Chereads / Pendekar Sihir Dunia Hyrule / Chapter 1 - Mimpi Buruk part 1

Pendekar Sihir Dunia Hyrule

RSN773
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Mimpi Buruk part 1

"Kau pecundang"

"Apa?"

"Lihat betapa lemahnya dirimu, bahkan tidak pernah menang sekalipun"

"Berisik!"

"Hahaha, pecundang"

"Apa kau bilang?!!"

"Pecundang!"

"Kurang Ajar!!!"

"Haha, pecundang!"

"Kamu!!"

"Sekali pecundang tetaplah pecundang!"

Reyn muda merasa sedih atas penghinaan anak-anak muda seusianya, dalam Dojo pedang aliran Ganas ini Reyn sadar bahwa dirinya adalah yang paling lemah dan tidak berbakat tapi dirinya tidak menyerah dan terus berlatih.

Perasaan sedih membayangi Reyn dan dia mulai merasa lelah, ilmu pedang dan tekniknya tidak bisa menandingi anak-anak seusianya.

Apakah ada gunanya aku berlatih pedang? Aku tidak berbakat, dan aku lemah. Reyn tidak bisa tidak murung. Walaupun ini bukan pertama kalinya dihina bahkan bagi orang penyabarpun kalau sudah berkali-kali di hina bakalan tidak tahan, kesabaran manusia ada batasnya dan Reyn sudah sampai batasnya.

Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar dan suara memanggil nama Reyn.

"Reyn....."

"Iya"

"Apakah kamu kecewa?"

"...."

"Kecewa dengan hasil kerja kerasmu?"

Pria tua yang gagah dan tinggi itu bertanya kepada Reyn muda, meskipun pria tua itu terlihat tenang tapi ada jejak ekspresi cemas di wajahnya. Reyn menatap pria tua itu dengan ekspresi sedih sambil tersenyum, air mata berlinang dari mata Reyn.

"Tidak ayah! Aku tidak kecewa!! Lihat aku tersenyum" Kata Reyn muda dengan ekspresi menyedihkan yang dicoba untuk ditahannya namun gagal.

Air mata tidak bisa dibendung olehnya dan perasaan nya yang goyah sekarang menjadi terombang ambing.

Takut dia mengecewakan ayahnya tapi dia sudah mulai lelah, di dalam lubuk hatinya paling dalam Reyn masih ingin terus berjuang tapi mentalnya sudah kelelahan.

Pria tua yang merupakan ayah Reyn, Harrol merasa sedih. Dia melihat tatapan kacau Reyn dengan ekspresi terdiam.

Sebagai pemilik Dojo dan ahli pedang terkenal, Harrol merasa sakit melihat putra bungsunya sedih dan merasa tidak berdaya akan apa yang ditimpa oleh putranya.

Dia tidak berdaya bahkan dirinya sudah mengajarkan putranya dengan ekstra tapi masih belum bisa membuat Reyn berhasil menang melawan anak-anak lainnya di Dojo aliran Ganas ini.

Harrol tidak tahu harus berkata apa tapi dia tetap akan memberi anaknya semangat walaupun dia tidak tahu apakah akan berguna.

"Reyn, tetap semangat dan teruslah berlatih suatu saat kamu pasti akan berhasil menjadi Raja Pedang terhebat sepanjang masa!" Kata Harrol dengan ekspresi tegas. Tapi hatinya bergetar dan berharap kalau apa yang dia katakan menjadi kenyataan tapi Harrol mengerti itu akan sulit atau bahkan mustahil.

Meskipun dia tahu kata-kata hanya penyemangat, dia hanya bisa memberikan kata-kata ini kepada Reyn karena sudah tidak ada lagi kata-kata yang bisa dia berikan kepada putra bungsunya.

Kata-kata Harrol sangat berharga bagi Reyn, Reyn sangat bangga akan ayahnya dan dia merasa ayahnya adalah yang terkuat di dunia.

"Hahaha, iya ayah! Reyn pasti akan melakukannya" Kata Reyn muda sambil tersenyum.

Semangat dan mood Reyn kembali, dia merasa bahagia. Tapi Tuhan berkata lain, kebahagiaan itu berlalu dengan cepat dan digantikan oleh kesengsaraan.

Reyn jatuh ke dalam jurang keputusasaan.

Di sebuah ruangan utama Dojo aliran Ganas.

Pada malam yang cerah dibawah sinar bulan purnama.

Suatu pemandangan berdarah tercermin di malam yang tenang dan cerah ini, Reyn melihat Harrol dan para murid serta guru Dojo terbunuh dengan mudah dalam pertempuran melawan seorang remaja berusia 17 tahun.

Dia dengan gemetar menatap wajah orang yang membunuh mereka semua. Remaja itu dengan dingin melihat dan menatap Reyn muda sambil berkata.

"Kau tidak layak untuk dibunuh" Kata remaja dingin itu kepada Reyn.

Reyn menatap remaja tampan dengan rambut hitam panjang yang terikat indah, pakaian Dojo aliran Ganas khas dikenakannya dengan rapi meskipun banyak orang telah dilawannya pakaiannya tetap hanya beberapa sobekan dan luka ringan menandakan betapa mudahnya remaja itu mengalahkan semua orang-orang kuat di Dojo ini.

".... Saudara kenapa?" Tanya Reyn dengan ekspresi ketakutan kepada remaja tersebut.

Dia tidak mengerti mengapa saudaranya sendiri yang baik hati itu mengalahkan dan membunuh semua orang? Ini tidak bisa dipercaya.

"Kenapa kah? Kamu bertanya kenapa aku membunuh mereka? Karena aku sudah mencapai pada tahap ini, tahap yang melampaui ayah dan paman serta orang-orang yang ada di Dojo ini" Kata remaja dingin itu kepada Reyn muda.

Remaja dingin itu adalah saudara laki-laki Reyn, yaitu Arnold. Arnold adalah anak keempat dari sembilan anaknya Harrol dan dia adalah yang paling dekat dengan Reyn.

"Aku tidak akan membunuh orang lemah dan ah, menjadi kuatlah dan balaskan dendam orang-orang ini, tidak.... lebih tepatnya balas dendam lah atas nama sampah-sampah ini" Kata Arnold sambil tersenyum bahagia dengan tangan terentang sambil menunjuk pada mayat yang berserakan.

Tatapannya seolah dia melihat sampah pada mayat-mayat tersebut.

"Kau akan menjadi lebih kuat jika memiliki keinginan untuk balas dendam, bahkan keinginan balas dendam dapat merubah seorang sampah sepertimu menjadi emas" Kata Arnold sambil jalan menuju ke Reyn muda.

Tap... Tap... Tap... Tap...

Reyn muda gemetar sambil menatap Arnold dengan mata penuh kebencian.

"Bajingan!!" Teriak Reyn kepada Arnold.

Arnold dengan cepat muncul di hadapan Reyn dan berbisik.

"Walaupun emas tidak akan bisa mengalahkan berlian, benar kamu tidak bisa mengalahkan ku walaupun berlatih dengan keras karena bakatmu itu, bahkan jika kamu berbakat tetap tidak bisa mengalahkan ku yang sudah mencapai puncak ini"

Arnold tidak menunggu Reyn menjawab, dia langsung membuat Reyn pingsan. Dengan Ekspresi dingin Arnold melirik Reyn dan berbalik untuk pergi dalam hening.

Saat itu dada Reyn sakit dan dia pun terbangun dari tidurnya.

"Haa... mimpi sialan itu lagi" Gumam Reyn dengan ekspresi mengerikan.

Itu adalah mimpi buruk 7 tahun yang lalu, dimana dirinya saat itu masih berusia 10 tahun dan lemah.

"Tapi tetap saja, aku masih lemah daripada orang itu" Gumam Reyn dengan ekspresi dingin sedingin es.

Reyn masih belum bisa melampaui Arnold, bahkan kekuatannya diperkirakan hanya sedikit melampaui Harrol dimasa lalu tapi Reyn hanya mengira-ngira.

Dalam 7 tahun terakhir, dia telah berlatih seperti di neraka dan berjuang untuk menjadi lebih kuat meskipun dirinya menjadi lebih kuat tetap saja Reyn hanya menjadi seorang rank C atau pendekar pedang tingkat atas, sebenarnya dia mampu naik ke rank B, dan untuk meraih rank B ada beberapa persyaratan perlu dia lalui.

"Andai saja aku memiliki kekuatan elemen mungkin kemampuan pertempuran ku akan naik satu tingkat" Kata Reyn sambil menghela kan nafasnya. Lalu dia bangkit dari kasurnya dan mengenakan pakaian, setelah melihat di cermin Reyn merasa benci melihat dirinya sendiri karena wajahnya sangat mirip dengan orang yang paling dibencinya itu. Meskipun begitu Reyn tetap melanjutkan hidupnya dan bertujuan untuk menjadi lebih kuat.

Jadi dia berangkat menuju ke dungeon kelas C untuk bertemu teman-temannya.

"Kamu telat Reyn" Kata Marry dengan ekspresi ceria. Marry seorang Healer rank C dan seorang yang penuh semangat dengan tubuh montok.

Di belakang Marry ada Agusto, seorang pria berkumis dan berotot. Meskipun pakaiannya seperti seorang pegulat yang gemulai dan tameng serta pedang berkarat yang dibawanya tapi kekuatannya sebagai Guardian tidak perlu diragukan lagi.

"Reyn, apakah kamu sudah siap?" Kata Edward, pemimpin party rank C ini. Dia adalah pria tampan dan seorang penyihir yang handal, dalam beberapa bulan dia akan mengikuti ujian untuk menjadi petualang rank B.

Dua orang lainnya teman party Reyn adalah seorang assassin yang tidak banyak bicara dan pemanah yang tampak tidak ramah.

Fredo dan Nathan memang seperti itu sifat keduanya.

"Iya ketua" Kata Reyn kepada Edward dengan penuh semangat.

Keenam petualang itu pun mulai memasuki dungeon rank C ini dengan semangat membara. Namun entah kenapa Reyn merasakan perasaan yang akrab namun menyakitkan.

Apa artinya ini?

****

Reyn menarik pedang nya dan menghabisi serigala hitam dengan satu gerakan membunuh, tidak hanya Reyn yang bertempur. Fredo membunuh serigala hitam dengan tepat dan Nathan melancarkan serangan panah ke titik-titik lemah serigala hitam.

Edward puas melihat tim miliknya dan tidak mau kalah dengan serangan bola api yang kuat, dia menyerang para serigala sekaligus. Agusto tersenyum dan memegang satu serigala dimasing-masing lengannya, lalu dia meremasnya dan leher serigala pun patah.

Marry hanya mendukung saat diperlukan dengan tepat dan terus mengamati teman-temannya bertempur, sebagai seorang Healer dia harus cermat mengamati teman-temannya agar mereka tidak terluka parah.

"Entah mengapa aku merasa ini sangat mudah?" Gumam Fredo sambil mengamati sekitar dan merasakan keganjilan dalam hatinya.

"Mungkin hanya perasaanmu saja" Kata Agusto kepada Fredo.

Fredo mengangguk dalam diam.

'Semoga perasaanku itu salah' Batin Fredo. Dia melirik tajam kepada ruangan tersebut.

Reyn merasa tidak ada yang salah dan terus menghabisi para serigala. Edward memimpin mereka untuk terus melawan serigala dengan strategi yang tepat mereka berhasil mengalahkan para serigala dan menyapu bersih lantai ini, mereka pun berkumpul di depan gerbang.

"Siap untuk tantangan berikutnya?" Tanya Edward dengan senyum menyenangkan.

"Yup!" Teriak Marry dan Agusto.

Fredo dan Nathan mengangguk.

Reyn menatap gerbang itu tapi entah merasa perasaan tak enak muncul lagi dalam dirinya. Perasaan ini entah bagaimana sama saat dirinya ke ruangan utama Dojo nya.

Entah itu trauma atau tidak, Reyn menggelengkan kepalanya dan memberanikan dirinya.

Mereka berenam pun mulai masuk ke dalam ruangan.

Ruangan itu tanpa mereka sadari adalah ruangan tersembunyi untuk ruangan bos paling mengerikan dari setiap dungeon.

--Kebangkitan sang Anubis--

Mode : Neraka