Terkadang, kita mengalami situasi di mana kehidupan kita naik turun. Bisa saja orang sukses yang tiba-tiba mengalami kebangkrutan dan orang bangkrut yang tiba-tiba mengalami kesuksesan.
Yah, singkatnya, kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi kepada hidup kita dimasa yang akan datang. Satu-satunya yang bisa kita lakukan hanya terus berjuang dimasa kini.
Hari ini, cuacanya terlihat sangat cerah. Tapi, aku tidak berniat untuk memastikannya, karena itu terlalu menyilaukan jika aku pergi keluar untuk memastikannya. Aku ingin terus berada di dalam kamarku seharian dan sebisa mungkin terhindar dari panas matahari.
Beginilah bagaimana cara orang kaya menghabiskan waktunya.
"Riku-san, apa kau ada di dalam?"
Saat aku menikmati diriku sendiri, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamarku, dari suaranya, itu terdengar seperti Elvy. Dia adalah seorang gadis Elf yang cantik dan merupakan salah satu dari kandidat terbesar untuk menjadi haremku.
Hanya saja, berbeda dari gadis Elf biasanya, Elvy memiliki sel dari seekor naga di dalam tubuhnya dan dia bisa mengubah tubuhnya menjadi seekor naga kapan pun dia mau. Tapi, meski begitu, kecantikannya tidak pernah berubah, bahkan dia menjadi lebih cantik lagi dari sebelumnya.
Cuma, itu juga menjadi masalah bagiku, karena Elvy terlalu cantik dan imut. Banyak orang-orang aneh yang ingin mendekatinya, aku sampai tidak bisa lengah sedikit pun.
Bagaimana pun, aku harus melindunginya dari kumpulan orang-orang aneh itu.
"Masuklah, aku ada di dalam."
"Permisi."
Begitu Elvy membuka pintunya dan masuk ke dalam kamarku, aku juga bangun dari kasurku dan duduk di pinggir kasur sambil menunggunya masuk.
"Selamat pagi, Elvy-chan," sapaku.
Tapi—
'Buk!'
Dia langsung membanting pintunya dan menutupnya kembali.
"Ri-Riku-san, to-tolong kenakan lah sesuatu terlebih dahulu! Ka-Kau masih telanjang!" jerit Elvy dari balik pintu tersebut dengan panik.
Aku memperhatikan tubuhku saat ini.
"Oh."
Aku baru sadar jika saat ini aku tidak mengenakan sehelai pakaian apapun, dan tidak hanya itu, mungkin karena aku tadi memikirkan tentang Elvy. Saudara kecilku juga ikut terbangun.
Melihat itu, aku dengan buru-buru menutupinya dengan selimut dan berjalan pergi untuk mengambil pakaianku.
Ini adalah pagi yang damai seperti biasa.
Tidak, kurasa ini sudah siang.
****************
Setelah aku memakai bajuku, aku dan Elvy turun melewati tangga untuk pergi ke ruang makan yang ada di lantai satu. Di sana, aku melihat Alicia yang telah menunggu kami sambil berbaring di atas sofa yang berdekatan dengan perapian.
"Selamat pagi." Aku menyapanya.
"Kau terlambat! Ini sudah bukan pagi lagi, ini sudah siang! Mau sampai kapan kau membuatku terus menunggu, dasar pemalas?!"
"Bukankah kau juga sama, jangan menganggap dirimu jauh lebih baik dariku. Kau dan aku itu pada dasarnya sama saja."
"Beraninya kau menyamakan gelandangan sepertimu dengan dewi sepertiku. Tidak sepertimu, hari ini aku bangun pagi dengan benar, jadi jangan samakan aku denganmu. Apa kau ingin aku menjatuhkanmu hukuman ilahi? Aku akan membuatmu selalu kehabisan tisu ketika kau pergi ke toilet."
Hukuman ilahi macam apa itu?
"Kau bangun pagi cuma karena kau belum pernah keluar sedikit pun dari sofa itu sampai semalam, dasar dewi gelandangan. Berhentilah membuat Elvy dan aku untuk melakukan semua tugas rumah, kau juga harus bekerja. Tunjukan sedikit sikap dari mantan dewimu itu."
"Te-Tenanglah, kalian berdua. Aku baik-baik saja kok dengan ini, lagipula aku juga melakukannya karena aku sangat suka memasak dan bersih-bersih, jadi kau tidak perlu memikirkannya, Alicia-san."
Saat dewi itu berniat untuk menerkamku, Elvy segera menghentikannya. Setelah mendengar perkataan dari gadis polos itu, hati Alicia sedikit merasa bersalah.
Dia berjalan ke arahku dengan tatapan yang suram.
"Hei, RIku, apa kau bisa memberikanku sedikit pekerjaan yang mudah. Entah kenapa aku merasa seperti telah melakukan sesuatu yang buruk karena membiarkan seorang anak kecil melakukan tugasku." Dia memohon.
Tampaknya dia takut harga dirinya sebagai orang dewasa ternodai.
Benar-benar wanita yang merepotkan.
Yah, kurasa aku akan memintanya untuk membantuku mencuci pakaian nanti.
Dia memiliki sihir [Purify] yang dapat menghilangkan dan mensucikan noda kotor apapun, jadi setidaknya dia bisa berguna sebagai mesin cuci otomatis.
****************
Sekarang, kami sedang makan siang di ruang makan.
Hari ini adalah bagian Elvy untuk memasak. Dia membuatkan kami sebuah hidangan dari ikan berkepala tiga yang digoreng sampai matang dan sup dari kelinci iblis merah, yang memiliki kecepatan sangat lincah. Ini semua merupakan bahan masakan yang sangat mahal.
Kami menikmati itu semua dengan senang hati.
Jujur saja, awalnya aku sedikit ragu untuk memakan bahan aneh seperti itu, tapi setelah aku mencicipinya, itu jauh lebih enak dari yang kuduga, jadi aku dengan lahap menghabiskannya.
Ngomong-ngomong, bicara soal bahan masakan yang mahal, mungkin kalian akan bertanya-tanya, darimana uang yang kami dapatkan untuk membelinya.
Untuk sekedar memberitahu, ini bukan hasil penjualan potionku. Melainkan ini adalah uang dari hasil Elvy yang berhasil membunuh Rodan.
Sebelumnya, saat kami sedang mencoba untuk mendaftar sebagai petualang. Ketika Elvy menunjukkan isi statusnya, di sana juga tercantum hasil buruan dari semua monster yang selama ini dia kalahkan. Sehingga itu membuat semua orang sangat terkejut ketika mereka tahu Elvy telah mengalahkan Naga Jahanam, Rodan.
Itu benar-benar heboh sampai membuat kami harus berurusan langsung dengan guild master. Saat itu, kami membicarakan tentang bounty yang dimiliki oleh naga itu, dan diluar dugaan, dia memiliki bounty yang sangat tinggi sampai-sampai membuat aku dan Alicia tidak bisa berhenti gemetar.
Aku hampir tidak bisa mempercayainya ketika dia memberikan semua tumpukan uang itu. Rasanya seperti saat kau tiba-tiba memenangkan lotere dengan hadiah yang besar.
Tentu saja, setelah mendapatkan semua uang itu, kami menggunakannya langsung untuk membeli sebuah mansion mewah yang ada di pinggir kota dan berbelanja sepuas-puasnya. Sekarang aku dapat membeli apapun yang kuinginkan tanpa takut uang kami akan habis.
Yah, sekali pun itu habis, kami masih bisa menjual potionku, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sekarang kami benar-benar sukses. Tidak hanya memiliki uang yang banyak, kami bahkan menjadi bahan pembicaraan sekarang oleh seluruh kota karena telah membunuh seekor naga.
Mungkin aku harus mulai belajar caranya membuat tanda tangan yang bagus, karena mungkin sebentar lagi aku akan memiliki fan club yang berisi gadis-gadis cantik.
"Tampaknya hari ini suasana hati Riku-san sangat bagus, apa yang sedang dia pikirkan?"
"Jangan dilihat Elvy atau matamu akan ternodai oleh sampah itu. Aku yakin sekarang dia hanya memikirkan sesuatu yang cabul, lagipula orang mesum akan mati jika mereka tidak memiliki nafsu."
"A-Aku pikir itu terlalu jahat, Alicia-san. Riku-san pasti juga memiliki sesuatu yang baik selain itu!"
"Fufu, kau dengar itu, Riku. Berhentilah membuat wajah yang bodoh, aku yakin kau juga mendengarnya, kan?"
"Berisik, diamlah! Itu bukan urusanmu!"
Dewi itu tertawa mengejekku dan itu membuatku menjadi semakin kesal. Haruskah aku meminum semua sake yang dia simpan di bawah kasurnya?
"A-Alicia-san, kumohon jangan terlalu mengejek Riku-san. Terlepas dari sifatnya yang mesum, Riku-san merupakan orang yang baik."
"Elvy-chan, aku tau kau berniat untuk mendukungku, tapi itu sama sekali tidak membuatku senang kau tau. Kenapa kau juga berpikir bahwa aku orang mesum? Mau dilihat dari manapun aku adalah remaja laki-laki yang normal. Lihatlah muka polosku ini."
"Umm…"
"Baiklah, aku mengerti! Jangan katakan apapun lagi! Mari kita akhiri pembicaraan ini, jika tidak aku benar-benar akan menangis dan mengurung diri selama beberapa hari!"
Melihat Elvy yang sangat meragukanku saat dia melihat wajah polosku, membuat hatiku terancam, jadi aku dengan buru-buru menghentikannya.
Ya ampun, kenapa kalian semua memanggilku orang mesum?
Aku hanyalah remaja laki-laki yang normal dan sehat.
Mereka benar-benar sangat kejam.
****************
….
….
….
….
….
….
….
….
"Ah! Ahn! Ahh!"
Di dalam sebuah ruangan yang gelap, terdengar suara desahan dan tamparan yang keras di saat yang bersamaan.
"Kumohon! Tolong ampuni aku, tuan!" Gadis itu memohon, dengan suaranya yang lirih dan menderita. Tatapan matanya seakan menggambarkan semua rasa sakit yang selama ini dia alami.
Tapi, bangsawan gendut itu sama sekali tidak memperdulikannya, justru dia terlihat sangat senang ketika gadis yang saat ini sedang dia perkosa menjerit keras untuk memohon pengampunan.
"Ahahaha!!" Dia terkekah dan terus memukul gadis itu dengan pecutnya. "Menangislah! Menjeritlah! Buatlah suara seperti babi yang tersiksa! Berikan aku kenikmatan dan hiburan yang jauh lebih baik! Karena satu-satunya arti kalian para Elf bisa hidup di sini hanya untuk menjadi hewan peliharaanku!" Dia berteriak.
Serangai yang kejam dapat terlihat ketika api lilin di tempat itu menyala-nyala. Dia dengan brutal terus menyiksa gadis Elf yang saat ini dia perkosa.
"Aah! Ahh! Kumohon! Tolong maafkan aku! Aahn! Ahh!" Gadis itu menangis, dia menjerit dan terus menjerit. Tapi, tidak ada satupun jeritannya yang diperdulikan.
Pria bangsawan itu hanya membuat wajah vulgar yang tampak menikmati semua penyiksaan yang dia lakukan terhadap gadis Elf tersebut. Tapi, saat dia sedang asik menikmati dirinya sendiri, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Itu membuat dia tidak senang dan menatap tajam ke arah pintu tersebut.
"Ophen-sama, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada anda."
"Pergilah, apa kau tidak tau jika aku sekarang sedang sibuk?"
"Tapi, saya pikir ini akan membuat anda senang jika anda mengetahuinya."
"Tsk, baiklah, aku mengerti. Jadi, apa yang ingin kau beritahu kepadaku? Jika itu bukan sesuatu yang penting, aku pasti akan memenggal kepalamu."
Mendengar pelayannya yang sangat keras kepala, Ophen terpaksa berhenti sejenak dalam melakukan aktivitasnya dan mendengar apa yang pelayan itu katakan. Sedangkan Elf yang berada di kasurnya saat ini pingsan dengan tubuh yang kejang-kejang, karena menerima penyiksaan yang diluar batas.
Bisa dilihat dari sekujur tubuhnya yang dipenuhi oleh bekas luka dan cairan putih berlendir yang menjijikan. Dia tampak sangat berantakan, air matanya terus menetes saat dia membuat ekspresi seperti orang yang telah kehilangan semua harapan hidupnya.
Setiap hari dia selalu mengalami perlakukan yang terburuk dari yang terburuk. Tapi, ini bukan pertama kalinya Ophen melakukan hal yang sama kepada gadis Elf sepertinya. Semua itu bisa dilihat dari banyaknya kurungun besi di kamar tersebut, di mana beberapa dari kurungan itu terlihat beberapa gadis Elf yang hanya bisa gemetar ketakutan ketika menyaksikan teman-temannya di siksa.
"Tunggu apa lagi, cepat beritahu aku apa yang ingin kau sampaikan itu?" tanya Ophen ketika pelayannya itu masuk ke dalam kamarnya.
Dia membungkukkan kepalanya kepada Ophen dan berkata. "Apa anda masih ingat tentang Elf yang anda temui di gerbang kota sebelumnya? Sebenarnya kami telah mengetahui di mana saat ini Elf itu berada," ucapnya.
Mata Ophen terbelalak kaget. "Apa… Kau serius?" Tubuhnya mulai gemetar.
"Yah, kami mendapatkan informasi ini karena setelah itu mereka pergi ke guild petualang untuk— Umm, Ophen-sama? Apa anda baik-baik saja?"
Saat pelayan itu menjawab pertanyaan Ophen, dia berhenti, karena dia melihat pria itu yang tiba-tiba mulai menggeliat sambil memeluk Elf yang ada kasurnya.
Wajahnya terlihat sangat kegirangan.
"Aaaah~ akhirnya! Akhirnya kita akan bertemu lagi~!" Dia tampak seperti kehilangan akal sehatnya ketika dia mencium dan menjilat Elf yang saat ini dia peluk. Tapi, suaranya terdengar sangat jauh seolah sedang membayangkan gadis pujaannya yang tidak ada di sini.
Dia terus gemetar kegirangan sambil memeluk erat gadis Elf itu.
"Aku pasti akan memilikimu! Ini adalah pertama kalinya aku merasa sangat gila seperti ini! Benar, itu semua karena salahmu! Ini adalah pertama kalinya aku melihat Elf yang secantik dirimu! Karena itu, aku pasti! Aku pasti akan mendapatkanmu! Aku pasti akan menjadikanmu milikku seorang! Wajah polos dan gemulai itu! Aaah~ Itu pasti akan sangat menakjubkan jika dapat kunodai dengan tanganku sendiri! Akan kubuat kau berantakan sebagai hewan peliharaanku untuk selamanya!"
Dia terus bersuara dan berseru, dengan nafus yang mengebu-gebu.
Sehingga, tanpa dia sadari, gadis Elf yang dari tadi dia peluk dengan sekuat tenaga telah mati karena kehabisan nafas.