~ menapaki jalan bersalju, selangkah demi selangkah. Tidak aku rasakan dingin. Di depanku, terpampang kehampaan tak terbatas. Kekosongan yang tiada ujung. Satu titik cahaya yang memberi harapan dari pencarianku. Perlahan namun pasti, semakin dekat aku menemukanmu. Malaikat pelindungku ~
-----------------------
Hembusan angin dingin, tak kala membuat mereka merinding. Pasukan kerajaan es berbaris rapi di pinggir. jabbiel berdiri dengan gagah, menyaksikan pertarungan antara Sinka dan Ghoul.
Sinka menengadah ke langit, baginya pertarungan ini hanya latihan. Ghoul bersiap dengan dia bola api di tangannya. Melemparkannya pada Sinka. Gadis itu menoleh dan merentangkan tangannya kedepan. Dua bola api itu membeku, Ghoul dan yang lainnya terperangah. Ghoul melompat menyerang dan mencambukan api kepada Sinka. Sinka menghilang, saat Ghoul mendarat, balok es tajam muncul dari salju dan mengurung pergerakan Ghoul.
"Sudah menyerah?". Semua orang menoleh. Sinka dengan santai berdiri di udara.
"Gadis ini, bagaimanapun caranya aku harus mendapatkannya". Batin Ghoul. Dia meraung dan meledakan penjara es Sinka. Ghoul membuat sebuah bola api besar dan melemparkannya pada Sinka.
"Bodoh". Gumam Sinka. Sinka menciptakan sebuah balok es dan ber tubrukan dengan bola api Ghoul.
DUARRR
Bola api Ghoul kalah, balok es itu melesat dan menembus perut Ghoul.
"Pangeran!". Dua orang pengawalnya segera mendekati Ghoul yang rubuh sembari muntah darah.
" Kalian pikir kalian siapa?, Dengan mudahnya bisa membuat perjanjian damai sesuka kalian. Jika kalian menyamakanku dengan penduduk kerjaan es lainnya kalian salah. Aku bisa lebih kejam dari bangsa Api". Sinka memusatkan kekuatannya keudara, simbol cincin biru dengan pola bunga es muncul. "Lenyaplah".
DUARRR
Semua orang membeku di tempat, pangeran Ghoul dan para prajuritnya di lenyapkan oleh Sinka dengan mudah. Yury berlari dan memeluk Sinka.
"Kakak baik baik saja?". Sinka tersenyum dan mengangguk.
"Yang mulia, apa ini tidak terlalu berlebihan. Jika raja api tau kalau pangeran es mati oleh bangsa kita, dia pasti akan menyerang bangsa es dengan brutal". Ucap jabbiel. Sinka hanya tersenyum kecut.
"Setiap orang mempunyai dua sisi, untuk menghadapi musuh seperti bangsa api, kita hanya harus lebih kejam. Semuanya akan baik baik saja". Ucap Sinka santai.
Seluruh perajurit tersenyum, mereka sudah melihat kehebatan dari sang Valeria yang legendaris.
¥¥¥
"Itu namanya, burung bilah salju". Sinka menoleh kebelakang. Yury datang sembari tersenyum. Dia duduk di samping Sinka dan menyenderkan kepalanya.
"Kak, apakah perang akan terjadi lagi?".
"Kenapa memangnya?".
" Aku takut kehilangan orang yang aku sayangi lagi".
" Setiap kehidupan, pasti harus melewati berbagai cobaan. Salah satunya adalah pengikhlasan. Sebuah pertemuan pasti harus ada perpisahan. Seseorang tidak akan menjadi kuat jika tidak mengenal rasa sakit. Kamu mengerti?". Yury mengangguk.
" Jadi, kakak bisa kuat karena kehilangan orang yang kakak sayangi?". Tanya Yury polos.
Sinka kembali melihat kearah pegunungan. "Lebih tepatnya, mencarinya lagi".
"Siapa yang Kakak cari?".
"Malaikat pelindung kakak".
"Malaikat?".
"Dia orang yang memberikan kehangatan dan kenyaman kepada kakak sejak kecil".
"Dia pasti orang yang hebat".
"Ya, dia memang hebat".
Di sebuah singgasana di atas lava, seorang pria berambut panjang dengan mahkota emas dengan delima merah membuka matanya. Lonjakan energi besar menggetarkan seluruh penjuru tempat itu.
¥¥¥
"Siapa yang berani membunuh putraku!". Sentaknya.
" Yang mulia, pangeran Ghoul dibunuh oleh seorang gadis". Ucap perajurit.
DUARRR
Perajurit itu terbanting kebelakang. "Siapa gadis itu?"
"Di-dia, putri kerajaan es yang menghilang". Raja api mengepalkan tangannya. Kobaran api muncul di tangannya. Raja api membakar prajurit di depannya sampai hangus.
"Kerajaan es, akan aku hancurkan kalian semua!!!". Suara raja api menggema di seluruh kerajaan.
¥¥¥
"Yang mulia, anda akan pergi?". Tanya jabbiel.
"Aku hanya akan pergi sebentar". Ucap Sinka.
"Kak, aku mau ikut". Yury memeluk sinka manja.
"Baiklah, kamu boleh ikut dengan kakak".
"Kalau ada kabar tentang bangsa api, kirim burung bilah salju padaku".
"Baik yang mulia".
Sinka dan Yury pergi dari kerjaan es untuk sementara. Sinka menyadari, kekuatannya belum cukup kuat untuk menemukan kakaknya. Sinka dan Yury tiba di sebuah pulau kecil, cukup jauh dari kerjaan es. "Sangat cantik". Ujar Yury. Pulau itu memiliki cekungan di bagian tengahnya, di dalam cekungan itu, terdapat danau kecil dengan pohon cery besar dan banyak bunga yang tumbuh.
"Apa kamu baru pertama kali pergi dari kerjaan es?". Yury mengangguk. Sinka tersenyum dan mengelus kepala gadis kecil itu.
"Sekarang bermainlah". Sinka membentuk segel tangan dan memusatkan energi pada seluruh tubuhnya. Yury dengan gembira bermain sembari mengejar kupu kupu tidak jauh dari Sinka.
Tempat itu memiliki energi murni yang kuat. Sinka bisa dengan cepat menyerap energi dan meningkatkan kekuatannya.
¥¥¥
Seorang pria bertopeng dengan jubah merah datang ke hutan embun salju. Pria itu menatap tebing es yang menjulang tinggi di depannya. Tangan kanannya memegang sebuah botol kecil. Dia membuka botol itu, di dalamnya terdapat benih api suci yang menyala. Dengan kekuatannya, pria itu mengeluarkan benih api suci dan memasukannya ke dalam tebing es.
Seminggu sejak kepergian Sinka, terjadi keanehan di kerajaan es. Semua burung bilah salju meledak dengan misterius. "Raja kami menemukan sihir bangsa api di tubuh burung es". Ucap prajurit.
Jabbiel terlihat berpikir, dia tau cepat atau lambat ini akan terjadi. "Yang mulia, raja api dengan pasukan besar sedang menuju perbatasan laut tak berujung!". Ucap perajurit yang tiba tiba datang.
"Segera siapkan pasukan, perang tidak bisa di hindari". Titah jabbiel.
"Laksanakan yang mulia". Setelah semua prajurit pergi dari ruangan, seekor burung bilah salju terbang kerah jabbiel. Jabbiel memberikan sebuah kertas dan di cengkram oleh burung itu.
"Beritahu yang mulia". Burung itu terbang keluar dari istana es.
Laut tak berujung, adalah perbatasan antara bangsa es dan bangsa api. Laut besar yang memisahkan kedua bangsa yang bermusuhan sejak dulu. Raja api dengan gagah, berdiri memandang pasukan kerajaan es. Jabbiel bersikap dengan tenang, dia tidak ingin mengambil langkah ceroboh.
"Dimana putri kerajaan es, yang membunuh putraku!". Teriak raja api.
"Raja api, pangeran Ghoul yang menantang putri es untuk bertarung. Keduanya sudah membuat perjanjian untuk bertarung sampai mati. dan putri es menang secara adil".
"Jika salah satu keturunan dari kerjaan es mati di tangan Bangsa api, apa yang akan kau lakukan".
"Jika itu adalah pertarungan yang adil, bangsa es akan bernegosiasi menghindari masalah yang tidak di inginkan". Tiba tiba seorang datang melapor.
" Yang mulia, ada sebuah bola api di dalam tebing makam es". Ucap prajurit.
"Apa, bagaimana mungkin".
Di sisi bangsa api. " Sepetinya raja es sudah mengetahui tentang api suci, tapi sudah terlambat". Raja api mengangkat tombaknya keangkasa. Ribuan gagak api muncul, terbang menuju kota kerajaan es.
"Evakuasi seluruh warga, dan sebagian ikut aku untuk berperang". Titah jabbiel.
"Baik, yang mulia!".
Ribuan pasukan api menyerang dari laut, ombak laut tak berujung bergemuruh menyapu pasukan Api. Seekor hiu putih melompat dan bersiap menerkam pasukan api. Seroang prajurit api melompat dan membakar hiu putih. Ombak besar berdebum. Sebagian pasukan api melompat dan mendarat. Kedua pasukan dari bangsa es dan api maju menyerang.