Ia mulai terbangun menyadari bahwa semuanya telah berakhir, dimensi ruang abadi yang dipenuhi awan putih dan keindahan langit biru surgawi mewarnainya sambil dikelilingi bintik-bintik bola hitam bercahaya berkumpul mengambang di dalamnya (Endless Supreme World).
Suatu dimensi ciptaannya sendiri yang dapat digambarkan sesuai keinginannya, termasuk dari konsep keberadaan dimensi ruang dan waktu itu sendiri.
Dia berjalan dengan anggun mengenakan gaun berwarna biru laut dan 2 buah selendang putih dengan 1 kristal zamrud di dadanya. Rambut cantik silver panjang memakai mahkota 3 antena dengan bulu merak putih berbintik biru dan 1 kristal di tengahnya.
Ia berjalan sambil menutupi kecantikan wajahnya dengan kipas tangan bulu merak berwarna hijau menawan berbintik biru, serta 2 buah anting bulu merak dan 2 buah bola mata zamrud berbintik bintang bersinar istimewa.
Eksistensi Tuhan Maha Tertinggi yang bersifat (Transcend) melebihi seluruh eksistensi akal logika manusia dan segala sebab akibat yang tercipta di dunia manapun, bahkan telah melebihi eksistensi dari nama Tuhan Maha Tertinggi itu sendiri.
Peringkat ke-6 dari keberadaan makhluk tertinggi
Ascendant Creator: God Form
Goddess of Dreams
Aspaz
Avatar tubuh Dewa, seperti tubuh manusia biasa pada umumnya, seperti boneka Stillia.
Ascendant Creator: True Form
Ruler of Dream Reality
Tricella Xavania
"Menarik. Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu, Raja Iblis kehampaan."
Shinka masih berjalan sambil menyaksikan kehancuran dunia yang terjadi akibat ulahnya sendiri. Lautan biru, benda mati, makhluk hidup, tanah, pepohonan terus menjulang ke langit yang perlahan menghilang karena terhapus.
Mendesah. ".... Sudah kuduga. Akan sangat membosankan jika aku melakukannya. Yah, tapi ini sudah termasuk ke dalam skenario yang kuinginkan sebelumnya. Jadi, biarkan sajalah."
Menatap ke ats langit, merasakan bahwa ini tidak terlalu berlebihan. ".... Sepertinya masih normal, kecepatan penghapusannya masih lebih lambat dari perkiraanku. Ini bagus. Mungkin kalau tidak ... Dari awal dunia ini sudah menghilang saat aku menggunakan mata ini. Benar-benar merepotkan." Seraya menggelengkan kepala.
Kemudian Shinka melihat kedua telapak tangannya dengan penuh perasaan seraya mengepalkannya erat-erat.
"Maaf, kalian semua mati karena aku tidak bisa menahan kekuatan ini. Ini terlalu gila, aku sudah berusaha untuk bisa menahannya. Tapi, tetap saja. Aku tidak akan pernah tahu, apa jadinya jika aku menggunakan kekuatan sejati dari seluruh kekuatanku ... Helvias. Keterampilan pamungkas untuk melenyapkan jiwa sejati yang dapat melampaui sebab dan akibat serta konsep seluruh hukum dunia. Aku tak menyangka, bahwa aku bisa semudah ini menghancurkan dunia saat aku menggunakannya."
Menghela nafas sambil menepuk wajahnya. "Yah, ini terjadi begitu cepat. Ini semua karena Dewi bajingan itu. Nah, sekarang aku harus kemana?" Shinka sedikit kesal, seraya melirik kanan dan kiri karena kebingungan.
"Jadi, sekarang apa yang harus aku lakukan?" Shika sedikit merasa sedih karena tidak ada orang yang menemaninya.
"Hahhhhhhhh ... Sekarang aku sendirian lagi. Kesepian ... Tak ada siapa-siapa lagi di sini. Mungkin sebentar lagi tempat ini akan kosong. Tak ada gunanya ... Menyebalkan!"
Tiba-tiba sehelai bulu merak terjatuh dan melayang di hadapan Shinka.
"Apa ini? Bulu merak?" Shinka mengambilnya. "Kenapa tiba-tiba ada bulu merak di sini? Apakah ada orang lain di tempat ini? Itu tidak mungkin, kan?" Shinka merasa sangat kebingungan saat melihat ke arah sekelilingnya, dia telah mengetahui bahwa tidak ada satupun orang yang berhasil selamat dari serangannya.
Terus melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan sambil menggaruk kepalanya. "Tidak ... Tidak ada sama sekali. Apakah ini?" Shinka berpikir sejenak.".... Hmmmmmmmmmmm ...."
Tiba-tiba saat itu, cahaya biru langsung membawa Shinka ke tempat lain dengan cepat tanpa sepengetahuannya.
"Uh? Di mana ini? Kenapa banyak sekali awan putih?" Shinka melihat ke arah lain, melihat sekumpulan gelembung-gelembung hitam raksasa di sekitarnya dengan bintik-bintik bercahaya melayang berjajar rapi sebesar rumah.
".... Dan kenapa banyak sekali gelembung yang mengambang?. Apakah ini tempat ...." Shinka menatapnya serius.
Shinka berpikir bahwa tidak ada gunanya untuk terus memikirkan hal tersebut, seketika Shinka penasaran dan mendekatinya sambil menyentuh gelembung (Endless Supreme World) dengan jari telunjuknya.
Tiba-tiba, gelembung tersebut bergetar seperti tetesan air yang jatuh dan langsung menampilkan layar refleksi cerita orang lain di dalamnya.
Shinka yang melihatnya kebingungan. "Apa ini?"
Memperlihatkan seorang kesatria wanita tangguh dengan rambut merah panjang dan pasukannya sedang melawan 5 naga kematian di medan perang.
"Huh? Siapa dia? Seorang kesatria?" Berpikir sejenak. "Hmmmmm ...? Apakah dia tokoh utamanya dari acara ini? Tapi, kenapa ada banyak sekali kesatria lain dan naga yang mengelilinginya? Apakah ini cerita dari dunia lain?" Shinka terus berpikir keras sambil memegang dagunya.
"Aku tidak mengerti."
Tiba-tiba pantulan layar lain muncul memenuhi seluruh tampilan gelembung (Endless Supreme World).
Shinka sedikit terkejut. "Eh? Kenapa sekarang jumlahnya semakin banyak? Dan kenapa beberapa dari mereka memiliki wajah yang sama?" Seraya menunjukkannya. ".... Yang ini cerita tentang sihir dan fantasi ... Tapi saat aku melihat tokoh sama yang berada di layar berbeda, dia malah menjadi seorang dokter."
Shinka semakin tidak mengerti. "Apa maksudnya? Apakah ini Multi-multiverse tanpa batas?"
Shinka terus melihat cerita cermin layar lainnya yang terus bermunculan.
"Mereka semua sepertinya punya cerita yang berbeda-beda di dalam satu layar tapi dengan wajah yang sama. Ini terlalu banyak lho. Sebenarnya gelembung apa ini?"
Shinka menghela nafas dan mencoba untuk tidak peduli kalau itu kebenarannya. ".... Hahhhhh ... Entahlah. Sepertinya ini adalah rangkaian cerita yang sedang disiarkan ke mana-mana. Yah, aku tidak terlalu memikirkannya sih." Melirik ke arah kiri, Shinka sangat penasaran. "Sepertinya aku harus mencoba gelembung lain dan melihatnya lebih banyak lagi supaya aku bisa sedikit mengerti."
Shinka berjalan ke kiri dan langsung menyentuh gelembung lain yang berada di depannya.
Tiba-tiba, wajah Shinka berubah menjadi datar dengan bola mata sipit setelah melihatnya sambil menghela nafas.
".... Kenapa sekarang aku merasa seperti sedang mengintip kebahagiaan seseorang, ya?" Matanya melirik ke kanan dan ke kiri. "Untungnya program ini tidak ada suaranya, aku sedikit terselamatkan. Kalau tidak, mungkin akan banyak suara aneh yang keluar saat kalian mendengarnya."
Shinka menghela nafas penuh penyesalan karena telah melihat adegan pornografi. ".... Anak kecil dilarang melihatnya. Aku minta bagian ini disensor ya? Lanjut." Jawab Shinka yang masih memasang wajah datar sambil menuju gelembung yang lain.
Gelembung ke-3, Shinka menyentuhnya lagi. Namun, Shinka segera meninggalkan tempat itu dengan wajah yang lebih datar. Itu seperti wajah penderitaan karena tidak mau melihatnya.
"Tidak, aku tidak ingin melihatnya. Aku tidak suka cerita "NTR" skip, selanjutnya."
Shinka terus berpindah-pindah tempat untuk menyentuh gelembung yang lain, setiap kali ia menyentuhnya, perasaan dan ekspresi wajahnya selalu berubah setiap kali ia menonton cerita dengan judul yang berbeda, sama halnya seperti menonton anime. Shinka terus berjalan dengan perasaan nostalgia karena teringat saat ia selalu menonton anime dan membaca cerita manga di dunia asalnya setelah melewati 10 gelembung cerita (Endless Supreme World).
Menggaruk kepala dengan wajah malu karena mengingat kenangan masa lalu saat berada di dunia sebelumnya. "Tontonan itu langsung mengingatkanku pada kehidupanku sebelumnya. Benar-benar terasa sangat menyenangkan jika aku mengingatnya. Itu benar ...."
Melirik ke belakang Anda melihat kumpulan gelembung berbaris rapat. ".... Membaca cerita, bermain game, dan menonton anime adalah keseharianku." Merasa sedih seraya menundukkan sedikit kepala. "Mungkin ... Sekarang sudah hilang dan aku tidak akan pernah menemukannya lagi ... Karena itu bukanlah kebahagiaan sebenarnya yang aku harapkan."
Tiba-tiba Shinka kebingungan dengan perkataannya sendiri.
"Eh? Anime?"
Tiba-tiba ....
Sesuatu yang tidak terduga muncul yang membuatnya sangat membenci sesuatu hingga membuatnya sangat menyesal. Sebuah tangga putih tiba-tiba muncul di hadapannya yang naik ke atas.
"Cihhh ... Kau lagi. Tapi ...." Shinka nyengir senang kesal sambil mengepalkan tinjunya dengan aura ungu kehampaan yang menyelimuti tangan kanannya.
"Sekarang aku punya hadiah untukmu. Terimalah, bedebah!"
*BAM!*
Merasa senang, Shinka langsung meninju keras tangga berwarna putih yang membawanya pada penyesalan sebelumnya.
Tiba-tiba, Shinka bergerak cepat ke puncak menara menggunakan kemampuan teleportasi instannya.
Memegang dagu. "Yah, aku masih penasaran sih. Jadi, aku ingin melanjutkan saja." Tersenyum.
Shinka melepas topengnya sambil melihat ke belakang. "Hmmm Jadi begitu. Ternyata itu kumpulan kelereng kecil. Aku yakin pasti ada orang di tempat ini. Tapi, aku tidak bisa melihatnya." Kembali menatap ke depan.
.
.
Aku terus berjalan ke depan.
"Tempat macam apa ini? Kenapa banyak sekali pilar yang mengelilinginya?"
Aku hanya melihat dinding beraksen kuno, namun terlihat modern dengan garis-garis biru yang menyala seolah membentuk sesuatu. Apakah ini semacam jalan memutar? Aku tidak tahu.
Aku belum melihat siapapun di tempat ini. "Apakah kristal itu adalah kunci keberadaan tempat ini? Aku tidak begitu mengerti."
Aku melihat satu kristal berkilauan mengambang di tengah bundaran ini. Kristal itu membuatku penasaran. Tidak ada salahnya jika aku menyentuhnya lagi, kan?
Tempat ini benar-benar seperti lapangan bundar raksasa.
Jari telunjukku perlahan menyentuhnya. Perasaan ini membuatku sedikit tidak nyaman, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika aku menyentuh benda ini.
Jika Anda tidak mencobanya, Anda tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya.
"......"
"Jika kamu menyentuhnya, kamu pasti akan kembali ke dunia mimpi." Balasan seorang wanita dengan nada rendah dan anggun terdengar dari arah kristal.
"Sudah kuduga, pasti ada seseorang yang mengawasiku di tempat ini. Kenapa aku tidak bisa melihatmu sama sekali?"
"Hebat, semudah itu bagimu untuk merasakannya. Namun, makhluk rendahan sepertimu sama sekali tidak mungkin bisa melihat keberadaanku. Kamu hanyalah cerita fiktif yang sudah ada di tanganku."
"Fiktif katamu? Jadi, kamu adalah eksistensi Tuhan tertinggi yang menciptakan cerita di dalam gelembung itu?"
"Tepat sekali. Itu semua adalah ciptaan yang datang dari khayalanku. Itu adalah gelembung cerita yang bertindak sebagai reservoir bakteri untuk semua alam semesta lain di dalamnya. Kamu seharusnya sudah mengerti setelah melihatnya tadi."
Gelembung cerita dapat diartikan sebagai kumpulan wabah penyakit (alam semesta). Salah satu penyakit di dunia yang memiliki bakteri kecil dalam jumlah tak terhingga. Setiap penyakit yang lahir dalam gelembung cerita adalah kumpulan bakteri yang menampung multi alam semesta lain di dalamnya, dan setiap bakteri lainnya memiliki jenis dan kapasitas yang menampung setiap kuman baru yang lahir di lapisan alam semesta yang tak ada habisnya.
Penyakit tipe A-Z (Dalam jumlah yang tak terhitung).
Alam semesta yang menampung bakteri tipe A-Z berukuran besar.
Bakteri berukuran besar tipe A-Z (Dalam jumlah yang tak terhitung).
Alam semesta yang menampung bakteri berukuran sedang tipe A-Z.
Bakteri berukuran sedang tipe A-Z (Dalam jumlah yang tak terhitung).
Alam semesta yang menampung bakteri berukuran kecil tipe A-Z.
Bakteri kecil bertipe A-Z (Dalam jumlah yang tak terhitung).
Alam semesta yang menampung bakteri terkecil bertipe A-Z.
Gelembung cerita (Endless Supreme World) yang menampung setiap jenis bakteri (Alam Semesta) dari yang terbesar hingga yang terkecil ada di dalamnya sebagai dunia yang tak terhitung jumlahnya dengan lapisan dunia tanpa batas yang berada di bawahnya.
"Hmmmm ... Jadi begitu. Tapi, ini sulit dipercaya. Hanya dengan sebuah "khayalan" katamu?"
Tricella melanjutkannya. "Jika kamu penasaran dan ingin memahami lebih jauh. Kamu bisa datang ke Hypolia, lapisan dunia peringkat ke-6 dari tatanan gelembung tuhan tertinggi yang berada di Sea of Stellar."
Aku sama sekali kurang mengerti, mungkin ini adalah sesuatu yang harus aku pelajari selanjutnya.
"Apa maksudmu? Apakah kamu punya tubuh lain?"
"Ya. Kamu bisa menemuiku di sana dalam wujud dewa. Mungkin kamu akan mengetahuinya setelah melihatnya sendiri."
"Menarik!" Aku memejamkan mata. "Tapi ... Aku tidak peduli, aku hanya ingin kamu menjelaskan apa yang telah terjadi padaku."
Aku langsung membuka kedua mata dengan menggunakan Heavenly Eye of Void Elimination untuk melihat semua pengetahuan identitas sambil menatapnya serius.
"Ascendant Creator: Ruler of Dream Reality. Tricella Xavania!"
.
.
*************