Chereads / HASRAT LIAR DUDA DAN JANDA KAYA / Chapter 4 - Bab 3 Sekretaris Baru

Chapter 4 - Bab 3 Sekretaris Baru

"Kenapa kamu pulang cepat, mas?" Tanya seorang wanita dewasa yang cukup umur. Dia adalah bunda Sonia, ibu kandung dari Eder. Siang ini tuan besar Edison sudah pulang lebih cepat dari kantor. Ini sangat jarang dilakukan oleh tuan Edison.

"Aku kangen kamu, Sonia!" ucap tuan Edison seraya memeluk pinggang ramping istrinya. Bunda Sonia tersenyum lebar. Kalau sudah seperti itu, bunda Sonia sudah sangat hapal apa yang akan diinginkan suaminya.

Di ruangan tengah itu, Edison sudah tidak bisa mengendalikan hasratnya lagi. Tubuh bunda Sonia ia balik menghadap ke dirinya. Dia rangkum kedua pipi istrinya yang sudah matang menjadi seorang wanita. Setelah nya tuan Edison membungkam bibir mungil bunda Sonia dengan ciuman liar dan ganas.

"Hmmmpp," Bunda Sonia ingin melepaskan ciuman itu karena takut jika ada pembantunya yang melihat adegan mesum itu di ruangan tamu. Namun tuan Edison masih saja memainkan bibir bunda Sonia dengan melumatnya. Pada akhirnya bunda Sonia membalas ciuman itu karena tangan tuan Edison sudah meremas dengan nakal ke payudara bunda Sonia.

Walaupun masih lengkap pakaian mereka, namun mereka sudah paham di mana letak yang sensitif di tubuh mereka.

Tangan tuan Edison masih berada di balik baju bunda Sonia dan mencubit-cubit bagian puting susunya. Sukses bunda Sonia semakin tegang dan terangsang. Bunda Sonia membalas perlakuan nakal suaminya dengan menurunkan resleting di celana panjangnya hingga mengintip batang keras, besar dan panjang itu di sana. Walaupun kurang leluasa namun batang itu bisa bunda keluarkan di celah resleting yang sudah diturunkan tanpa melepaskan ikat pinggang nya.

Tuan Edison mendesah saat belalainya mulai di mainkan oleh bunda Sonia. Tuan Edison kini membalas permainan nakal istrinya dengan meraba bagian vagina bunda Sonia dan mulai melesakkan jari nya mengocok ke lubang itu. Seketika kedua kaki bunda Sonia melemas karena cairan lendirnya semakin banjir di bawah sana.

Karena mengerti bahwasanya sudah tidak bisa dilanjutkan di ruangan itu, akhirnya tuan Edison langsung menggendong nyonya Sonia ala bridal. Lalu mulai membawa nya ke kamar utama mereka. Dengan pelan dan bjak boneka kaca, tuan Edison merebahkan tubuh nyonya Sonia di atas ranjang. Kini tuan Edison mulai menindih tubuh nyonya Sonia seraya melumat bibir merah delima itu dengan penuh nafsu.

"Hemmmmpt," ciuman itu saling berbalas dan keduanya mulai berguling-guling di atas peraduan. Keduanya saling membantu melepaskan pakaian yang masih melekat di tubuh mereka. Hingga keduanya benar-benar sama-sama polos tanpa sehelai benang pun melekat di sana.

Area yang paling disukai oleh tuan Edison adalah bagian dada nyonya Sonia yang membusung padat. Pepaya yang bergelantung di bagian dada nyonya Sonia begitu menarik untuk disentuh oleh tuan Edison. Bahkan tuan Edison mulai menyusu di sana.

Selanjutnya? Adegan dua puluh satu ke atas segera ditunaikan keduanya dengan saling bekerja sama dan saling memberikan rasa enak dan nikmat.

"Euh mas!" Desah nyonya Sonia saat puting susu nya di gigit pelan oleh tuan Edison.

Bahkan dengan gemas menariknya. Nyonya Sonia menarik rambut tuan Edison karena tidak tahan dengan sensasi nikmat yang ia rasakan. Tuan Edison semakin nekat. Dia beralih ke bawah perut nyonya Sonia, mengusap dan mulai menggesek pelan area sensitif kepunyaan nyonya Sonia bak apem tembem. Nyonya Sonia tentu semakin merapatkan kakinya karena merasakan geli yang luar biasa.

Tidak lama tuan Edison mendatangi nyonya Sonia, istrinya. Setelah menyelesaikan kegiatan enak-enak itu, tuan Edison kembali ke perusahaan untuk kembali bekerja.

"Terimakasih, istriku sayang! Kita lanjutkan nanti malam lagi yah," Ucap tuan Edison seraya mengerlingkan satu matanya. Nyonya Sonia hanya bisa tersenyum dengan lebar.

⭐⭐⭐⭐⭐

Sementara di tempat lain, di mall terbesar di kota itu Eder mengajak Adonia berbelanja pakaian.

"Maaf, kak! Aku tidak mungkin mengenakan pakaian minim seperti ini, kak!" protes Adonia saat Eder memilihkan pakaian modern yang cocok untuk sang sekretaris menurut pandangan nya.

Saat ini Eder membawa ke butik langganan Eder.

Di mana gadis-gadis yang pernah dekat dengan Eder selalu meminta berbelanja atau shopping baju-baju bermerek dan berkelas.

Bola mata Eder membulat saat Adonia menolak pakaian yang telah Eder pilihkan. Bahkan Eder kali ini berniat baik dan berencana membelanjakan banyak pakaian yang menurut Eder sangat cocok bagi Adonia yang akan menjadi sekretaris nya dan juga asisten pribadi nya. Bahkan dengan menjabat sebagai sekretaris dan juga asisten pribadi nya itu, Adonia setiap hari akan mendampingi Eder baik di dalam kantor maupun saat bertemu dengan beberapa klien-klien Eder.

"Kamu harus mencoba nya terlebih dahulu, Adonia! Atau kamu tidak akan bekerja bersama dengan ku. Ini perintah, Adonia!" sahut Eder dengan sorot mata tajam.

Seorang Eder pantang untuk ditolak dan dibantah perintah nya. Apalagi jika harus melawan apa yang menjadi kemauan dan keinginannya.

Bahkan beberapa karyawan yang bekerja di toko itu menjadi menciut lantaran melihat Eder yang melotot tajam seperti hendak memakan Adonia saat ingin membantah dan menolaknya. Adonia segera di kamar pas untuk mencoba pakaian yang telah dipilihkan oleh Eder.

Di depan cermin yang full body itu, Adonia menatap bayangan dirinya yang saat ini mengenakan pakaian yang menurut dirinya sangat minim. Bahkan saat ini Adonia tanpa mengenakan hijab pasmina nya. Pakaian langgar nya saat ini ia gantungkan di kamar pas itu.

"Bagus baju nya. Kemeja dan rok mini nya juga sangat pas di badanku. Bahkan aku terlihat sangat cantik. Namun ketika aku mengenakan pakaian kantor seperti ini, lekukan tubuh ku terlihat jelas. Bahkan bagian dada dan pinggulku terlihat lekukan nya dengan jelas. Bagaimana ini? Aku tidak mungkin melepaskan hijab ku dan memperlihatkan auratku bukan?" gumam Adonia seraya memperhatikan pantulan dirinya di dalam bayangan cermin di depannya.

Bahkan kaki jenjang putih Adonia terlihat sangat mulus dan menggoda. Bagian dua buah dadanya yang terlihat membusung itu akan membuat mata seorang laki-laki akan menjadi penasaran.

Adonia meneteskan air matanya. Bingung, karena dirinya harus keluar dari kamar pas pakaian itu untuk menunjukkan pada Eder, yang akan menjadi bos nya.

"Bagaimana ini? Apakah aku harus keluar dengan pakaian seperti ini?" gumam Adonia sambil mengusap air matanya. Adonia benar-benar bingung, bagaimana harus bersikap.

Tok.

Tok.

"Ayo Adonia,cepat keluar! Apakah kamu sudah selesai mencoba nya?" ucap Eder sambil mengetuk pintu kamar pas itu.

"Eh em, sebentar kak! Ini mau ganti pakaian ku yang tadi aku pakai, kak! Pakaian yang kakak pilihkan tadi sudah pas ukurannya kok, di badanku," sahut Adonia tanpa menunjukkan rasa panik dan takut.

Di dalam Adonia masih belum mengganti pakaian nya yang tadi ia kenakan. Saat ini Adonia masih menatap bayangan dirinya dari pantulan di cermin.

"Adonia, buka pintu nya! Aku mau lihat dulu baju yang aku pilihkan tadi untuk kamu. Apakah pas dan cocok," kembali Eder berteriak-teriak supaya Adonia membukakan pintu kamar pas itu.

"Eh, em tapi kak!" sahut Adonia.

"Cepat buka pintu nya, atau aku dobrak!" kata Eder.

"Aduh, bagaimana ini? Apakah aku harus keluar menunjukkan ke kak Eder dengan pakaian seperti Bagaimana ini?" gumam Adonia dengan rasa panik.

Karena Adonia tidak juga membukakan pintu kamar ganti pakaian itu, Eder membuka pintu itu dengan paksa. Sukses sikap kasar Eder itu membuat beberapa karyawan toko itu terkejut.

"Kakak?" gumam Adonia dengan bola mata melebar.

"Hem, nah bagus dan cantik kok! Apa yang membuat kamu tidak mau menunjukkan penampilan baru kamu ini? Hem, sungguh cantik dan seksi. Dengan penampilan kamu seperti ini, kamu pantas menjadi sekretaris ku dan asisten pribadi ku. Ini tidak akan mempermalukan aku sebagai CEO di perusahaan ternama di negeri ini," urai Eder panjang lebar.

"Eh em, tapi kak?" ucap Adonia sangat gugup.

Apalagi Eder melihat dirinya seperti hendak menelanjangi dirinya. Bahkan tangannya mengusap lembut pipi Adonia. Dagu Adonia dia dongakkan dan Eder mendekati wajah polos itu. Terlihat Adonia memejamkan bola matanya karena takut. Benar saja Eder nekat mendekatkan bibirnya ke bibir Adonia. Namun sebelum Eder benar-benar hendak mencium bibir Adonia, seorang pelayan wanita datang mengagetkan Eder.

"Maaf, pak! Bagaimana dengan kerusakan pintu kamar pas ganti pakaian yang bapak rusak?" tanya salah satu penjaga toko itu dengan takut takut.

"Jangan khawatir! Masukkan semua nya di pembayaran yang harus aku bayar. Dan semua pakaian yang tadi aku pilih, tolong dibungkus. Aku borong itu semuanya," sahut Eder dengan enteng nya mengeluarkan uangnya.

Eder masih tidak berkedip memandangi Adonia yang masih merasakan risih saat dirinya mengenakan pakaian yang baginya sangat terbuka. Karena cukup lama bengong, Eder menarik tangan Adonia keluar dari kamar pas itu.

"Eh, em kak Eder! Baju longgar masih di dalam kamar ganti pakaian itu, kak!" ucap Adonia.

"Sudahlah, pakaian kampung seperti itu tidak cocok kamu kenakan lagi. Sekarang aku ingin mengajak kamu ke salon langganan ku. Di sana biar kamu di make over rambut dan wajah kamu," kata Eder seraya menggandeng Adonia tanpa sungkan dan segan.

"Eh, kak Eder!" gumam Adonia yang tidak bisa memberontak.

Adonia adalah seorang anak tunggal. Orang tua Adonia adalah sahabat dekat tuan besar Edison. Namun sudah lima tahun ini orang tua Adonia telah meninggal dunia lantaran suatu sebab. Di saat perusahaan milik Adonia sedang mengalami kebangkrutan, ada seseorang yang tiba-tiba datang ke rumah orang tua Adonia. Beberapa orang itu memaksa orang tua Adonia untuk meminum sesuatu. Dan ternyata minuman itu telah diracuni. Sehingga keduanya meninggal dunia karena keracunan. Dan itu dibuat seolah-olah orang tua Adonia itu telah bunuh diri karena permasalahan perusahaan yang di ujung kebangkrutan dan hutang di mana-mana.

Di saat itulah Adonia yang masih kuliah di luar negeri harus kembali ke tanah air. Di saat Adonia kembali pulang, semua harta orang tua nya telah dialihkan. Sehingga Adonia tidak mendapatkan harta sedikitpun kecuali rumah tinggalnya yang lama saat dirinya masih kecil.

Karena itulah tuan besar Edison ingin menolong Adonia karena Adonia adalah putri tunggal dari sahabat dekatnya itu.

"Adonia! Aku pikir, dia sangat cocok jika aku jodoh kan dengan Eder, putraku. Adonia sangat baik dan polos. Semoga Eder bisa menyukai Adonia," pikir tuan besar Edison seraya memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh Eder di ruangannya yang jadi satu dengan Adonia.

Benar! Setelah istirahat siang melepaskan hajatnya dengan istrinya bunda Sonia, tuan Edison kembali ke kantor. Dia kembali bersemangat dan bekerja kembali. Di ruang kerja nya dia bisa memantau gerak-gerik putra nya yang sekarang ini sudah memiliki sekretaris pribadi baru pilihan nya. Dan Mona tetap menjadi sekretaris utama di perusahaan itu.

Tiba-tiba Mona masuk ke ruangan tuan Edison setelah mengetuk pintu ruangannya.

"Selamat siang menjelang sore pak," Ucap Mona.

"Hem," Gumam tuan Edison seraya menatap penampilan Mona yang berpakaian terlalu minim.

"Ada beberapa proposal kerja sama masuk pak dari perusahaan QQ grup dan juga perusahaan Www grup," Kata Mona.

"Letakkan saja di atas meja," Sahut tuan Edison. Mona meletakkan timpukan berkas yang ia bawa, setelah nya Mona keluar dari ruangan tuan Edison. Namun sebelum benar-benar keluar dari ruang tuan Edison, tuan Edison menghentikan langkahnya.

"Mona!" Panggil tuan Edison.

"Iya, pak!" Sahut Mona sambil menghentikan langkahnya.

"Besok jangan lagi berpakaian terlalu seksi seperti itu yah. Takutnya itu bisa mengundang para pria-pria untuk menakali kamu. Seperti Edward contoh nya," Ucap tuan Edison. Mona hanya nyengir kuda. Hal itu membuat kedua mata tuan Edison menyipit.

"Baik Pak! Besok saya akan memakai pakaian yang lebih tertutup," sahut Mona akhirnya.

Tuan Edison kembali melanjutkan pekerjaan nya. Sementara itu Mona yang mendapat teguran dari pemilik perusahaan itu terlihat cemberut bibirnya. Hal itu tertangkap mata oleh Edward. Edward serta merta menarik tangan Mona yang sudah ia anggap sebagai pacarnya itu ke dalam ruangannya yang privat. Di mana Edward memiliki ruangan sendiri walaupun ruangannya tidak seluas ruang kerja milik Eder maupun tuan Edison.

"Edward, jangan menarikku seperti ini dong! Sakit!" Ucap Mona.

"Ada apa, kok cemberut sih. Keluar dari ruang kerja tuan Edison langsung cemberut. Ada apa sayang, hem?" Ucap Edward seraya mengusap lembut bibir Mona yang merah menggoda.

"Itu kata tuan Edison mulai besok aku harus merubah penampilan. Aku tidak boleh pakai baju minim seperti ini. Katanya bisa membuat para pria-pria nakalin aku. Padahal aku kan suka kalau di nakalin. Apalagi bisa di nakalin oleh bos-bos di sini," Urai Mona yang sukses membuat Edward membulat matanya karena marah.

"Hai kamu itu kekasih aku. Sekarang hanya aku saja yang boleh memainkan tubuh indah kamu. Yang lain tidak boleh. Dan satu lagi, kamu mulai sekarang jangan pernah berpikiran untuk dinakali lagi oleh pria lain. Cukup aku saja. Oke?" Kata Edward. Mona mengangguk manja. Kini Edward berjongkok di depan Mona. Kepalanya sudah berada di antara kedua pangkal paha Mona.

"Edward, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Mona. Edward menaikan rok mini yang digunakan oleh Mona lalu mulai menurunkan celana dalam Mona. Setelah nya melebarkan kedua kaki Mona. Dan slurp.

"Ahhhh Edward," Desah Mona karena Edward langsung menyesap bagian klitoris Mona yang sudah terpampang jelas karena Edward melebarkan kedua kakinya hingga vagina itu jelas dia lihat.

"Diam dan nikmati saja yah, sayang! Aku akan bikin kamu merasakan enak kembali," Ucap Edward seraya mengangkat satu kaki Mona dinaikkan ke atas meja. Sehingga dalam posisi Edward berjongkok itu dengan leluasa bisa memainkan bagian intim Mona lebih mudah.

"Euhhh ahhhh Edward, kamuhhh nakal banget sih!" Ucap Mona saat lidah Edward menari-nari di bagian vagina nya.

Bahkan Mona sendiri sekarang melepaskan kemeja kerja nya dan mulai meremas payudara nya sendiri. Ini sudah gila, bahkan Edward langsung ke inti nya tanpa melakukan ciuman dan langsung memberikan rangsangan ke titik sensitif milik Mona. Di ruangan kerja Edward itu akhirnya dengan cepat dan singkat melakukan kegiatan enak-enak. Dan Edward langsung memompa lubang vagina Mona setelah dirasa cukup becek bagian itu.

"Euhhh ahhh Edward kamu gila! Ouhhh ahhh ahhh," Erang Mona saat Edward sudah melesakkan batang kelaminnya ke lubang vagina Mona. Dan tidak berlama-lama Edward menyudahi kegiatan mesum itu sebelum ketahuan oleh Eder dan juga tuan Edison.

"Cukup yah! Sementara aku dulu yang muncrat! Nanti kalau kamu ingin lama, setelah pulang dari kantor. Aku akan mengajakmu pulang ke apartemen ku. Oke?" Kata Edward seraya merapikan celana panjangnya. Demikian juga Mona pun merapikan dirinya karena Edward melakukan nya dengan kasar dan cepat.

"Ih menyebalkan sekali kamu! Pria egois!" Umpat Mona yang belum mendapatkan orgasmenya karena Edward hanya mementingkan dirinya sendiri. Edward hanya nyengir kuda seraya mencium kening Mona.

"Maaf, aku janji nanti di apartemen kamu bisa melakukan ini sepuas kamu. Aku pasrah dan diam saja deh," Sahut Edward yang kembali duduk di kursi kerjanya.