menjadi hangat saat menyatu dengan hangatnya api unggun.

"Emm kak permisi, kumpul tiap perwakilan kelompok dimana ya?" Tanya Amel kepada sosok Photografer yang memakai atribut pramuka lengkap

"Oh, dekat posko kesehatan" jawab uzi sambil menujuk sebuah tenda berwarna putih

"Posko kesehatannya yang mana kak? Itu tenda putihnya ada dua" Tanya Amel bingung

"Kamu lurus aja nanti ada tenda warna putih yang itu tuh, kamu cari yang ada kakak pmr nya" jelas Uzi

"Oh makasih kak"

"Sama-sama"

Amel melangkah perlahan menuju posko kesehatan. Belum jauh dari tempat Uzi berdiri tiba-tiba Uzi memanggil Amel

"Eh tunggu" Uzi memegang tangan Amel

Amel melihat mata uzi dan uzi juga menatap wajah Amel

"Eh maaf" uzi melepaskan genggamannya

"kumpulnya di sini kok nanti kalo sudah kumpul semua baru kesana buat latihan" jelas Uzi

"Kakak ini apaan si, tadi nyuruh aku nyari tenda putih, May ngerjain aku ya?" Ucap Amel dalam hati

"oh gitu ya kak"

"Iya"

"Aduh masa aku nunggu disini sendiri lagi, kan takut" Amel berbisik

Uzi memperhatikan Wajah Amel yang terlihat cemas dan Takut

"kamu kenapa?" Ucap uzi

"G-Gapapa kok kak"

Uzi tiba tiba duduk di samping Amel yang sedang berdiri, masih dengan ketakutannya. keberadaan uzi membuat Amel menjadi canggung

"Aduh kakak ini mau ngapain ya?" Tanya Amel dalam hati

"aku boleh tau namanya?" Ucap Uzi sambil memberikan sebelah tangannya untuk bersalaman

"Oh aku Amelia kak, biasa dipanggil Amel" Jawab Amel

"Saya Uzi, salam Kenal "

"kamu keliatannya panik, Kenapa?" Tanya Uzi

"Gapapa kak" Amel berusaha menjawab dengan perasaan canggung

"Saran dari aku lain kali kamu berusaha percaya diri, kamu cantik intonasi bicara kamu juga bagus jika dikembangkan pasti jadi bakat yang luar biasa" Ucap Uzi tiba-tiba

Mendengar hal itu Amel menjadi bingung bagaimana dia bisa tau tentang hal ini? Tapi Amel tidak menanyakan hal itu kepada Uzi

"Enggak juga, aku gak sehebat itu kak" pipi Amel memerah

Amel bingung kenapa Uzi tiba-tiba membahas tentang percaya diri dan caranya bicara.

"kami tau gimana suasana malama?" Tanya Uzi

"tau kak"

"Gimana rasanya?"

"dingin"

"kalo api ?"

"panas kak"

"Kalo langit malam?"

"Gelap?" jawab Amel Bingung

"Terus aku mau tanya sama kamu, gimana perasaan kamu saat ada di antara dinginnya malam dan panasnya api unggun hari ini?"

"hangat" jawab Amel sambil membayangkan api unggun yang belum lama dilihatnya bersama teman-temannya

"ya seperti itulah, kamu berfikir bakat kamu tidak terlalu bagus karna kamu menyandingkannya dengan overthinking dan rasa takut seperti saat kamu menyatukan dingin malam dengan langitnya tapi coba kamu kembangkan bakat kamu dengan rasa percaya diri dan tempat yang tepat pasti kamu menjadi orang paling hebat dan kamu akan bisa mengalahkan segala kekurangan kamu dengan kehebatan kamu seperti saat kamu menyalakan api yang menurutmu panas diantara dinginnya suasana malam" jelas uzi

"kamu faham?"

"Faham kak, terimakasih"

Amel tidak mengerti apa maksud Uzi berkata seperti itu dan kenapa Uzi menjadi motivator dalam sekejap?. Tapi Amel berusaha tidak memperdulikan hal itu dan lebih memilih untuk diam.

"itu temen kamu udah pada hadir?"

"Iya kak"

"Kalo gitu saya tinggal ya"

"iya terimakasih kak"

Semua perwakilan kelompok kumpul kemudian dibagikan tugas tugas untuk upacara Api unggun yang akan di adakan di malam itu. Amel pun menjadi pembaca dasa darma saat penyalaan resmi api unggun

Penyalaan api unggun berjalan dengan khidmat dan sakral. Semua peserta bernyanyi dan perwakilan tiap kelompok serta panitia menjalankan tugasnya.

Setelah penyalaan api unggun, semua kelompok menampilkan kreasi, tak lupa kelompok Amel juga menampilkan tampilan berupa nyanyian dari siska

"di tempat inii.."

Semua peserta bersorak dan kagum dengan suara siska kemudian mengiringi siska bernyanyi

Selsai kreasi tiba-tiba lampu mati sehingga tak ada penerangan kecuali api unggun yang hanya bisa menyinari sebagian dari mereka

"apa ini? Kok tiba-tiba mati?"

"ihh takutt"

"jangan jauh jauh dari aku"

Semua siswa panik dan sura suara aneh mulai muncul. Mulai dari suara ketawa, suara nangis, suara teriakan, dan banyak lagi suara yang membuat semua siswa semakin panik

"hhihihihi"

"whahahahha"

"Aaaaaaa"

"Grrr"

Suara suara tersebut tak kunjung hilang dan tak lama disusul dengan kemunculan makhluk menyeramkan di berbagai sudut

"pasti kerjaan panitia" ujar maya

"Mana mungkin, orang ini mati lampu"

"panitia juga tiba-tiba menghilang pasti ini jerit malam yang gak di angendain di roundon" ucap Nazma

"Jadi kita gak usah takut" ucap siska

"tapi disni gelap, apinya juga udah mulai padam" Amel memeluk Nazma

"tenang aja tenang"

Lampu tiba-tiba nyala, suara dan makhluk juga tiba-tiba hilang

"Semua peserta masuk ke tenda masing masing sekarang dan langsung istirahat "

"tiba-tiba minta masuk tenda? Gak jelas" ujar Maya

"Yaudah daripada disini mending di tenda aja kan istirahat"

"Yaudah ayo"

Semua peserta berlarian masuk ke dalam tenda dan bersiap untuk tidur. Tapi saat mereka mulai memejamkan mata tiba-tiba ada bayangan hitam di atas tenda mereka. Maya yang belum tertidur langsung berteriak

"Aaaaaaaa HANTUUUU"

Semua orang yang sudah tertidur langsung terbangun kaget mendengar suara Maya dan langsung bertanya kepada Maya apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian dengan perasaan takut Maya menjelaskan semuanya. Semua orang yang mendengar ikut kaget kecuali Nazma

"Paling kamu mimpi kali"

"Gak mungkin, tadi aku belum tidur dan aku bener-bener liat sumpah demi apapun"

"ih gak usah nakutin deh" ucap Siska

"aku bukan nakutin, serius aku tadi lihat ada bayangan tiba tiba aja lewat gitu"

"udah udah mending tidur aja udah malem" ucap Nazma

"plis aku takut banget ini" ucap Maya

"Gak usah takut kan banyak orang, kita disini banyakan jadi kalo ada apa apa tinggal minta tolong aja teriak kayak tadi"

Maya dan temannya memutuskan untuk tidur tapi tiba-tiba ada teriakan dari tenda yang lain. Semua orang panik dan bergegas pergi ke luar tenda untuk melihat

Keadaan menjadi kacau semua orang berteriak panik ketika melihat keluar ada sosok makhluk putih yang melayang di langit malam yang membuat suasana menjadi mecekam. Banyak peserta kemping yang kaget sampe pingsan bahkan banyak yang kerusakan

"HANTUUUU"

"HANTUUUU"

"ada apa ini?"

"Ma liat di atas"

"Aaaaaa apa itu"

"Hantuu"

Nazma berusaha untuk tidak panik dan menenangkan teman-temannya. Kejadian seperti ini sudah biasa Nazma tangani karna dia adalah siswa yang aktif organisasi di sekolahnya dulu

"teman teman semua ayo masuk ke tenda dulu"

"Tapi ma itu gimana?"

"CEPET MASUK DULU"

Semua anggota kelompok Nazma masuk ke dalam tenda dan nazma berusaha menenangkan mereka. Nazma melihat temannya dan memastikan siapa yang benar-benar ketakutan

"Amel, Resa, dan Ara ikut aku"

"Maya kamu diem di tenda dan jaga yang lain"

"Kita mau kemana?" Tanya Resa

"kita bantu teman kita yang di luar"

"disini ada yang bawa pengahangat badan atau apa gak? Kalo ada tolong di kumpulin di Amel dulu ya"

Semua teman Nazma mengeluarkan pengahangat badan yang mereka punya dan Amel mengambilnya. Ara, Amel, Nazma dan Resa pergi ke tenda lain dan membantu temannya yang tak sadarkan diri

"caranya gimana ma? Aku gak tau"

Nazma menjelaskan cara menangani orang yang tidak sadarkan diri kepada Amel dan yang lain ikut mendengarkan.

"Aku juga pernah belajar yang materi itu pas smp" ucap Resa

"Nah Sa jadi kamu ngerti kan, jadi Amel kamu sama aku ke tenda yang 2 di ujung dan Resa sama Ara pergi ke tenda yang 2 lagi, mohon Kerja sama nya ya sa"

"Oke gampang"

"ini panitia budeg apa gimana? Orang pada teriak gak ada yang turun lapangan" ucap Amel

"ya karna ini kelakuan mereka, mereka ngadain jerit malam dan akan banyak yang pingsan terus kita harus bantu mereka kalo enggak nanti ditanya Mana kepedulainnya katanya Rela menolong dan tabah tapi gak ada buktinya Untuk penerapan salah satu dasa darma pramuka jadi kita hrus bantu temen kita yang lain"

"Oh jadi gitu ya"

Nazma dan ketiga temannya berpencar membantu teman lain yang tak sadrkan diri

"tadi kata Nazma kan boleh di cubit ya? Tapi kan kalo di cubit kesian jadi mending kasih wangi wangian aja"

Amel melonggarkan semua yang di pakai peserta yang pingsan mulai dari kerudung, sabuk dan melepas kaos kaku yang dipakek kemudian memberikan minyak untuk menyadarkan nya.

Setelah keadan membaik Nazma dan yang lainnya pergi ke tenda dan pergi tidur

"Gak kerasa udah pagi aja"

"Udah pada solat subuh berlum kalo belum solat dulu gih takut keburu siang, bentar lagi ada siraman rohani"

"Tanman kali ah di siram segala"

"Ya kan rohani juga harus ada asupan"

"Asupan gizi?"

"Huhh cape ngomong sama taplak meja, di ajak ngobrol ini gak ngerti di ajak ngobrol itu gak ngerti"

"ya mening di ajak ngobrol ini gak ngerti ngobrol itu gak ngerti daripada sok ngerti padahal bodoh"

"Iya deh iya"

Pagi itu semua peserta mendengarkan siraman rohani dan dilanjutkan senam pagi kemudian makan pagi yang disediakan oleh panitia

"akhirnya makan juga, udah lapar dari tadi padahal" ucap Maya

"Ah elah emang lu pernah ngerasa kenyang?" Tanya Nazma

"Pernah, Cuma harus makan 3 bakul nasi sekaligus"

"Makan noh sama bakulnya!"

Ding dong ding dong

"Kepada seluruh peserta kemping silahkan untuk bersiap pulang. Pembongkatan tenda boleh dilakukan Sekarang dan jangan lupa untuk sampah di kumpulkan di tempat pembakaran"

Semua peserta membereskan lokasi kemping dan langsung pulang kembali ke asrama

"Yah gak di apresiasi padahal aku berharap kita di apresiasi" ucap Nazma

"ih Nazma gak boleh gitu tau, kalo mau nolong tuu yang ikhlas"

"iya deh aku ikhlas kok Cuma kesel aja sedikit"

"Aku juga bingung ngapain sih panitia ngadain acara kayak gini? Mana gak turun lagi tim kesehatannya" sahut Amel kesal

"Eh jangan suudzon gak semua kejadian kayak gini setingan panitia, kadang tempat kayak gitu ada penghuninya dan mungkin mereka gak nyaman sama kita dan cara mereka ngasih tau kita kayak gitu" jelas Nazma

"Kamu tau dari mana?" Tanya Amel

"aku di smp siswa aktif jadi udah sering ngalamin yang kayak gini doang mah"

"pantesan kamu pas malem tenang banget "

"Oh jelas

"tapi tetep aja panitia salah kenapa tim kesehatan gak bantu kita" ucap Amel kesal

"Iya juga sii mereka salah"

Saat Amel dan Nazma berjalan pulang menuju asrama sambil asik mengobrol tiba-tiba ada yang memanggil mereka

"Neng"

Amel dan Nazma tidak menghiraukan mereka tapi merka terus memanggil

"Neng

Amel berbalik badan dan memastikan siapa yang memanggil mereka. Dan saat Amel melihat ternyata yang memanggil mereka adalah Uzi yang sedang memegang mukena dan kamera

"Ka abi a?" Tanya Nazma

"Muhun" jawab Uzi

"Ada perlu apa ya kak?" Tanya Amel

"Boleh minta tolong gak?" Tanya Uzi

"Boleh"

"ini nitip ya nanti tolong di simpen aja di mushola santri putri ya"

"Oke" jawab Amel

"kok cowo bawa mukanya sii?" Tanya Nazma

"Oh iya, ini bekas jerit malam"

"Oh jadi kamu yang jadi hantunya?" Tanya Nazma

"Bukan aku, aku Cuma mau ngembaliin mukenanya "

"terus siapa?"

"Temen" jawab Uzi

"Ngapain sih ngadain jerit malam kalo gak pada tanggung jawab" ucap Nazma

Uzi terdiam

"maaa gak boleh gitu, ayo pulang" ucap Amel sambil menarik baju Nazma

"kami pergi dulu ya kak"

"Oke, maksih" ucap Uzi

Amel dan Nazma pergi meninggalka Uzi

"Ma kamu itu gak boleh ngomong gitu gak sopan"

"daripada kayak kamu ngomongin sama keselnya di belakang"

"..."