"Sial! Kita tidak seharusnya melakukan nya disini! Kita pindah saja ke tempat lain!" kata jeslyn melihat ke jendela ruangan karoke itu.
"Siapa yang ada di sana?" tanya Ema.
"Guru pengawas sekolah ada di sana. Kita harus pergi secepatnya dari mall ini. Aku tidak mau mengambil resiko," kata jeslyn dengan tegas.
Kini semuanya pergi dan masuk ke dalam mobil jeslyn.
"Kita akan di bawa kemana? Aku sangat takut," kata limey gadis dengan wajah Asia itu.
"Kau tenang saja. Semuanya pasti akan baik baik saja," kata Selena dengan meyakinkan limey.
Kini semua calon dan juga anggota tim cheerleder itu masuk ke dalam sebuah club'. sebuah bar malam. Lampu-lampu berwarna-warni berpendar, musik mengalun dengan riang, dan orang-orang tertawa-tawa menikmati malam mereka.
jeslyn kini memerintahkan calon tim cheerleder untuk meminum minuman haram itu. Siapa yang paling banyak meminum alkohol. Itu artinya dialah yang pantas menjadi anggota tim cheerleder.
Terpaksa calon anggota tim itu meminum satu persatu gelas kecil lalu setelahnya meminum dengan botol langsung. Mereka sekaramg bahkan tidak ingat apa apa lagi kecuali hanya berwenang senang. Mereka saling tertawa dan mengangkat gelas berisi minuman beralkohol.
Namun, semakin malam berjalan, Limey tampak semakin tidak terkendali. Dia mulai mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah yang tidak wajar, tidak lagi memperhatikan batasnya. Teman-temannya yang awalnya bersenang-senang, mulai khawatir melihat perilaku Limey yang semakin aneh dan kurang terkoordinasi.
Di antara kerumunan, Selena, teman dekat Limey, melihat situasi yang semakin meresahkan. Dia mendekati Limey dengan cemas, mencoba berbicara dengannya untuk membatasi minuman beralkohol yang dia konsumsi. "Limey, sudah cukup, kamu sudah minum terlalu banyak," kata Selena dengan nada prihatin.
Namun, Limey hanya tertawa keras dan menyatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Dia memandang Selena dengan mata yang terhanyut dan wajah yang memerah akibat efek alkohol. Selena merasa semakin khawatir dan mencoba untuk membantu Limey berdiri, tetapi tanpa berhasil. Tanpa peringatan, Limey tiba-tiba pingsan dan roboh di lantai bar.
"Ini semua gara gara kau jeslyn! Kau tidak seharusnya menyeleksi mereka dengan seperti ini!" Kata Selena dengan marah.
Jeslyn hanya diam saja bahkan ia Seakan hanya melihat pertunjukan saja di depannya.
Orang-orang di sekitarnya segera berkerumun, kepanikan dan kegelisahan terasa di udara. Selena segera memanggil bantuan dan membantu Limey bangkit. Bersama-sama dengan beberapa teman lainnya, mereka mengangkat Limey dan membawanya keluar dari bar. Di luar, mobil Selena sudah menunggu untuk membawa Limey ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Limey dirawat dengan segera. Dokter yang merawatnya mengamati kondisinya dengan serius. Setelah beberapa saat, Selena diberi tahu oleh dokter tentang keadaan Limey. Dokter menjelaskan bahwa Limey mengalami keracunan alkohol parah akibat minum berlebihan. Tingkat alkohol dalam darahnya sangat tinggi, dan ini mengancam kesehatannya.
Dokter melanjutkan dengan menjelaskan bahaya minum alkohol berlebihan bagi tubuh Limey. Dia menggambarkan bagaimana alkohol dapat merusak organ-organ dalam tubuh, terutama hati dan otak. Selena mendengarkan dengan seksama, merasa bersalah karena tidak bisa mencegah Limey dari perilaku yang membahayakan dirinya sendiri.
Setelah beberapa jam perawatan intensif, Limey akhirnya sadar. Dia merasa lemah dan pusing, tetapi dia menyadari kesalahannya. Saat Selena datang menjenguknya, dia merasa malu dan bersalah atas kejadian malam itu. Mereka berbicara dengan serius tentang dampak buruk minum alkohol berlebihan dan bagaimana ini dapat membahayakan hidup Limey.
Setelah beberapa hari perawatan di rumah sakit, Limey diperbolehkan pulang. Namun, di rumah, suasana tidaklah menyenangkan. Orang tua Limey merasa sangat marah dan kecewa saat mereka mengetahui bahwa anak mereka minum alkohol dengan tidak terkendali. Mereka menghadapinya dengan wajah murka dan ketidaksetujuan, menjelaskan betapa berbahayanya perilaku semacam itu.
Momen ini menjadi pelajaran berharga bagi Limey. Dia merasa malu dan menyesal atas tindakannya, dan dia berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada Selena bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahan ini. Kejadian ini juga mempererat hubungan antara Limey dan Selena, yang tetap mendukung dan memahaminya meskipun kesalahan besar yang dia lakukan.
"Seharuanya aku tidak melakukan itu. Hanya karena ambisiku untuk berada di tim cheerleder. Aku memang bodoh," kata limey dengan menundukkan kepala.
"Kau tidak boleh seperti itu. Aku yakin kau pasti nantinya bisa menjadi tim cheerleder," ucap Selena tersenyum manis.
"Kau beruntung sekali Selena. Kau sekarang masih bisa bertahan dengan teman temanmu yang lain. Aku sangat bangga kepadamu," kata limey tersenyum lebar.
"Terimakasih banyak limey. Dukung aku terus ya," ucap Selena sambil memeluk limey.
***
Beberapa hari setelah nya masih berlangsung untuk jeslyn melaksanakan ujian masuk tim cheerleder.
"Seleksi cheerleder pertama ternyata hanya satu yang gagal. Yaitu limey, ya dia gagal karena pingsan dan masuk rumah sakit, baiklah. Aku tidak peduli dengan itu. Karena sekarang kita akan melakukan seleksi yang kedua. Yang kedua ini caranya sangat mudah sekali. Kalian hanya perlu terus berada di lapangan ini dalam waktu satu jam. Di dalam lapangan itu tentunya kalian semua harus berlarih," ucap jeslyn dengan tegas .
"Ya itu bukanlah hal yang sulit menurutku," ucap Selena dengan percaya diri.
"Apa kau yakin? Sepertinya tantangannya bukan hanya itu saja," kata Bella gadis berambut keriting .
"Ya Tuhan! Kau benar juga!" Kata Selena yang kini melihat peraturan yang ada di sebuah papan tulis yang di pegang oleh Ema
"Apa? Kita tidak boleh minum sama sekali di lapangan sana?" Seru Selena dengan Tidka habis pikir.
"Jeslyn benar benar gila sekali," bella menggelengkan kepala sambil melihat terik matahari yang begitu menyengat.
"Oke baiklah, semuanya bersiaplah! Siapa yang masih bertahan dan dialah yang akan menjadi pemenangnya!" Seru jeslyn dengan bersemangat.
"Oh tidak itu buruk sekali. Aku takut," ucap Bella dengan lirih.
Bella, Selena dan juga Dona segera masuk ke dalam lingkaran yang ada di lapangan itu. Mereka tidak boleh keluar dari lingkaran itu sebelum satu jam.
"Bersiaplah ini dia lagu untuk kalian semua!" Seru jeslyn dan menyetel musik dengan keras.
Selena menatap wajah jeslyn dengan penuh amarah. Ia sangat kesal sekali melakukan tes ini. Tetapi itu semua harus ia lakukan agar bisa menjadi tim cheerleder. Ia hanya ingin memperlihatkan kepada kedua orang tuanya bahwa ia adalah anak yang berprestasi.
"Apa kau baik baik saja?" tanya Selena yang melihat Bella terlihat kelelahan bahkan akan pingsan.
"Aku tidak akan berhasile jadi tim cheerleder. Aku tidak layak Selena," ucap Bella dengan lirih dan kini ia terjatuh di lapangan itu.
Selena dan Dona terlihat panik. Mereka segera saja membantu Bella.
"Kita harus selamatkan Bella!" Kata Selena berteriak.
"Tidak bisa!" Seru jeslyn berteriak mendelik kedua gadis yang ada di lingkaran itu.