Butuh waktu satu hari penuh untuk bisa melewati hutan ini dan sampai di kota terdekat. Jika kami terus berjalan tanpa perlu beristiharat, kami mungkin bisa sampai ke kota jauh lebih cepat.
Tapi, tentu saja, sebagai seorang protagonis sejati, masalah akan selalu datang menghampiri kami. Itu adalah waktu ketika aku sedang berjalan dengan penuh waspada bersama rekan-rekan perjalananku, tiba-tiba aku mendengar suara jeritan dari jauh dan aku langsung pergi untuk menyelidiki sumber jeritan itu.
Awalnya rekanku menghalangiku, tapi aku adalah seseorang yang baik hati yang tidak akan pernah meninggalkan orang yang sedang kesusahan. Tentu saja, aku akan pergi untuk menyelamatkan mereka.
Saat sampai di sana, aku melihat seorang putri bangsawan yang sedang di serang oleh bandit. Sebagai orang yang telah membunuh seekor naga sepertiku, bandit-bandit itu bukan masalah yang besar. Aku mengalahkan mereka semua hanya dalam sekejap mata.
Putri bangsawan itu terkagum-kagum kepada kepahlawanku dan tiba-tiba dia mengatakan bahwa dia menyukaiku dan ingin menjadikanku suaminya. Tapi, aku adalah pahlawan yang akan mengalahkan Raja Iblis, jalanku sangat kejam, jadi aku menolaknya dengan alasan bahwa aku harus pergi untuk melindungi dunia ini dan menolong orang lain.
Setelah itu, bersama dengan rekan-rekanku lagi, kami melanjutkan kembali petualangan kami. Hingga akhirnya, suatu hari kami pasti akan menyelamatkan—
"—Hei, Riku, kenapa wajahmu terlihat lebih bodoh dari biasanya? Oh, mungkinkah kau terkena efek halusinasi dari serbuk bunga ini? Kau benar-benar ceroboh… [Recovery]."
Setelah Alicia merampalkan sihir [Recovery] kepadaku, mataku terbuka lebar.
Aku terbangun cepat. "Cecilia!" teriakku, dengan uluran tangan yang seolah mencoba untuk meraih sesuatu.
"Cecilia? Siapa itu? Jangan mengatakan sesuatu yang bodoh. Waktu istirahatnya sudah berakhir, ayo kita berangkat lagi."
"…."
Karena Alicia mengatakan hal itu, tanpa bisa mengeluh, kami melanjutkan kembali perjalanan kami. Wanita itu dengan natural naik ke atas punggungku dan aku juga menggendongnya dengan natural seolah-olah itu adalah yang wajar.
Melihat hubungan ini, membuatku ingin menangis.
"Hei, ada apa? Kenapa kau tiba-tiba menangis?"
"Tidak, bukan apa-apa."
Tolong bawa aku kembali ke dunia halusinasi itu!
Seperti itu, perjalanan kami kembali berlanjut.
Sebenarnya tidak banyak masalah yang terjadi selama perjalanan, karena Alicia meminta kepada para roh itu untuk menunjukkan jalan dengan sedikit bahaya.
Hanya saja, ini terlalu bosan. Jadi, untuk mengelabui kebosananku, aku mengobrol dengan Estella yang berjalan di sebelahku.
"Hei, Estella, karena kau bisa berubah menjadi anak kecil seperti itu, apa kau juga bisa kembali ke tubuh dewasamu lagi?" tanyaku dan dia menatapku seperti melihat sampah yang berjalan.
Ya ampun, padahal aku hanya bertanya. Kau tidak perlu sedingin itu, kan?
Apa kau ingin kuhukum lagi?
Mungkin, secara insting merasakan sinyal bahaya dariku, gadis itu menghela nafas pasrah. "Yah, aku bisa. Tapi itu jika kau mengembalikan kekuatanku."
"Begitu, kah? Ngomong-ngomong, jika kekuatanmu kembali apa kau akan tetap berada di bawah kendaliku?" tanyaku dengan wajah datar.
"Kenapa kau menanyakan hal itu? Hentikan, kau membuatku takut! Apa yang sebenarnya kau rencanakan kepada tubuh dewasaku?!"
"Jangan khawatir, aku tidak akan menyentuhmu secara langsung."
"Sudah kubilang apa yang sebenarnya kau rencanakan?!"
Ya ampun, gadis ini tidak bisa di ajak basa-basi.
"Hei, Riku, sudah cukup dengan pelecehan seksualmu itu. Aku tau otakmu mengalami penurunan akal sehat karena terus berjalan, tapi tahanlah sebentar."
Wanita ini juga, apa yang dia katakan?
Apa mereka sangat ingin kuhukum?
Selagi aku memikirkan hukuman apa yang pantas untuk menutup mulut dewi itu, tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang mengejutkan.
"Para roh memberitahuku bahwa ada sesuatu yang datang."
Aku terkejut. "Apa itu orang mesum lainnya?" tanyaku dengan serius, karena sebelumnya kami juga kedatangan orang mesum yang mengaku-ngaku dirinya sebagai kakaknya Elvy. Tapi, Alicia segera menyangkal tebakanku.
"Tidak, itu sesuatu yang besar— Oh, itu sudah berada di sini."
"Eh?"
Saat aku berseru dengan suara yang bodoh, tiba-tiba bumi bergetar. Aku bisa mendengar suara langkah kaki yang berat sedang menuju ke sini. Itu adalah sesuatu yang besar.
'Bum! Bum! Bum!'
Itu dengan cepat bergerak, seakan sedang mengejar sesuatu. Bumi terguncang setiap kali dia melangkahkan kakinya.
Hatiku seketika membeku.
"Hei, Alicia, apa menurutmu kera di dunia ini suka dengan pisang?"
"Kenapa kau tidak mencobanya? Apa kau punya pisang?"
"Aku punya pisang yang berbeda, tapi kurasa itu mustahil."
"Bagus, sepertinya kita sudah sampai ke satu kesimpulan yang sama."
"Tidak, jangan menyerah dulu. Estella, apa kau— Ah?"
Tepat saat aku ingin bertanya kepada Pimpinan Raja Iblis itu apakah dia punya cara untuk menghadapi situasi ini, dia sudah masuk lebih dulu ke dalam bayanganku.
"GOOOBUUU—!!"
Kera raksasa itu mengaum dan aku langsung berlari secepat mungkin saat kera itu mengejar kami.
"Hwaaaahhhh!!"
****************
"GOOOBUUU—!!"
Auman keras dari sang Raja Hutan menggelegar sampai membuat bumi bergetar. Dia adalah seekor kera iblis raksasa yang besarnya mencapai 20 kaki.
"Riku! Riku! Dia sudah semakin dekat! Larilah lebih cepat lagi!"
"Diamlah, aku juga harus fokus melihat jalannya!"
Dewi itu menjerit histeris di punggungku selagi aku terus berlari secepat mungkin.
Ini benar-benar situasi yang sangat menyebalkan, karena kedua tanganku sibuk untuk menggendong Alicia, aku tidak dapat mengambil barang dari [Inventory]ku. Sedangkan Estella tidak pernah keluar dari dalam bayanganku.
Aku pasti akan menghukumnya nanti.
"Hei, Riku, apa kau tidak punya cara untuk keluar dari situasi ini?!"
"Menjatuhkanmu untuk dijadikan umpan, setelah itu menghujaninya dengan [Debuff Powder] untuk menidurkannya!"
"Tidak akan kubiarkan! Aku pasti tidak akan membiarkanmu melakukan itu! Jangan pernah berpikir untuk menjadikanku sebagai umpan!"
Saat aku mengungkapkan rencana berlianku, wanita itu semakin erat memelukku dan terus bergelantungan di pundakku. Aku bisa merasakan dadanya yang menekan tubuhku, tapi ini bukan saatnya untuk memikirkan hal yang mesum.
Aku harus segera mencari cara untuk keluar dari sini. Hanya terus lari seperti ini tidak akan ada gunanya juga, pada akhirnya kami hanya akan dibunuh oleh kera itu jika kami tidak segera memikirkan sesuatu.
Tapi, tampaknya batas waktuku untuk berpikir sudah habis.
"GOBU! GOOBUU—!!" Kera itu tiba-tiba berhenti mengejar, yang mana memberikanku firasat buruk. Dia mencabut dua pohon menggunakan lengan besarnya dan kemudian melemparkan pohon itu tepat di depanku.
'Bum!'
"Hwahh!!"
"Kyahh!!"
Alhasil, aku dan Alicia terpental dan jatuh.
Itu benar-benar sakit, tapi aku tidak punya waktu untuk mengeluh. Aku segera menarik wajahku dari atas tanah dan kembali berdiri. Tapi, saat aku berbalik badan, bayangan besar menutupi pandanganku.
Kera itu sudah berada tepat di belakangku.
"GOBUU! GOBUU! GOBUUUU—!!" Dia meraung keras sambil memukul-mukul dadanya seperti memainkan sebuah gendang.
"Hyaaaaaahhhh—!!"
Pada saat itu juga, aku dan Alicia menjerit histeris sambil saling berpelukan, tubuh kami gemetar ketakutan. Sudah tidak ada jalan lagi untuk melarikan diri.
Ini sudah berakhir.
….
….
….
….
"Gigantic Punch!"
'Bum!'
Tiba-tiba, saat kami sudah bersiap dengan kematian kami. Suara keras turun dari langit dan menghantam kera raksasa itu sampai mati. Kemudian, sosok itu berdiri di atas tubuh kera itu dengan senyuman yang lebar.
"Kita bertemu lagi, Riku-san, Alicia-san," ujarnya.
Melihat itu, aku tanpa pikir panjang langsung melompat kepadanya.
"Elvy-channnnnnn—!! Huaaaaaahhhh!!"
Berada di pelukan gadis itu, aku menangis keras.
Elvy tersenyum canggung saat dia menenangkanku.
"Haha, sekarang semuanya sudah baik-baik saja, Riku-san."
Entah kenapa aku merasa pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, tapi aku memutuskan untuk tidak memikirkan apapun.