BRAKKK
"Sinka kamu baik baik saja kan?". Alena datang dari luar sembari berlari dan langsung memeluk Sinka. Gadis itu hanya diam tanpa berniat membalas pelukan ibunya.
"Sinka, kamu baik baik saja?". Alena melirik putrinya. Tidak lama Jeffry datang dari luar.
Insident kabut itu sudah selesai berkat Sinka dan yang lainnya, sekarang mereka sedang berada di kediaman nahyoora.
"Tuan nahyoora, maaf jika kami menganggu anda". Ucap Jeffry sopan. Shu menyesap teh nya santai.
"Tidak masalah, duduklah ada yang ingin aku bicarakan pada kalian". Kedua orang tua Sinka duduk di hadapan Shu. Sinka hanya diam sembari menyenderkan kepalanya kepada Kinal.
" Kalian pasti tau, kalau Sinka bukan gadis biasa kan?". Tanya Shu. Alena dan Jeffry mengangguk.
" Sinka adalah gadis yang kuat, kekuatannya terlahir ketika dia kehilangan orang yang dia sayangi".
" Kami mungkin orang tuanya, tapi kami sama sekali tidak mengerti tentang dunia yang Sinka jalani sekarang". Ujar Jeffry.
" Kalian tidak perlu memikirkannya, itu bukan urusan kalian". Ucap Shu.
"Sinta, sudah di temukan". Ujar Shu. Jeffry dan Alena terkejut.
"Be-benarkah, darimana tuan nahyoora mengetahui tentang kakanya Sinka?".
"Aku punya informan, tapi dia sekarang tidak berada di dunia ini".
"Ma-maksudnya Sinta sudah meninggal?". Shu menggeleng.
"Dia berada di dimensi lain". Tiba tiba Sinka berdiri dan pergi keluar. Shu hanya menghela nafas.
"Hanya Sinka yang bisa menyelamatkannya, seorang dia bukan lagi gadis yang lemah".
"Kami mengerti, tapi kami takut jika Sinka juga dalam bahaya". Ucap Alena.
"Bahaya yang sebenarnya belum di mulai". Ucap Shu.
¥¥¥
DUARRR
DUARRR
DUARRR
Sinka mengatur nafasnya, dia pergi ke hutan fairy bersama kyura, serigala kecilnya. Dia bertekad menyelamatkan kakanya. Secepatnya dia harus bertambah kuat. Sinka membentuk segel tangan, memusatkan kekuatan batinnya.
"TAPAK PEMBELAH LAUT". Segel biru besar menyerap energi di sekitar dan melesat mengancurkan dinding es.
"Aku sudah siap". Sinka mengepalkan tangannya.
"Setidaknya, pamitlah kepada orang tuamu". Saran kyu. Sinka berpikir sejenak, selama ini dia terlalu dingin kepada orang tuanya. Sinka menuruti saran kyu. Mereka berdua kembali ke kota.
¥¥¥
"Mah, pah. Maaf selama ini aku terlalu bersikap dingin". Ucap Sinka. Alena memeluknya erat.
"Kami mengerti apa yang kamu rasakan Sinka. Kami tidak masalah jika kamu selalu bersikap dingin". Sinka membalas pelukan ibunya.
"Aku kesini untuk berpamitan".
"Kamu mau kemana?". Tanya Jeffry.
"Menyelamatkan kakak, ke dimensi apolius. Hari ini akhirnya tiba". Sinka mengepalkan tangannya.
" Berhati hatilah, mamah percaya kalian bisa pulang dengan selamat". Alena melepaskan kalung yang di pakainya, dan memberikannya pada putrinya.
"Kalung ini akan menjaga kamu, jangan pernah menyerah dengan apa yang kamu hadapi. Mamah tau kamu gadis yang kuat". Alena menteskan air matanya. Sinka tersenyum dan mengangguk.
¥¥¥
Kabut es putih bercampur biru muncul dan berputar membentuk sebuah portal. "Kami akan menunggumu, arc valeria". Ucap Shu.
Sinka tersenyum kecil kepada orang orang di belangnya, dia dan kyura masuk kedalam portal. Tidak lama, portal itu mengecil dan menghilang sepenuhnya. Sinka dan kyura terlempar ke dimensi paralel. Mereka mendarat di salju putih.
"Ini di mana?". Tanya Sinka.
Dia melihat salju putih membentang, di depannya berdiri sebuah kerajaan besar di atas gunung.
"Kalau tidak salah, ini adalah kerajaan es". Ucap kyu.
"Kerajaan es?". Kyu mengangguk.
"Kerjaan ini selalu menjalin hubungan yang baik dengan sang Valeria. Kita beruntung bisa mendarat di sini".
" Tapi sepetinya ada yang tidak beres". Ucap Sinka. Suara riuh dan ledakan terdengar. Di susul dengan lemparan bola api keudara.
"Kerajaan ini di serang". Ucap kyu. Sinka mengepakan sayapnya dan terbang. Dari langit melihat banyak prajurit berjubah putih dengan bulu bintang di lehernya, mereka sedang bertarung dengan pasukan berbaju hitam.
"Itu adalah bangsa api". Ucap kyu.
"Bangsa api?".
"Mereka adalah musuh bebuyutan dari kerajaan es, karena adanya sang Valeria, mereka tidak berani menyerang kerajaan ini. Tapi karena Valeria sudah lama menghilang mereka baru berani untuk menyerang".
Sinka membuat ribuan balik es tajam dan melesatkannya pada pasukan hitam. Ribuan balik es menusuk para pasukan hitam dari udara. Seluruh pasukan berhenti dan melirik ke atas. Seorang gadis cantik dengan tatapan yang sangat dingin tengah terbang dengan ribuan balik es di sampingnya.
"BANTUAN DATANG!!". Teriak pasukan es. Sinka melesatkan balok es dan melesat turun.
DUARRR
DUARRR
DUARRR
Ribuan pasukan hitam tumbang. Sinka mendarat dan menciptakan diri duri es besar. Pasukan hitam porak poranda. "MUNDUR!!". Seluruh pasukan. Hitam bergerak mundur. Sinka tersenyum smirk. "BADAI ES EXTRIM". tornado es besar menggulung pasukan hitam keudara. Sinka menyatukan kedua tangannya.
DUARRR
Pasukan es itu musnah dalam satu Serangan. Para prajurit es bersorak gembira.
"Terima kasih atas pertolonganmu". Seorang pria berbadan tegap dengan jeriah putih membawa tongkat kristal biru. Di kepalanya terpasang mahkota putih yang berkilauan.
" Tidak perlu sungkan yang mulia". Ucap Sinka membungkuk hormat.
"Aura dingin ini, tidak salah lagi". Raja kerajaan es segera berlutut hormat. Seluruh perajurit terperangah. Mereka bingung kenapa raja mereka bersujud kepada seorang gadis.
"Terimalah hormat dariku, yang mulia. Arc valeria". Seluruh perajurit tertegun. Segera Mereka juga berlutut.
"Tidak perlu, bangunlah". Semua orang berdiri dengan tegap.
"Darimana kalian tau kalau aku seorang Valeria?". Tanya Sinka.
" Aura sedingin es dengan energi luar biasa, dan juga seekor serigala ber ekor sembilan. Anda adalah orang yang kami tunggu selama ini". Ucap Raja.
"Apa sang Valeria terdahulu menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan ini?". Tanya Sinka.
"Raja pertama dari kerajaan es adalah seorang Valeria terdahulu, tapi dia sudah lama menghilang. Sekarang kami membutuhkan seorang pemimpin baru".
"Raja pertama, tapi bukankah kau seorang Raja". Pria itu menggeleng. Hamba adalah orang yang ditunjuk untuk memimpin kerajaan ini untuk sementara sampai sang Valeria selanjutnya kembali.
"Begitu". Ucap Sinka.
" Sekarang sang valerian sudah kembali, andalah yang berhak memimpin kerajaan ini".
"A-aku". Pria itu mengangguk. Sinka melirik kururu, serigala itu mengangguk.
" Baiklah". Ucap Sinka pasrah. Di sisi lain dia juga membutuhkan tempat tinggal di dimensi ini. Dia belum mengetahui di mana kakanya berada.
Kerajaan es mengadakan perayaan besar besaran untuk menyambut pemimpin baru mereka. Di aula kerajaan, banyak orang yang menari dan bergembira. Sinka melihat semua orang tengah tertawa bahagia. Sinka sedikit tersenyum. "Aku belum tau namamu". Tanya Sinka kepada pria yang tadi siang dia anggap raja.
"Nama hamba, jabber yang mulia". Ucap pria bernama jabber membungkuk.
"Apa kau tau tentang mamoon?". Tanya Sinka. Pria itu seketika membeku, tubuhnya gemetaran.
"Kau kenapa?".
"Ma-maaf yang mulia, sejak sang valerian menghilang, muncul mahluk jahat bernama mamoon. Dia mahluk yang memiliki kekuatan mengerikan. Banyak kerajaan yang sudah di ambil alih olehnya. Jika bukan karena kekuatan yang di tinggalkan oleh sang valerian, kerajaan ini juga mungkin sudah di kuasai".
"Dimana dia sekarang?".
"Dia berada di kerajaan sihill. Di sebuah tempat di kota Witcher, barat daya.
"Lalu, apa kau tau tentang pedang jiwa es?".
"Maaf yang mulia, hamba kurang mengetahui Soal itu. Yang hamba tau, pedang itu adalah pedang legendaris yang dicari oleh sang Valeria".
Sinka mengangguk mengerti, dia kembali melihat kebawah. Dimana orang orang berpesta dan tertawa bersama.
"Sebaiknya, yang mulia memberi sambutan untuk para rakyat". Ujar jabbel.
"Aku tidak pandai dalam pidato". Ucap Sinka.
" Seorang pemimpin yang tidak bisa berpidato, lucu sekali". Ucap kyura sembari tertawa.
"Kau bisa diam!". Binatang itu seketika membeku melihat tatapan dingin tuannya.
"Baiklah, maafkan aku". Sinka menghela nafasnya.
"Mungkin hanya sebentar". Jabbel tersenyum.
" Semuanya, yang mulia ingin menyampaikan beberapa kata sambutan!!". Teriak jabbel.
Semua suara riuh berhenti, semua orang mendongak keatas. Mencoba melihat dan mendengarkan pemimpin baru mereka.
"Silahkan yang mulia". Ucap jabbel. Sinka maju kedepan. Banyak pasang mata yang kagum akan kecantikannya. Seroang ratu es yang terlahir kembali. Sinka menghela nafasnya pelan.
"Ini adalah awal". Batinnya.