Beberapa bulan berlalu, Amel mulai nyaman dengan kondisinya di pesantren dan dia perlahan beradaptasi dengan orang orang dan lingkungan sekitarnya.
Pemilihan osis tiba dimana semua orang mulai memilih dan menilai siapa yang pantas dan cocok jadi ketua osis. Diantara banyaknya calon kandidat semua menggibahkan kandidat terganteng di angkatan mereka yaitu Razman
"Eh udah tau belum calon ketua osis kita siapa aja?" Ucap Fara wanita sath angkatan dengan Razman yang mendengar kabar tentang calon ketua osis lebih dahulu
"Katanya sih salah satunya ada yang namanya Razman kelas sepuluh IPA 2 sama Zein kelas IPS 1 " balas Hani yang ternyata juga sudah tau informasinya
"Wah mereka pasti bersaing ketat" ucap Rahma
"Pasti lah" Jawab Fara setuju
"Kalian mau pilih siapa?"
"kalo aku pasti sih pasti milih Razman lah"
"Yah kamu pasti milih dia karna dia ganteng kan" ucap Rahma sambil membayangkan wajah tampan Razman
"Iya lah, dia kan paling ganteng seangkatan kita"
"Enak kamu mah sekelas ama Razman" ucap Fara
Sisi yang sekelas dengan Razman membantah dan berkata
"ya meskipun Razman sekelas dan dia juga di kelas sebagai ketua kelas tapi dia tuh jarang banget ngobrol sama cewe cewe apalagi aku yang di bawah standar, paling juga ngobrol sama sekretaris, itu juga kalo ada perlu aja"
"nyadar juga lu jelek" ucap Hani yang dari tadi memperhatikan mereka mengobrol
"ya nyadar lah aku gak sok cantik kayak kamu kok" jawab Sisi
"Dih apaan sih lu udah jelek banyak bacot lagi"
"Udah udah. Eh Tapi belum tau juga, soalnya kita kan Cuma tau kandidat dari kelas sepuluh doang, yang jadi ketua pasti kelas sebelas kan kelas sepuluh Cuma wakil doang"
"Iya juga"
Nazma dan Amel yang memperhatikan mereka merasa heran dengan cara mereka memilih orang.
"Mel" ucap Nazma sambil mengangkat alisnya dan menilik ke arah kumpulan orang yang ghibah dengan sinis
Amel yang menangkap sinyal dari Nazma membalas dengan lembut
"Biarin aja" Amel membuka buku bacaannya
"kalo menurut kamu gimana?" Tanya Nazma yang ternyata juga penasaran
"Ya gimana nanti aja, nanti kan ada sosialisasi jadi kita bisa menilai siapa yang baik" Amel masih Fokus dengan bukunya
"harusnya menilai orang bijak itu dengan cara yang bijak iya kan mel" Ucap Nazma
"iya bener..."
"Semua orang memang akan selalu memilih yang sempurna tapi mereka lupa apakah mereka sudah pantas menilai orang lain?"
"Udah ah jadi bahas mereka, ngapain sih sayang waktu kita mening ke kantin yu cari makan" Amel menutup buku dan berdiri
Mereka pun memutuskan untuk pergi ke kantin, merka menjadi sahabat yang sangat dekat sejak masuk ke pondok pesantren. Mereka sering pergi dari satu tempat untuk menghindari hal yang membuat mereka tidak nyaman dan menikmati waktu bersama sama
Kantin sangat ramai saat itu. Saat mereka asik menikmati makanan sambil mengobrol. Seseorang menghampiri mereka
"Mel"
Amel yang sedang menikmati makanan terhenti dan menatap pria tinggi yang ada di depannya
"eh Razman, ada apa?"
"Ini ada titipan dari mamah, tadi katanya suruh kasih Amel" Razman memberikan kantong plastik besar berwarna merah kepada Amel
"Waah makasih ya bilang sama kakak juga maksih" Amel mengambil Kantong plastik tersebut
"Oke nanti Razman bilang, yaudah lanjut makan aja ya Razman juga mau makan udah di tungguin di sana"
"gak mau disini aja?" Tanya Amel
"gak ah mau disana aja, makasih ya"
Razman meninggalkan mereka dan kembali ke tempat kumpulnya. Sementara itu semua cewek disana melihat ke arah Amel dengan tatapan aneh tapi Amel tidak begitu memperdulikan mereka.
Tiba-tiba saat Amel hendak kembali ke dalam kelas
"Wih wih ada si cantik nih" ucap Maya yang tiba-tiba bertepuk tangan
"Eh Maya maksih banget" jawab Amel polos
"si cantik yang suka caper maksudnya" ucap Maya sini
"Heh maksud kamu ngomong gitu apa ya?" Tanya Nazma kesal sambil menunjuk ke arah Maya
Maya bertepuk tangan
"Si cantik milik si pemberani" ucap Maya sinis
"Maksudnya apa si" Tanya Amel
"Gausah gatel sama cowok ya! Apalagi sama calon ketua osis kita" ucap Maya sambil mendorong Amel
Nazma tidak terima dan kembali mendorong Maya sampai terpental beberapa langkah dari tempatnya berdiri
"lah hak kamu apa ngatur orang gitu?" Tanya Nazma
"awas ya lu"
Maya tiba-tiba pergi meninggalkan Nazma yang sedang kesal
"Apaan sih mereka" ucap Nazma kesel
"udah biarin aja"
"lagian tadi kan Razman yang ngasih barang ke kamu bukan kamunya yang mulai ke Razman, kesian ya cewek gak laku suka sama cowok yang kelakuannya kayak Razman"
"Eh sutt diem ah gapapa" Amel berusaha menenangkan Nazma
Mereka melanjutkan langkahnya yang sempat terlambat oleh Maya.
Malam tiba, Nazma penasaran kenapa Razman terlihat seperti sudah sangat akrab dengan Amel. Amel menjelaskan bahwa mereka ada hubungan darah dan sudah bersama sejak kecil jadi mereka sangat akrab
Pemilihan pun tiba, semua orang sudah memutuskan siapa yang akan mereka pilih. Semua orang pergi ke kotak suara bergantian dan memilih
"Mel kamu pilih siapa?" Tanya Nazma yang melihat Amel dengan tangan berwarna Ungu yang menandakan sudah melakukan pemilihan
"rahasia lah" Jawab Amel
"Katanya kakak kelas yang ganteng itu bareng saudara kamu Razman" Ucap Nazma
"Kakak ganteng yang mana?" Tanya Tanya
"Uzi yang photografer itu loh"
"oh kak Uzi ya, udah tau aku kan tadi udah milih mereka "
"Oh jadi kamu milih mereka" Tanya Nazma
"yah keceplosan kan"
"Kalem aja kali, aku juga sama kok"
Bunyi pengeras suara
"NAZMA"
"giliran aku, duluan ya mel"
"oke"
Waktu yang ditunggu tiba, sekarang saatnya pengunguman ketua osis yang terpilih. Nazma, Amel dan beberapa siswa lain membantu membuka kartu pemilihan
"Ketua osis tahun ini adalah saudara Fauzi dan Razman dengan banyak suara 693 suara, berikan tepuk tangan"
Semua orang bertepuk tangan. Sementara itu Uzi dan Razman bersujud dan bersyukur telah diberikan kepercayaan oleh siswa disini
"Sementara di urutan kedua ada Nando dengan Zein dengan banyak suara 358"
"kita doakan semoga ketua osis kita yang baru bisa menjalankan tugasnya dengan amanah"
Setelah panitia menutup acara Amel langsung menghampiri Razman dan memberikan selamat
"aaaa congratulations Razman semoga kamu bisa menjalankan tugas dengan baik ya"
"Makasih Mel, pasti lah"
"kakak juga selamat ya udah terpilih jadi ketua osis"
"makasih mel" jawab Uzi
Tiba-tiba gerombolan cewek datang menghampir Uzi dan Razman. Mereka hampir membanjiri tempat itu. Semua orang berdesakan menghampiri Razman
"Razman uzi selamat ya"
"selamat"
"Eh udah ada cewe caper aja" ucap Maya
"Apaan si May!" Ucap Nazma
"cewe caper? Siapa?" Tanya Razman
"ini saudari aku" ucap Razman sambil memeluk Amel
Semua orang terkejut mendengar fakta yang mereka dapatkan dari sosok Razman. Maya merasa malu dan pergi dari tempat itu segera
"Gak minta maaf dulu?" Tanya Nazma
"ma udah biarin"
" maksih ya Man udah bantu aku, aku pergi dulu"
"Oke sama sama"
"kok ada ya orang se sabar saudari lu, udah di injek injek di depan orang masih bisa kalem" ucap Uzi
"iya lah, liat dulu siapa saudaranya" jawab Razman
"Btw saudari lu cantik juga"
"Selama ini kemana aja baru tau saudari gua cantik"
"Kemaren mata gua kehilangan lu soalnya lu ngintilin gua mulu"
"Lu bukan orang pertama yang bilang saudari gua cantik, kalo mau kejar sendiri gua gak mau bantu"
"Siapa yang bilang suka sama saudari lu"
"Emng gua bilang lu suka saudari gua?"
"Ya enggak juga"
Disanalah perasaan penasaran Uzi mulai muncul kepada Sosok Amel yang banyak disukai cowok. Uzi merasa penasaran selain terkenal cantik dan pendiam kira kira apa yang Amel punya sehingga hampir setiap orang yang mengenalnya menyukainya
Note: "harusnya menilai orang bijak itu dengan cara yang bijak iya kan mel"
"iya bener..."
"Semua orang memang akan selalu memilih yang sempurna tapi mereka lupa apakah mereka sudah pantas?"