"Malas sekali jika harus pulang ke rumah. Masuk ke dalam rumah seakan tidak mempunyai keluarga. Ya hanya aku sendiri saja di rumah," kata Selena sambil berjalan memandangi jalanan di malam hari.
Ia melihat bintang bertabur di malam yang penuh keramaian ini. Sungguh rasanya benar benar indah sekali. Tapi sayang sekali tidak seindah hatinya.
Saat ia telah sampai di depan rumah. Ia melihat mobil sang ibu telah terparkir di sana. Itu artinya sang ibu ada di dalam rumah.
"Hah? Hari ini ibuku pulang lebih awal? Aku senang sekali," ucap Selena dengan bahagai di hatinya sambil berjalan menuju kamar sang ibu.
"Bu, kau sudah pulang?" Selena duduk di ranjang yang empuk.
"Iya ibu sudah pulang. Tapi ibu harus mengerjakan tugas di rumah. Ya kerjaan di kantor banyak sekali. Jadi ibu mengerjakannya di rumah saja," ucap Bea sambil menyisir rambut lalu dengan cepat menyambar laptopnya. Fokus dengan pekerjaan yang ada di depan laptopnya.
"Tapi Bu, aku hanya ingin tidur dengan ibu hari ini. Boleh ya Bu?" tanya Selena dengan antusias.
"Tidak bisa sayang. Sebaiknya kau masuk sekarang ke kamarmu. Ibu tidak bisa jika harus ada orang di dalam ruangan ini. Ibu harus fokus mengerjakan tuga ini," jawabnya sambil terus fokus ke layar laptopnya.
"Tapi Bu-"
"Tidak ada tapi. Sudah sana kau masuk ke dalam kamar. Lagi pula kau ini sudah besar. Jadi bersikaplah dewasa. Kau mengerti kan'?"
"Baik Bu," Selena menunduk sambil berjalan dengan lemas keluar kamar sang ibu.
Bea memang selalu sibuk dengan pekerjaan kantornya.ia selalu saja tidak ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama sang anak.
"Apa susahnya? Aku hanya ingin berada di dekat ibu. Aku hanya ingin merasa nyaman. Aku bahkan ingin sekali di anggap anak kecil oleh ibuku sendiri," entah kenapa tiba tiba saja butiran kecil menetes di pipinya.
Ini terlalu sakit untuk Selena. Karena ia sangat ingin tidur bersama sang ibu. Hatinya sangat kosong sekali.
Kini Selena berbaring di kasurnya dengan malas. Ia melihat layar ponselnya sambil memiringkan tubuhnya. Menekan tombol off pada lampu yang ada di meja kecil di dekatnya. Seketika lampu bercahaya untuk tidur malam.
Ia melihat layar ponsel dengan malas. Melihat lihat dengan malas. Tidak tahu apa yang penting. Ia hanya terus menggulir jempolnya ke bawah. Melihat gambar dan Vidio di sebuah aplikasi.
Tiba tiba saja ia melihat ada sebuah foto yang memperlihatkan
Kenny dan seorang pria.
"Ya Tuhan! Apa Kenny mempunyai pacar?" tanya Selena penasaran.
Ia terus saja melihat postingan milik Kenny. Sahabat kecilnya saat di Jakarta dulu.
"Wah! mereka berdua benar benar terlihat bahagia. Aku tidak menyangka Kenny akan mempunyai seorang kekasih," ucap Selena dengan terus memperhatikan foto mereka berdua.
"Aku penasaran sekali, aku akan Vidio call dengan kenny," ucap Selena dengan antusias.
Tangannya segera menyentuh layar ponsel dengan cepat. Ia menunggu Kenny mengangkat telfonnya.
"Hallo Kenny kau sudah mempunyai pacar? Apa kau serius? Ya Tuhan aku tidak percaya itu," seru Selena dengan cepat.
"Ya ampun, harusnya kau bertanya dulu bagaimana kabarku," seru Kenny dengan kesal.
"Hei! Aku serius? Itu pacarmu? Ya Tuhan kau sangat mesra sekali dengan pacarmu. Aku kira kau tidak akan mempunyai pacar. Kau kan pernah bilang kepadaku. Jika sebaiknya kita tidak usah mempunyai pacar. Jika bertemu yang baik dan taat dengan tuhan. Kau pasti aakan menikah," kata selen dengan yakin.
Kenny yang ada di sebrang telepon malah tertawa.
"Hahaha iya benar juga katamu. Aku memang pernah berkata seperti itu. Tapi sekarang aku tidak bisa menjalaninya. Kau tahu? Mempunyai kekasih itu membuat hidup kita lebih bersemangat dan nilai sekolahku juga bagus sekarang. Aku juga tidak kesepian. Kau tahu kan orang tuaku sibuk terus. Kakakku juga sibuk. Jadi aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan kekasihku," jelas Kenny dengan percaya diri.
"Oh begitu ya?" Selena kini paham.
"Jadi bagaimana denganmu? Apa kau tidak mau mencoba untuk mencari kekasih? Ya Tuhan, di sana pasti banyak sekali pria tampan. Di Canada itu pasti enak kan?"
"Aku tidak memikirkan mencari kekasih disini. Aku akan fokus dengan sekolahku," ucap Selena dengan tegas. Meski hatinya ada kebimbangan.
"Oke baiklah, semoga saja kau mendapatkan nilai baik saat ujian nanti," ucap Kenny di sebrang sana.
Mereka mengobrol dengan asyik bahkan sampai satu jam lebih. Semuanya tentang kekasih Kenny.
"Ah, akhirnya kenny selesai dengan ceritanya itu. Membosankan sekali mendengarkan cerita Kenny. Tapi sebenarnya apakah begitu menyenangkan mempunyai kekasih?" Ya Tuhan, aku memikirkan itu terus. Entahlah, aku tidak tahu," ucap Selena dengan malas.
Telefon terdengar lagi. Kali ini dari nomor yang tidak di kenal oleh Selena.
"Hallo Selena ? Kau sedang apa? Ini aku Jeslyn. Apa kau sedang sibuk?"
"Jeslyn? Dari mana kau bisa mendapatkan nomer ponselku? Aku bahkan tidak pernah memberikan nomerku kepadamu," seru Selena gadis dengan bibir kecil itu.
"Hahahah, aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan Selena. Tenanglah kau tidak usah mengkhawatirkan soal itu. Aku tidak akan menyebar nomer telfonmu kemana mana," jeslyn terdengar sangat menyebalkan bagi selena.
"Aku tidak suka kau bersikap seperti itu," ucap Selena dengan jujur.
"Baiklah, aku minta maaf. Jadi kau sedang sibuk atau tidak? Aku ingin mengajakmu melihat tim cheerleder latihan. Kau pasti sangat terhormat. Karena di undang untuk melihat tim cheerleder ku latihan. Ayolah. Ini kesempatan langka bagimu. Aku jarang mengajak orang lain seperti ini. Aku yakin kau tidak akan menyesal. Apa salahnya mencoba bukan?"
Selena terdiam sejenak. Lagi pula di rumah juga membosankan. Ayah dan ibu sibuk. Mungkin tidak mengapa jika dirinya menghibur diri.
"Baiklah, aku akan melihat kalian latihan cheerleder,"
"Baiklah sampai ketemu di lapangan basket," kata jeslyn dengan nada yang bergembira.
Selena menghembuskan nafasnya.
"Oke baiklah, kali ini mungkin aku harus membuka diri. Selama ini aku sudah bosan terus berada di rumah. Belajar sampai aku mendapatkan nilai bagus setiap tahun. Membuat ayah dan ibu bangga dengan nilai akademik sudah sering aku lakukan. Tapi sekarang mencoba hal baru apa salahnya. Lagi pula aku juga menyukai dance," kata Selena dengan menyemangati dirinya sendiri di depan cermin tersenyum lebar.
***
"Apa kau yakin Selena bisa bermain dengan kita?" tanya Sofia gadis berkulit hitam dengan pakaian cheerleder.
"Ya aku yakin, Kau lihat wajahnya? Cantik dan tentu itu akan membuat tim kita akan memenangkan perlombaan. Aku tidak mau kalah tahun ini. Kita harus memenangkan perlombaan itu lagi," ucap jeslyn gadis berambut pirang itu dengan yakin.
"Tapi sebelumnya dia harus melewati ujian terlebih dahulu kan?" Tanya Ema kembaran dari Sofia.
"Ya tentu saja. Ujian rahasia itu akan di berikan untuk Selena dan yang lainnya juga," jeslyn menyeringai tidak sabar membuat para calon tim cheerleder melewati tantangan yang di berikannya.
Mereka kini melihat gadis bernama Selena yang berjalan menuju ke arahnya.
"Hei! Selena kau terlihat cantik sekali hari ini," ucap jeslyn tersenyum lebar.
"Terimakasih banyak jeslyn , kau juga cantik," Selena merasa bahagia di sambut seperti ini.
"Oke, bersiaplah melihat latihan kota Selena," ucap jeslyn tersenyum penuh semangat.
Tim cheerleder dengan ketua tim Kenny itu menampilkan latihan yang begitu memukau mata selena. Mereka terlihat sangat aktif. Gerakan dari setiap musik yang terdengar begitu energik. Sorakan mereka juga sangat membuat bersemangat.
Selena bertepuk tangan dengan wajah berbinar. Ia sangat menikmati pertunjukan tadi.
"Kalian sangat hebat sekali!" seru Selena.
"Ya ini tidak mudah kami lakukan. Karena latihan yang sangat ketat. Jadi kami bisa melakukan yang terbaik. Oh ya, Selena. Banyak sekali keuntungan bergabung bersama kami. Kau akan sangat mudah mendapatkan apa yang kau inginkan setelah kau menjadi tim kami. Benar kan teman teman?" tanya Kenny tertawa bahagia.
"Iya benar sekali," seru anggota timnya dengan kompak.
"Apa kau mau bergabung dengan kami?" tanya jeslyn dengan serius. Ia mendekat kepada Selena. Tersenyum manis kepada gadis berwajah imut itu.
"Iya aku siap bergabung ke dalam tim cheerleder," ucap Selena dengan tegas.
Selena mungkin tidak akan tahu apa yang sebenarnya Kenny dan anggota lain rencanakan. Tetapi Selena hanya ingin mencari hiburan dan mungkin saja ia memiliki bakat terpendam.