Chereads / MOB ini terlalu menarik / Chapter 4 - Chp 2.1 : Aku sudah cukup kaya, tapi semua didunia ini berbeda

Chapter 4 - Chp 2.1 : Aku sudah cukup kaya, tapi semua didunia ini berbeda

Ayah ku sudah sehat dan mulai sibuk dengan urusannya. Terlalu banyak yang harus dia lakukan semenjak insiden percobaan pembunuhan yang dialaminya dan perlindungan terhadap Ayah beserta keluarga kami juga diperkuat berkat bantuan keluarga Count. Investigasi juga mulai dilakukan, itu akan memakan waktu yang tidak diketahui. Akan tetapi terdapat dugaan jika kejadian ini dilakukan oleh organisasi tertentu yang dikepalai oleh seorang bangsawan yang merasa dirugikan oleh bisnis ayah.

'Ini sudah cukup memuaskan bagiku. Aku juga bukanlah manusia super yang dapat melakukan apapun sesukaku dan pergi memberantas orang yang mengancam nyawa Ayah'

Pandangan akan kekuatan tentu saja akan berbeda dengan dunia dulu ku yang damai tanpa sihir. Meski terdapat hukum yang menekan semua kekuatan tersebut, tapi tentu saja itu tidak akan mampu untuk menekan segalanya dan apa yang dapat kau lakukan tentang itu hanyalah mencoba untuk tidak menjadi lemah.

Pagi hari di bukit belakang rumahku, Reberta mulai mengajari aku dan Fiora tentang sihir. Pembelajaran berlangsung begitu sederhana, kami berdua hanya perlu duduk mendengarkan Reberta menjelaskan sambil menunjukkan beberapa rangkaian sihir dalam buku yang dia miliki.

"Ini adalah buku penelitian sihir milik ku sendiri dan aku yakin buku ini akan berguna untuk kalian berdua yang sepertinya sudah memahami konsep sihir. Satu hal yang harus kalian tau, pemahaman sihir setiap orang itu berbeda-beda dan meski terdapat kesamaan didalam sihir penyihir dengan yang lain. Akan ada perbedaan yang dapat terlihat dari setiap orang-"

Aku mengangkat tanganku.

"Apa ada pertanyaan, Huis?"
"Iya, apa yang menyebabkan sihir setiap orang akan berbeda? Bukankah sihir berasal dari keinginan seseorang? Jika setiap penyihir menginginkan bola api, bukankah semua yang muncul itu akan tetap menjadi bola api?"
"Itu sebuah pertanyaan yang bagus, Huis. Bola api yang diinginkan mungkin tetaplah berwujud bola api dan yang membedakan sihir tersebut terwujud tentu saja pemahaman mereka tentang keinginan mereka untuk mewujudkan bola api tersebut. Biar ku tunjukkan contohnya"

Shhhhh~
Sebuah bola api muncul di telapak tangan Reberta dalam waktu singkat.

"Jika kalian berdua memiliki sihir api, coba buat bola api sama sepertiku"
"Aku rasa sihir api termaksud dalam sihirku"
"Aku dapat menggunakan sihir api"

Terdapat 5 sihir inti didunia ini yaitu : Api, Angin, Air, Tanah dan Listrik. Menurut buku dasar pemahaman sihir yang Aku dan Fiora sempat pelajari, biasanya seorang penyihir itu memiliki rata-rata 2 elemen pada sihir mereka. Meski seseorang memiliki lebih dari 2 elemen pada diri mereka, hanya akan ada 1 elemen dominan saja pada setiap penyihir.

'Untuk kasusku, aku bisa menggunakan semua elemen dan masih tidak tau yang mana elemen dominan. Aku merasa jika semua elemen sihir itu cocok dan mudah digunakan olehku. Sedangkan Fiora, aku mendengar dia berkata dengan bangga jika dia memiliki 4 elemen sihir yang dimana itu merupakan sebuah kasus langka yang bahkan menggemparkan bagi penduduk desa. Oleh sebab itu aku berusaha untuk menutupi fakta tentang diriku ini, karena bagaimanapun aku tidak akan tau apa yang terjadi padaku jika semua orang tau bahwa aku memiliki 5 elemen sihir'

"Baiklah, coba lakukan sihir bola api seperti yang ku lakukan"

Tidak membutuhkan waktu lama bagi kami berdua melakukan permintaan Reberta. Sihir bola api tercipta dan dalam sekilas pengamatanku. Aku dapat merasakan perbedaan yang Reberta maksud sebelumnya.

'Sihirku tercipta lebih cepat dari Fiora dan terlihat jelas lebih padat dan malah hampir menyamai milik Reberta'

"Aku rasa Huis langsung mengetahui perbedaan sihir milik kita kan?"
Reberta yang sepertinya mengetahui pikiranku langsung bertanya sambil tersenyum kearahku.

Aku mengangguk dan mulai menjawab pertanyaannya.
"Waktu, kepadatan sihir serta cara sihir kami tercipta jelas terlihat begitu berbeda"
"Yap! Benar sekali! Aku sudah tau jika Huis itu pintar~"
"Heeeh? Tapikan ini tetap sihir bola api?" Tanya Fiora yang masih bingung.
"Fiora, coba perhatikan lebih teliti lagi antara sihir milikmu dengan milik ku dan milik Huis~"

Atas perintah Reberta, Fiora mulai memperhatikan sihir miliknya dengan milik kami berdua. Untuk sekilas itu memang terlihat sama seperti api berbentuk bola. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih teliti perbedaan akan dapat terlihat. Sihir bola api milik Reberta merupakan bola api yang padat sempurna seperti sebuah bola. Milikku juga cukup padat, akan tetapi masih akan dapat terlihat sedikit api kecil yang menari-nari. Untuk Fiora, itu mungkin berbentuk bola, akan tetapi itu lebih tepat disebut bola yang sedang terbakar.

"Wow! Kenapa milik kalian terasa lebih panas dan terlihat jauh lebih kuat dari milikku?"
"Terdapat banyak jawaban tentang pertanyaanmu itu. Jadi untuk sekarang, mari dengarkan dengan seksama penjelasan yang akan ku sampaikan"

Penjelasan Reberta terdengar seperti seorang profesor yang telah mempelajari bidang ini untuk waktu yang cukup lama. Semua penjelasan dikemas dengan rapih dan sebisa mungkin mudah untuk dimengerti.

Berbeda denganku yang memiliki mental serta pengetahuan seseorang berusia 20 tahun lebih, Fiora yang masih kecil tentu saja banyak bertanya tentang semua hal yang dia tidak tau.

'Sihir ternyata cukup menyenangkan untuk dipelajari'

"Baiklah, aku rasa sudah cukup untuk pembelajaran hari ini. Ingatlah untuk menemukan sihir elemen utama kalian karena itu akan menentukan perkembangan kalian. Terutama untuk Fiora yang memiliki 4 elemen sihir berbeda, kamu memiliki kasus yang langka bagi seorang penyihir dan mungkin akan menjadi seorang penyihir hebat suatu hari nanti. Bahkan bagi seorang penyihir yang memiliki 2 elemen sihir untuk menemukan elemen sihir utama mereka itu terbilang cukup sulit. Untukku yang memiliki 3 elemen sihir tentu saja aku kerepotan menemukan sihir utama ku tersebut dan membuatku berakhir menemukannya ketika berada dipertengahan kelas 2 ketika di akademi"
"Aku akan berusaha! Apa guru berasal dari akademi kerajaan yang terkenal itu? Apa guru seorang keturunan bangsawan?!"
"Akademi?"

Fiora terlihat begitu semangat mendengarkan penjelasan Reberta dan semakin bersemangat ketika mengetahui fakta bahwa Reberta yang berasal dari akademi terkenal dan berkemungkinan dia merupakan seorang bangsawan.

"Tidak kok, aku bukan seorang bangsawan. Aku hanya orang biasa yang beruntung mendapatkan beasiswa dari akademi pusat Yorden karena memiliki 3 elemen sihir dan dianggap jenius saja oleh mereka"
"Jadi benar guru berasal dari akademi Yorden yang terkenal itu?!"
"Apa itu akademi Yorden?"

'Aku seperti pernah mendengar nama itu'

Fiora terkejut mendengar pertanyaan yang terdengar bodoh dariku.

"Kamu tidak tau akademi Yorden, Huis? Apa kamu terlahir disini?"
"Tentu saja aku tidak tau! Dan apa-apaan kata hinaan itu! Aku tidak tau, karena yang aku pelajari itu kebanyakan tentang bagaimana mendapatkan uang. Oleh sebab itu aku kaya"
"Lagi-lagi, Huis menyombongkan kekayaan yang dimiliki orangtuanya lagi. Aku juga kaya sekarang karena ciptaan Ayahku, tapi aku tidak sombong sepertimu" Wajah Fiora terlihat begitu mengejek dan jelas terlihat tidak senang.
"Dengar ya sayangku Fio? Yang menemukan sikat gigi itu pada dasarnya adalah aku. Dan aku juga terlalu kecil untuk berbisnis, jadi aku menyerahkan semua kepada keluargaku. Asal kamu tau saja, kesuksesan milik keluargaku itu juga sebagian berasal dariku~"

Reberta terlihat terkejut mendengar perdebatan kami sampai-sampai dia terdiam.
"Ada apa, guru?"
"Guru, ada apa?"
Tangan Reberta bergetar menunjuk kearah kami berdua.
"A-apa kalian memang sekaya itu? Dan kamu Huis, merupakan penemu sikat gigi yang terkenal itu?"
"Benar. Rumah milikku mungkin terlihat kecil karena kami tidak memiliki waktu untuk memperbesar rumah dan kami juga sudah nyaman dengan kondisi rumah saat ini. Tapi aku yakin, jika keluargaku itu kaya"
"Aku mungkin tidak sekaya keluarga Huis. Karena bagaimanapun ciptaan pasta gigi milik Papa dipegang oleh keluarga Huis dan kami mendapatkan keuntungan dari setiap penjualan dan aku yakin itu jumlah yang cukup banyak sampai-sampai keluarga kami dapat dengan mudah membeli beberapa hewan ternak beserta menyewa pekerja untuk merawat"
"A-apa jangan-jangan nama grup perdagangan milik orangtua Huis itu bernama Ranz?"
"Iya. Itu grup pedagang yang diciptakan oleh Ayahku"
"Aku juga dengar dari Papa jika keluarga kita itu termaksud dalam grup pedagang Ranz"

Bruk-
Tiba-tiba Reberta terduduk mendengar penjelasan kami berdua.

"Guru, kamu tidak apa-apa?"
Aku panik dan langsung menghampiri Reberta yang sepertinya telah kehilangan kekuatannya.

"A-aku tidak apa-apa. Jadi selama ini, aku sudah tinggal dan menyelamatkan pemimpin grup pedagang bergengsi di kerajaan?"
"Apa memang keluarga kami sebesar itu?"
"Tentu saja! Kamu mungkin masih kecil dan tidak tau jika banyak bisnis didalam dan luar kerajaan yang bernaung dibawah grup Ranz milik ayahmu! Banyak sekali orang yang menginginkan untuk berada dibawah naungan grup tersebut tau?"

'Aku tidak tau jika bisnis Ayah dapat menjadi sebesar itu. Pantas saja terdapat orang yang menginginkan nyawa Ayah'

"Aku tidak tau jika grup Ayah Huis akan sebesar itu"
"Aku yang anaknya pun tidak tau"
"La-lalu, uang yang dijanjikan oleh Ayahmu nanti?"
"Ahhh... Benar juga, sebelum Ayah pergi dia menanyakan hal tersebut kepadaku dan berkata akan membayar mahal karena sudah menyelamatkan ayah dan juga mengajariku"
"Ja-jadi, boleh aku tau seberapa mahal itu?"
"Mungkin 150 koin emas untuk masing-masing dari kalian. Tapi jika itu masih kurang, Ayah akan dengan senang hati menambah nominalnya"

Bruuuk-
Reberta tiba-tiba pingsan mendengar penjelasanku.

"Guru!-"

Bruuuk-
Suara orang terjatuh terdengar dari jarak yang tidak jauh. Ketika aku menengok untuk mengetahui siapa, aku mendapati Kriss yang juga terlihat tidak sadarkan diri.

"A-apa kita telah diserang?!"
"Tidak, itu hanya karena kau yang terlalu kaya" jawab Fiora dengan wajah datar.
"Heh?"

*****

"Aku tidak menyangka, kalau kami berdua akan mendapatkan bayaran sebanyak itu nanti dan maaf karena telah membuat kamu terkejut barusan"
"Tidak apa-apa guru"

Setelah insiden pingsannya Reberta dan Kriss, Kriss dan aku memutuskan untuk pergi ke dalam hutan untuk berlatih di tempat yang dia telah siapkan sebelumnya.

'Dari kasus sebelumnya, aku jadi tau betapa berharganya jumlah uang yang akan diberikan oleh Ayahku. Sebagai perbandingannya, rumah yang cukup besar di ibukota kerajaan itu berharga 50 koin emas. Dengan rumah itu, kau dapat membangun bisnis dan tinggal ditempat teraman di seluruh benua ini. Itu artinya, Ayahku telah memberikan mereka uang yang setara 6 buah rumah besar di ibukota kepada mereka berdua. Itu tentu saja jumlah yang luar biasa dan bahkan bisa dibilang Ayahku ini terlalu dermawan'

"Ngomong-ngomong, aku bertanya kepadamu sesuatu Huis"
"Apa itu Guru?"
"Menurutmu, apa itu ilmu pedang?"
"Bukankah itu hanya cara berpedang yang benar?"

Kriss terkejut mendengar pertanyaanku yang terdengar seperti candaan. Tapi begitulah tanggapanku terhadap ilmu pedang, itu sama dengan ilmu berdagang dan ilmu lainnya. Karena bagaimanapun semua sama, banyak ilmu yang tersedia dan hanya terdapat satu tujuan yang dituju dari itu semua.

"Benar. Terdapat banyak sekali ilmu pedang di benua ini dan terdapat 6 ilmu pedang yang telah diakui. Seni pedang Barts, Haken, Ponda, Yeinda, Larsa dan yang terakhir Tin. Semua memiliki teknik yang berbeda dan terus berkembang dari waktu ke waktu, akan tetapi semua memiliki satu tujuan yang sama yaitu kemenangan dalam menggunakan pedang"
"Lalu, ilmu pedang apa yang akan kau ajarkan kepadaku guru?"
"Biarkan aku memberitahukan mu satu hal. 6 ilmu pedang yang ku sebutkan barusan tidak dapat diajarkan kepada orang lain begitu saja, jadi dapat dikatakan ilmu-ilmu tersebut hanya dapat diajarkan kepada orang-orang tertentu seperti para bangsawan dan keluarga Kerajaan. Tidak ada harapan bagi orang biasa sepertiku untuk belajar hal tersebut"
"Jadi bisa dikatakan jika ilmu ini murni berasal dari pengalamanmu sendiri, guru?"

Kriss menatapku tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Dulu aku ini hanyalah seorang yatim piatu yang mencoba bertahan hidup di dunia luar seorang diri. Lalu keajaiban membuatku bertemu oleh seseorang yang mengajarkan ilmu pedang ini kepadaku ketika kecil, orang itu percaya jika aku dapat mengembangkan teknik ini sambil terus merawat ku..."
Terdapat keheningan sejenak dan wajah Kriss terlihat mulai terlihat sedih meski dia mencoba untuk terus menyembunyikannya.

"Maaf jika aku bertanya. Apa yang terjadi dengan orang yang merawat dan mengajari guru ilmu pedang?"
"Dia mati oleh seekor monster dan berhasil melindungi ku. Monster itu merupakan monster unik yang mungkin memiliki peringkat B dan tidak dapat dibandingkan olehku yang saat ini berada diperingkat A. Faktanya, dia hanyalah seorang petualang yang sudah cukup berumur dan berada di peringkat D untuk waktu yang lama. Tapi dia merupakan sosok yang hebat di mataku dan mengajarkan sambil terus merawat ku dengan pedoman hidupnya 'Jika semua orang tidaklah lemah' serta ilmu pedang ciptaanya sendiri"

'Cerita guru Kriss terdengar menyedihkan, tapi entah kenapa dia terlihat senang menceritakan ini kepadaku'

Cring-
Kriss mencabut pedangnya setelah kami akhirnya sampai ditempat latihan kami. Terdapat 2 buah batu besar yang memiliki tinggi berkisar 12 meter dan sebuah boneka kayu yang telah dililit tali dibagian perutnya.

"Ini mungkin bukanlah ilmu pedang hebat yang dapat dimiliki oleh orang-orang tertentu. Ini hanyalah sebuah ilmu pedang yang dapat dimiliki setiap orang yang mau mengayunkan pedang mereka kepada setiap musuh mereka. Sebuah ilmu pedang yang sederhana, namun dibutuhkan agar mereka bisa bertahan dan membuktikan jika mereka tidaklah lemah. Banyak petualang diluar sana yang dapat mengayunkan pedang mereka melawan monster, jika kau bertanya kepada mereka apa nama ilmu pedang yang mereka gunakan untuk melawan monster? Maka mereka tidak akan menjawab apapun. Karena mereka memang tidak tau dan hanya mengetahui fakta jika mereka tidaklah lemah dan dapat bertarung. Tapi guruku berbeda, dia mengembangkan ilmu ini seorang diri sambil terus mencoba menjadi kuat dan sampai suatu hari dia akan dapat mewariskan ilmu ini kepada orang lain yaitu aku. Dan aku akan meneruskan ilmu ini kepadamu, Huis"

Cahaya biru redup tiba-tiba muncul dari dalam tubuh Kriss dan lalu menghilang dalam waktu singkat.

'Apa yang barusan aku lihat?'

Swiiing
Kriss menebas lurus ke arah salah satu batu dari jarak 2 meter.

Tidak ada yang terjadi untuk beberapa saat, karena bagaimanapun itu adalah sebuah tebasan yang jauh dari tujuan. Tapi semua anggapan itu ternyata salah-

Traaass-
Batu dengan tinggi 12 meter itu tiba-tiba terbelah menjadi 2 dari atas kebawah.

'Apa yang baru saja terjadi!'

"Guruku menciptakan teknik ini sambil terus beranggapan jika semua orang tidaklah lemah. Sampai akhirnya, dia berhasil menciptakan teknik ini dan dia menamainya '3 pedang kekuatan orang lemah'. Teknik ini jauh berbeda karena tidak memiliki gerakan pasti atau jurus-jurus pendukung untuk menggapai kekuatan yang diinginkan. Ini hanyalah teknik yang tercipta dengan anggapan semua orang tidaklah lemah dan aku akan mengajarkan 2 dari 3 pedang kekuatan orang lemah ini kepada mu, Huis"
"3 pedang kekuatan orang lemah?-"

Gulp-
Ludahku terasa keras ketika menelan setelah mendengar dan melihat apa yang ditunjukkan oleh Kriss.

"Tolong, ajarkan aku"
Kriss tersenyum mendengar jawabanku.
"Kalau begitu bersiaplah untuk latihan keras yang telah ku siapkan tanpa mengeluh"