Adonia adalah seorang anak tunggal. Orang tua Adonia adalah sahabat dekat tuan besar Edison. Namun sudah lima tahun ini orang tua Adonia telah meninggal dunia lantaran suatu sebab.
Di saat perusahaan milik Adonia sedang mengalami kebangkrutan, ada seseorang yang tiba-tiba datang ke rumah orang tua Adonia. Beberapa orang itu memaksa orang tua Adonia untuk meminum sesuatu. Dan ternyata minuman itu telah diracuni. Sehingga keduanya meninggal dunia karena keracunan. Dan itu dibuat seolah-olah orang tua Adonia itu telah bunuh diri karena permasalahan perusahaan yang di ujung kebangkrutan dan hutang di mana-mana.
Di saat itulah Adonia yang masih kuliah di luar negeri harus kembali ke tanah air. Di saat Adonia kembali pulang, semua harta orang tua nya telah dialihkan. Sehingga Adonia tidak mendapatkan harta sedikitpun kecuali rumah tinggalnya yang lama saat dirinya masih kecil.
Karena itulah tuan besar Edison ingin menolong Adonia karena Adonia adalah putri tunggal dari sahabat dekatnya itu.
"Adonia! Aku pikir, dia sangat cocok jika aku jodoh kan dengan Eder, putraku. Adonia sangat baik dan polos. Semoga Eder bisa menyukai Adonia," pikir tuan besar Edison seraya memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh Eder di ruangannya yang jadi satu dengan Adonia.
"Dia gadis yang tidak neko-neko. Walaupun pernah belajar di luar negeri. Sonia pun juga setuju jika aku mendekatkan Adonia dengan Eder," gumam tuan besar Edison.
Tiba-tiba ada seseorang yang memeluk tuan besar Edison dari belakang. Tuan besar Edison mendongakkan kepalanya memastikan siapa yang telah berani memeluk dirinya. Walaupun sebenarnya tanpa mendongak ke atas pun, tuan besar Edison sudah bisa menebak, siapa yang dengan berani memeluknya dengan erat.
Dari wangi tubuh yang tercium. Dari kulit tangan nya yang halus. Dari jari tangan yang lentik dengan cincin batu berlian pemberian tuan besar Edison, tuan besar Edison sudah bisa menebaknya.
Dia adalah Sonia, istri nya yang sudah ia nikahi hampir tiga puluh tahun yang lalu. Tentu saja Eder belum ada wujudnya. Mereka mulai membuat Eder saja di malam pertama. Walaupun itu belum juga berhasil dan harus berkali-kali membuat nya.
"Sonia sayang!" ucap tuan besar Edison seraya mengusap punggung tangan Sonia yang melingkar di pinggangnya.
"Melamunkan siapa sih?" tanya bunda Sonia. Wajahnya terlihat masih muda dan cantik. Walaupun usianya sudah berkepala empat.
"Itu loh, sayang! Sekarang ini putri nya sahabat ku sudah bekerja menjadi asisten pribadi Eder dan merangkap sekretaris pribadi. Adonia sudah mulai bekerja di perusahaan kita," ucap tuan besar Edison.
"Syukur lah! Semoga putra kita dan Adonia semakin dekat. Aku pikir karena seringnya bertemu, mereka akan timbul benih-benih cinta. Seperti kita saat muda dulu,hehehe!" sahut bunda Sonia.
"Aku berharap Eder dan Adonia bisa berjodoh. Aku suka jika punya menantu seperti Adonia yang tidak aneh-aneh," ucap tuan Edison.
"Seperti nya memang Adonia gadis yang baik. Aku juga suka dengan gadis itu," Sahut bunda Sonia.
"Hehehe, kalau ingat saat muda dulu. Aku jadi malu, sayang! Apalagi aku pernah membawa kamu kabur dari rumah karena kamu tidak boleh keluar rumah," sahut tuan besar Edison.
Bunda Sonia dan tuan besar Edison saling terkekeh. Keduanya kembali berbicara tentang masa lalu saat keduanya mulai bertemu lalu berpacaran. Hingga akhirnya menikah.
Di ruang kerja itu bunda Sonia telah nekad membangunkan macan tutul yang sebenarnya telah tidur. Tuan Edison yang duduk di kursi kerjanya itu tiba-tiba jadi mendesis keenakan karena bunda Sonia sudah menurunkan celana panjang dan juga celana boxers yang dipakai tuan Edison. Apa yang dilakukan oleh bunda Sonia memancing kegiatan yang lebih dari itu.
"Ahhh Sonia sayang! Cukup sayang, sebentar lagi akan ada beberapa klien yang datang ke perusahaan kita. Euhhhh ahhh Sonia, ahhhh jadi bangun kan belalainya," ucap tuan Edison dengan kepala yang mendongak ke atas menikmati oral sex yang dilakukan oleh bunda Sonia. Bunda Sonia tetap terus melakukan kegiatan mesum itu sampai benar-benar mendapati suaminya merasakan klimaksnya.
"Euhhhh ahhh Sonia, oughhh," desah tuan Edison.
Kini tangannya membantu menggerakkan kepala istrinya itu naik turun mengocok batang belalainya. Ukurannya semakin mengembang hingga benar-benar terlihat penuh di mulut bunda Sonia. Hingga beberapa menit kemudian tuan Edison benar-benar memuntahkan cairan kental dan lengket. Bunda Sonia tanpa rasa jijik menelan cairan putih kental itu hingga bersih. Tuan Edison mengeluarkan batang belalainya yang berangsur-angsur mulai lemas. Setelah nya dengan cepat bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tampak bunda Sonia tersenyum penuh kemenangan bisa membuat suaminya dipuncak kenikmatan hanya dengan lidah dan mulut hangat nya
"Jadi istri harus bisa memuaskan dan memberikan rasa nikmat pada suaminya. Kalau tidak, para pelakor siap menggoda dan mengincar pria mapan seperti suamiku," Gumam bunda Sonia yang kini duduk di kursi sofa panjang di ruangan kerja tuan Edison.
Tuan Edison keluar dari toilet dengan wajah yang memerah. Dia ingin membalas kelakuan istrinya. Serta merta saat bunda duduk di kursi sofa itu, tuan Edison berjongkok di hadapan bunda Sonia sambil melebarkan kedua kaki Sonia lebar-lebar setelah menyingkapkan rok panjang sampai di bawah lututnya. Lalu mulai menurunkan celana dalam nya.
Bunda Sonia melotot tajam saat suaminya itu melakukan sesuatu diluar ekspektasi nya. Bunda Sonia yang sejak tadi bermain handphone nya, pada akhirnya meletakkan ponsel nya itu di sofa di sebelah nya.
Terlihat bu Sonia memejamkan bola matanya menikmati kegiatan yang dilakukan oleh tuan Edison. Sepertinya tuan Edison ingin membalas kelakuan istrinya itu dengan membuat Sonia dipuncak kenikmatan. Kepala tuan Edison telah berada di antara pangkal paha bunda Sonia. Dia telah memainkan lidahnya menekan dan bahkan menghisap bagian klitoris nya. Sukses bunda Sonia merasakan aliran darahnya semakin panas. Tanpa sadar tanganya ikut meremas kedua payudara nya sendiri secara bergantian. Walaupun tangannya menyusup di balik kemejanya sendiri.
"Euhhh mas, ahhh no sayang!" Erang bunda Sonia.
Bunda Sonia kini merasakan geli dan sensasi yang luar biasa ketika lidah suaminya mulai menusuk-nusuk ke lubang vagina nya tanpa kesulitan karena salah satu kaki nya di naikkan ke sandaran kursi sofa yang panjang itu. Tuan Edison tetap tidak menghentikan kegiatan nya. Di area itu sudah becek dan sangat banjir cairan lengket milik Sonia. Tampaknya Sonia sudah sangat terangsang. Dan mungkin sebentar lagi dirinya akan mencapai kenikmatan itu.
Tuan Edison sangat pengalaman dalam urusan seperti itu. Tidak butuh waktu lama bunda Sonia mendapatkan orgasmenya ketika tuan Edison menyesal bagian titik sensitif bunda Sonia. Otot-otot bunda Sonia tegang dan disaat itu bunda memekik disertai mengeluarkan cairan putih nya yang tentu saja di telan habis oleh suaminya tanpa ada rasa jijik.
"Ahhh sayang! Euhhhh akkkhhh, mas!" Erang bunda Sonia. Tuan Edison tersenyum penuh kemenangan ketika dirinya telah membuat istrinya mencapai orgasmenya.
"Apakah enak sayang?" Pertanyaan itu tidak memerlukan jawaban dari bunda Sonia. Karena wajah bunda Sonia telah merah padam.
"Kamu sangat nakal sekali, mas!" Ucap bunda Sonia yang berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Siapa tadi yang mulai? Aku hanya ingin melihat kamu senang, Sonia sayang," Sahut tuan Edison disertai tawa yang penuh kemenangan.
⭐⭐⭐⭐⭐
Saat berada di rumah kecantikan, Eder benar-benar membuat Adonia dirubah semakin cantik. Saat di tempat itulah, Eder ketemu dengan salah satu teman kencannya yaitu Sisca. Sisca melongo saat melihat Adonia yang terlihat cantik dan mempesona. Saat ini Adonia benar-benar sudah berubah. Itu karena Eder lah yang memaksa nya merubah penampilan nya. Walaupun Adonia masih belum terbiasa mengenakan pakaian sedikit terbuka seperti itu.
"Eh, tunggu-tunggu, dia siapa, Eder?" Sisca baru sadar bahwa sejak tadi ada seorang gadis lain di dekat Eder.
"Hehhh, siapa kamu?!" tanya Sisca pada Adonia itu secara langsung.
Adonia gelagapan sendiri mendengar pertanyaan Sisca. Eder pun mengerutkan dahinya, menatap Sisca. Dengan cuek Eder memeluk pinggang Adonia untuk meninggalkan tempat itu setelah membayar tagihan yang harus Eder bayar untuk merubah penampilan Adonia.
"Dia sepupu aku," Eder menjawabnya dengan bohong. Supaya Sisca berhenti mencecar Eder dengan banyak pertanyaan lagi.
Adonia hanya bisa menunduk, sesekali mengamati melirik pada Eder yang masih belum melepaskan tangannya yang berada di pinggangnya.
"Sepupu? Kamu tidak sedang membohongi aku kan, Eder? Kalau wanita yang ada di dekat kamu dan bahkan kamu gandeng itu, benar-benar sepupu kamu? Bukan kekasih kamu atau teman kencan kamu yang baru kan?" ucap Sisca sambil melangkah mengikuti Eder yang melangkah meninggalkan tempat itu sambil menggandeng pinggang Adonia.
Sebenarnya Adonia merasa risih digandeng Eder seperti itu.
Seumur-umur dirinya tidak pernah sedekat itu pada laki-laki. Bahkan berpacaran pun belum pernah. Bahkan Adonia terbilang gadis tertutup.
"Kenapa? Kamu tidak percaya kalau dia adalah sepupuku?" sahut Eder dengan tersenyum puas karena mendapati Sisca seperti cemburu dan merasa tersaingi dengan Adonia yang kecantikannya luar biasa. Bahkan body Adonia nyaris sempurna.
"Iya, gadis itu tidak mungkin sepupu kamu Eder. Karena kamu terlihat mesra dengan nya. Bahkan menggandeng pinggangnya seperti itu. Ditambah lagi, dia begitu cantik dan sangat seksi," ucap Sisca tanpa lepas memperhatikan Adonia yang wajahnya cantik bersinar.
"Hahaha, benar! Dia adalah sekretarisku merangkap asisten pribadi ku. Kamu tahu kan, jika seorang wanita sudah diangkat menjadi sekretaris ku? Tentu saja dia akan lebih dekat dengan ku dan bahkan akan lebih sering bersama ku," kata Eder.
"Astaga, Eder! Dia sekretaris baru kamu? Itu artinya posisi aku jadi semakin tergeser dengan nya dong!" ucap Sisca.
Eder tidak memperdulikan Sisca yang cemberut sambil menghentakkan kaki nya.
"Kak Eder, siapa wanita tadi?" tanya Adonia mulai kepo. Eder tersenyum lebar lalu sejenak menghentikan langkah kakinya menatap lekat Eder.
"Sepertinya kamu juga ikutan kepo yah? Apakah kamu juga cemburu? Kamu tahu Adonia. Di dunia ini begitu banyak wanita-wanita cantik yang berusaha mendekati aku. Bahkan mereka dengan suka rela ingin berkencan dengan ku. Beruntung lah kamu, bisa dekat dengan ku saat ini. Apalagi menjadi sekretaris ku dan juga asisten pribadi ku yang setiap waktu bisa dekat dengan ku. Dan bahkan jika aku menginginkan kamu, kita bisa berkencan," urai Eder.
Sukses ucapan Eder membuat Adonia merinding dan takut.
"Ber, ber, berkencan?" gumam Adonia sambil menatap lekat wajah Eder yang tampan namun sangat tegas dengan segala prinsip-prinsip hidupnya. Eder tersenyum penuh kemenangan. Betapa dia sangat senang ketika melihat Adonia dalam ekspresi gugup seperti itu. Bagi Eder itu sangat lucu dan menggemaskan.
"Ayo masuklah ke dalam mobil!" Perintah Eder dengan sedikit mendorong tubuh Adonia ke dalam mobil setelah pintu samping mobilnya telah Eder buka.
Adonia berusaha merapikan pakaiannya dan sedikit menurunkan nya supaya kedua pahanya yang putih mulus tidak terlalu terekspos saat duduk seperti itu. Kini Eder telah duduk di kursi kemudi. Dia melirik bagian kedua paha mulus milik Adonia. Senyum seringai terlihat pada Eder ketika Adonia gelisah dalam duduknya lantaran penampilan nya benar-benar sexy dan terbuka bagi Adonia. Semua karena Adonia belum terbiasa.
"Tutup pakai ini kalau kamu merasa tidak nyaman!" Perintah Eder seraya memberikan jas hitam nya yang sejak tadi sudah ia lepas dan Eder letakkan di belakang kursi mobil.
Adonia menerimanya jas itu lalu meletakkannya di bagian paha putih mulisnya. Eder terkekeh melihat tingkah lucu gadis yang beberapa minggu ini baru Eder kenalnya. Setelah nya Eder mulai menjalankan mobil itu meninggalkan klinik kecantikan di mana Adonia telah disulap penampilan nya menjadi lebih cantik.