Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MOB ini terlalu menarik

🇮🇩wigik_desuyo
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.5k
Views
Synopsis
Namaku Huis, seorang anak pedagang kaya yang berasal dari pedesaan. Aku berbakat, Pintar dan memiliki keberuntungan dengan rupa. Semua berjalan baik-baik saja pada awal mula aku bereinkarnasi, sampai pada suatu hari aku bertemu dengan seseorang yang menghampiriku dengan wajah marah dan berkata "Seharusnya MOB sepertimu tidak ada dalam cerita ini!". Betapa mengejutkannya mengetahui jika dunia tempatku berada sekarang adalah sebuah tempat yang berasal dari dunia game yang didukung oleh perusahaan Ayahku. Walaupun aku sudah menebak-nebak semua ini, jadi apa boleh buat? Aku ingin hidup nyaman didunia baru ini~
VIEW MORE

Chapter 1 - Chp 1.1 : Kondisi ini harus diubah, karena dulu aku kaya!

Menjadi seorang bayi yang tak berdaya. Apa yang kau ketahui tentang menjadi seorang bayi?

Lapar = Menangis

Ibu akan datang dan memberimu susu.

Popok Penuh = Menangis

Ayah atau Ibu akan datang dan membersihkannya.

Kebosanan = Menangis

Ayah atau Ibu akan datang untuk menghiburmu.

Itu adalah kehidupan seorang Raja. Tapi dengan kerapuhan dan kelucuan~

Siklus itu akan berlangsung sampai kau sudah dapat melakukan sesuatu seorang diri. Dan untukku? Itu hanya memakan waktu 3 tahun, sampai akhirnya aku bisa berbicara dan berjalan dengan lancar.

Ngomong-ngomong, namaku Huis. Sepertinya aku entah bagaimana telah bereinkarnasi dan menjalani kehidupan baru didunia yang baru. Dengan peradaban yang telah jauh tertinggal dari tempat asalku dulu yaitu Bumi.

Semua yang dapat dilakukan disini sangatlah terbatas. Jika kau haus, kau harus mengambil air dari sumur atau sumber mata air. Penerangan ketika malam hari juga masih menggunakan bantuan lilin.

Oleh sebab itu yang bisa aku lakukan saat ini, hanyalah belajar. Didesa tempatku tinggal juga sepertinya tidak ada anak-anak seusiaku? Atau mungkin saja orang tua mereka masih belum memberi mereka izin bermain diluar. Sama seperti diriku disini~

Aku cukup banyak belajar tentang dunia ini berkat Ayahku yang seorang pedagang. Nama dia Kerlin, seorang pria dengan wajah yang tidak terlalu rupawan dengan rambut pendek berwarna hitam dan kumis yang cukup menantang. Bukannya aku ingin menghina Ayahku sendiri, hanya saja standarku yang merupakan seorang reinkanator ini cukup tinggi. Jadi jujur saja penampilan Ayahku itu kurang, tapi dia baik dan penyayang. Jadi aku bisa melupakan semua yang kurang~

Ibuku bernama Berty, dan sepertinya dia membantu Ayah dalam menjalankan bisnisnya. Aku selalu mendapati dirinya menghitung dan menulis barang dagangan. Kurasa dia seorang wanita yang cerdas~

Untuk penampilannya, bagaimana aku harus mengatakannya ya? Dia adalah Ibuku, dan surgaku berada tepat dibawah kakinya...

'Dia Gemuk'

Kulitnya putih dan halus. Sifatnya penyayang dan santai (Tentu saja dia yang paling kuat dikeluarga ini). Matanya berwarna Biru dan memiliki rambut pirang yang panjangnya sampai pinggang. Dia juga cukup tinggi tidak seperti Ayah. Mungkin tingginya itu sekitar 170an, jika dia tidak gemuk dia pasti akan terlihat cantik. Mungkin?

Sedangkan untukku? Aku mendapatkan warna rambut Hitam yang sama dengan Ayahku dan Mata Biru seperti Ibuku. Untuk wajah, aku tidak tau mendapatkan dari siapa. Tapi untuk seorang anak berusia 3 tahun? Aku yakin bahwa aku menggemaskan dan menarik!

BTW, Dunia ini juga tidak kalah meranik meskipun dengan peradaban yang tertinggal. Dan sepertinya didunia ini terdapat sihir dan monster.

Untuk monster, aku tidak pernah melihatnya. Tapi untuk sihir, aku sudah karena dapatku gunakan ketika bosan. Tentu saja aku merahasiakan ini dari kedua orang tuaku, karena bagaimanapun aku tidak tau bagaimana dunia ini bekerja. Aku tidak mau disebut aneh atau sebagainya, jika apa yang dapatku lakukan saat ini itu wajar atau tidak? Pokoknya terlalu banyak resiko.

Pengetahuan yang aku miliki tentang dunia ini juga masih agak terbatas. Aku hanya mengetahui beberapa hal saja, tentang Benua besar yang kita tempati saat ini itu bernama Benua Atlisia dan memiliki 4 kerajaan yang menduduki.

Jika aku melihat dari peta benua yang diberikan oleh Ayahku. Untuk sebuah benua yang besar dan hanya diduduki oleh 4 kerajaan saja itu terbilang aneh.

4 kerajaan tersebut juga saling berjauhan dan mereka juga sama-sama berdeketan dengan laut sehingga meninggalkan wilayah kosong yang cukup besar ditengah benua. Mungkin kira-kira 72% untuk yang belum ditempati dan 28% untuk 4 kerajaan. Itu jelas terlihat aneh, dan jalur yang menghubungkan 4 kerajaan juga terlihat berputar-putar seperti menghindari sesuatu.

Aku tidak tau apa yang terjadi pada dunia luar. Tapi yang jelas ada sesuatu yang lebih penting untuk saat ini-

'AKU TIDAK BISA HIDUP MISKIN!'

Bukannya aku tidak bersyukur atau apa. Ini hanya faktor kebiasaan~

Diduniaku dulu, aku itu seorang anak orang kaya yang tidak pernah merasakan kemiskinan dan selalu dimanjakan!

Memang, mungkin faktor kesehatan lah yang menyebabkan aku dimanjakan oleh orang tuaku dulu. Tapi karena alasan itulah, entah kenapa membuatku sulit menerima kehidupan miskin ini...

Aku senang bisa mendapatkan tubuh yang sehat sekarang. Tapi, kehidupan seperti ini tidak bisa terus berlanjut.

Meski keluargaku seorang pedagang, tapi mereka berasal dari desa. Tentu saja penghasilan mereka tidak seberapa...

Terkadang kita dapat memakan buah-buahan segar, terkadang bisa berubah menjadi buah yang hampir busuk. Daging yang kita makan juga selalu dijadikan sup dan bahkan roti yang kami konsumsi bisa memiliki kekerasan yang luar biasa jika kau tidak merendamnya didalam air untuk beberapa waktu.

'Oleh sebab itu aku sudah merencanakan sesuatu~'

Tok Tok Tok

"Ayah pulang!"

"Selamat datang, sayang. Terima kasih untuk kerja kerasnya hari ini~"

"Terima kasih untuk hari ini!"

Hari ini sudah sore, seperti biasa setelah pekerjaannya selesai. Dia akan datang menghampiri Ibuku yang tengah memasak makan malam dan memberikan kecupan kepadanya. Lalu dia akan menghampiriku, mengangkat tubuhku dan lalu mendudukanku dimeja makan.

"Hari ini keuntungan kita kecil lagi-"

Itulah kata-kata keluhan yang akan dia keluarkan sambil mencubit pipiku.

"Semangat lah, sayang. Mungkin saja besok akan lebih baik~"

"Be-be-becok akan baik~"

Setelah diam sejenak menatap Ibu dan aku, dia mulai terlihat merasa lebih baik. "Terima kasih. Ayah akan melakukan yang terbaik besok~"

Tak lama setelah kembali bersemangat dia mengambil tas ransel sederhana yang sudah dibawanya sejak tadi. Tas itu terbuat dari kulit, tapi desainnya terlihat tidak bagus sama sekali dan terlihat hanya cocok untuk menampung sesuatu daripada menyimpan sesuatu.

Dari dalam tas itu dia mengeluarkan 3 buah apel berwarna biru dan sebuah buku catatan kecil beserta pensil kayu.

"Hanya ini buah yang bagus untuk hari ini, makanlah Huis"

"Terima kasih!"

Sambil bersikap layaknya seorang anak-anak, aku mengambil apel itu dan memakannya.

'Aku tidak bersemangat tentang sebuah apel! Tidak seperti diduniaku, hanya inilah makanan manis yang bisa kumiliki!'

Sambil memakan apel, aku mengintip buku catatan Ayahku. Kebanyakan isinya tentang barang yang akan didagangkan beserta jumlahnya, dan diambil dari siapa saja. Terdapat catatan pesanan juga dari seseorang diluar desa.

'Dari apa yang ku dengar dari Ibu, orang biasa yang dapat berhitung dan menulis itu jarang. Jadi bisa dikatakan Ayahku ini tergolong orang yang pintar, bahkan pengetahuan yang dimiliki Ibu berasal darinya'

Aku sebenarnya memiliki banyak ide didalam kepalaku. Karena bagaimanapun, mantan Ayahku dulu itu seorang pengusaha sukses.

Tapi aku tidak boleh bertindak gegabah sehingga membuatku menjadi seorang anak kecil yang tidak normal. Aku harus menyembunyikan pengetahuanku sebanyak mungkin dan berusaha memberikannya dengan cara yang normal seperti inspirasi.

Banyak orang jenius diduniaku dulu tercipta karena inspirasi. Bahkan sebuah apel yang menimpa kepalamu ketika tertidur bisa menciptakan inspirasi!

'Yang dibutuhkan oleh orang jenius hanyalah inspirasi untuk berkembang!'

Dengan wajah penasaran, aku mulai memperhatikan isi catatan Ayahku dan tak berselang lama Ayah mulai memperhatikanku yang terlihat penasaran.

"Apa kau ingin membacanya juga, Huis?"

"IYA!"

Dari tindakan kecilku itu, Ayahku mulai menunjukkan tulisannya dan menjelaskan maksud dari isi catatan miliknya.

Ceritanya mengarahkanku pada sebuah kesimpulan bahwa perdagangan yang dilakukan oleh Ayahku itu tidak efektif. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan menunggu barang untuk didagangkan, kebanyakan keuntungannya juga kecil sehingga jasa menjual pihak ketiga yang dia lakukan itu menjadi tidak memiliki harga sama sekali.

'Ayah cukup bijak sehingga bisa bertahan selama ini. Tapi hanya masalah waktu sampai semua ini akan berakhir. Aku yakin kuda milik kita saat ini juga sudah cukup tua dan begitu juga dengan gerobaknya. Satu musibah saja, maka semua ini akan berakhir!'

"Sayang, bukankah masih terlalu dini bagi Huis untuk mengerti apa yang kau katakan?"

Ibuku datang dan mulai menyajikan sup yang sudah siap untuk disantap.

"Hehe... Aku tau, tapi tidak ada salahnya kan memberikannya pendidikan? Lagipula Huis itu jenius karena dapat membaca dan berhitung meski dia baru 3 tahun"

"Kau benar, tapi tetap saja pengetahuan yang kau berikan itu terlalu berat untuknya~"

"Kau ada benarnya, tapi ini ku lakukan hanya untuk hiburanku saja~"

"Kau ada benarnya... Lihat betapa serius wajahnya setelah kau menjelaskan semua itu~"

"Hahaha... Kau benar, itu terlihat lucukan?"

Ayahku mulai mencubit pipiku, tapi aku harus tetap fokus memikirkan sesuatu untuk memberikannya inspirasi. Aku tidak tau ini akan cukup atau dapat diterima, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Aku ingin memakan sesuatu yang lain selain sup daging!

"Bukankah jika seperti ini terus, tuan kuda dan tuan gerobak akan kelelahan, Ayah?"

Kataku sambil menunjuk keluar jendela dimana kuda coklat kami tengah beristirahat.

"Kau benar, Huis. Tapi Ayah tidak bisa menemukan cara untuk meringankan pekerjaan mereka-"

"Bukankah Ayah bisa hanya mengambil beberapa pesanan dari orang-orang yang membutuhkan saja?"

Lalu jariku mulai menunjukkan nama seseorang yang memesan apel.

"Jika ayah hanya membawa apel ini bersama tuan kuda dan tuan gerobak. Bukankah itu akan sampai lebih cepat dan lebih banyak apel yang dapat dimakan?"

Brak!

Tiba-tiba Ayahku berdiri sambil memukul meja.

Dari wajahnya yang terlihat serius, sepertinya dia baru saja mendapatkan suatu pencerahan.

'Aku harus tau apa yang dia pikirkan! Saatnya mengambil momentum dari event yang dia timbulkan! Berpura-pura kaget dan menangis!'

"HWAAA! Ayah marah padaku!"

Aku sudah menangis dari sejak aku lahir, jadi tidak mungkin akting menangisku ini akan gagal. Inilah yang disebut tangisan seorang bayi!

Ayahku yang panik melihatku menangis, langsung buru-buru memelukku.

"Maafkan Ayah, karena sudah membuat Huis kaget. Ayah tidak marah kok, Ayah hanya memikirkan sesuatu yang bagus. Jadi tolong berhenti menangis ya?"

"Se-suatu yang bagus?"

"Iya! Ayah rasa Ayah menemukan cara untuk membantu tuan kuda dan tuan gerobak untuk tidak bekerja terlalu keras besok! Ini semua berkat Huis!"

"Be-narkah?"

"Iya! Huis, anak Ayah yang paling baik. Karena sudah membuat tuan kuda dan tuan gerobak tidak bekerja keras besok~"

"Hore!"

Plok Plok Plok~

Aku bertepuk tangan sambil meladeni kegembiraan Ayahku, yang mengangkat dan terus menciumiku.

'Ini mulai terasa menjengkelkan. Apalagi kumis miliknya itu!'

Dan pada akhirnya, rencanaku berhasil. Lalu waktupun terus berlalu, inspirasi yang ku berikan kepada Ayahku sepertinya berjalan cukup mengesankan.

Perlahan namun pasti, menu dimeja makan mulai berubah menjadi lebih baik. Kuda kami bertambah 1 lagi, itu seekor kuda betina berwarna hitam. Itu menandakan sadarnya Ayahku tentang seberapa pentingnya kuda. Gerobak juga mulai diperbaiki dan bertambah 1 juga untuk cadangan.

Tak terasa 2 tahunpun berlalu, dan akupun menginjak usia 5 tahun. Kehidupan kita mungkin menjadi lebih baik setelah hari itu...

'Tapi ini masih sangatlah kurang!'

Sesuai dugaanku, Ayahku itu seorang jenius dalam hal bisnis. Hanya dari wejangan kecil saja, dia dapat berkembang sejauh ini.

Koneksi dirinya dengan orang-orang diluar desa sepertinya juga bertambah dan bahkan sudah menjadi hal yang biasa warga desa mendatangi rumah kami untuk menjual sesuatu.

Bahkan, ada beberapa monster mati diantara barang yang di tawarkan oleh warga.

Aku juga mulai memiliki hobi untuk meneliti mayat monster-monster itu.

Dan juga, sepertinya aku juga mulai memiliki beberapa teman sebaya dan diantara mereka terdapat seorang gadis kecil berambut pirang dengan mata hijau yang sering datang ke rumahku.

"Huis! Apa yang kau lakukan?"

Berbicara tentang dia, sepertinya hari ini dia juga datang menemuiku digudang milik keluargaku.

Seperti yang aku bilang sebelumnya, saat ini aku memiliki hobi meneliti mayat monster. Salah satunya monster kelinci bertanduk 1 yang saat ini aku perhatikan.

"Seperti yang kau lihat, Fio. Aku sedang meneliti monster"

"Bukankah itu tidak menyenangkan dan menjijikan? Mau nggak kita main hari ini?"

Gadis yang ceria ini bernama Fiora, dia tetangga yang rumahnya tidak jauh dariku. Orangtuanya berkecimpung dalam usaha tanaman obat-obatan, meskipun aku agak tertarik tentang tanaman obat yang dijalani orangtuanya. Saat ini aku masih belum begitu berminat untuk mempelajarinya, terlebih lagi...

'Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi aku mulai bisa melihat keterangan barang-barang dengan mataku'

Ini seperti skill appraisal yang ada pada game diduniaku dulu. Entah kenapa, ketika aku memfokuskan aliran yang mungkin kekuatan sihir ke mataku, aku mulai dapat melihat ini.

Sayangnya, ini tidak bisa digunakan kepada mahluk hidup.

*Hornet Rabbit*

Memiliki daging yang enak, tanduknya yang tajam dapat digunakan untuk bahan senjata dan jika dijadikan serbuk dapat menjadi obat-obatan.

'Informasi yang diberikan juga cukup mendetail'

"Baiklah! Ayo kita main dibukit belakang rumah hari ini dan bersantai dibawah pohon!"

"Bukankah kau hanya ingin tidur disana! Ayo kita main sesuatu hari ini!"

"Aku cukup lelah hari ini setelah merawat anak kuda yang baru lahir tau?~"

"Kamu mah suka begitu terus!" Fiora terlihat tidak senang dan mengembungkan pipinya.

Itu terlihat imut, jika aku memiliki usia yang sama dengannya mungkin aku akan jatuh cinta kepadanya. Tapi, umur kita itu sama sekarang...

'Mungkin 12 tahun lagi, aku bisa jatuh cinta kepadanya?'

"Maaf, aku janji akan membuatkanmu kalung dan gelang bunga ketika kita disana. Jadi jangan marah lagi ya?~"

"Asik! Ayo kita segera kebukit!"

Fiora terlihat begitu semangat menuntunku menuju bukit. Entah kenapa gadis ini terasa tidak asing...

'Aku seperti pernah melihat gadis sepertinya diduniaku. Tapi kebanyakan orang-orang yang ku tau itu memiliki wajah asia yang kental. Itu hampir mustahil bagiku untuk melupakan seseorang seperti dia. Tapi siapa? Sudahlah, lagipula itu diduniaku yang dulu. Itu pasti berbeda dengan duniaku yang sekarang~'

Tujuanku saat ini itu hanya menjadi kaya dan menikmati kehidupan yang dulu tidak bisa dinikmati walaupun saat itu aku juga kaya. Yap, semua akan baik-baik saja~