Chereads / arc valeria / Chapter 8 - bab 8 : gencatan senjata

Chapter 8 - bab 8 : gencatan senjata

Sinka maju kedepan, banyak rakyat yang sudah menunggu, apa yang dia akan sampaikan.

"Senang bisa bertemu dengan kalian semua, aku baru pertama kali ke kerajaan ini. Tapi semuanya serasa tidak asing. Aku seperti pernah menjadi bagian dari kalian. Aku tidak ingin menjadi seorang ratu. Tapi, aku akan terus melindungi kerjaan ini bersama dengan kalian". Sorak Sorai terdengar meriah. Semua orang bersorak. Malam itu, kebahagiaan melingkupi kerajaan es.

"Aku ingin bicara denganmu sebentar". Ucap Sinka pada jabbiell.

"Baik, yang mulia". Sinka dan jabbiel pergi ke tempat lain.

"Aku tidak ingin menjadi seorang ratu, aku datang kedimensi ini untuk mencari kakakku. Tapi jika kau memaksa, aku akan bermain di belakang layar". Ucap Sinka.

"Tapi yang mulia, tidak ada yang lebih pantas memimpin kerjaan ini selain anda". Ucap jabbiel.

"Aku ingin kau tetap memimpin kerjaan es, aku hanya akan muncul ketika kau membutuhkanku. Dan sembunyikan identitas ku sebagai sang Valeria. Terkecuali kepada orang orang yang kau percayai".

"Sesuai perintah anda". Ucap jabbiel.

-----------------

~ batu kristal biru, dengan timbunan salju. Aku menatap tempat ini berulang kali. Seekor burung merpati hinggap di salju. Bulunya sangat cantik. Burung itu terbang dan menabrak batu kristal di depanku. Seluruh tubuhnya meledak, jatuh berceceran. Aliran darah mewarnai salju dengan warna merah. Darah itu terus mengalir seperti sungai. Aku menatap darah itu dengan linangan air mata. Satu tetes cairan bening jatuh dari mataku. Jatuh pada darah burung merpati. Darah itu berubah menjadi kristal merah yang mencuat di sekitarku~.

---------------

Sinka membuka matanya, mencoba menerapkan nafasnya. "Mimpi itu lagi".

"Mimpi yang sama lagi?". Tanya kyura. Sinka mengangguk. Sinka beranjak dan melangkah kejendela. Langit malam di dimensi ini sangat indah. Taburan ribuan bintang dengan tarian Aurora Borealis. warna hijau cerah meliuk liuk di angkasa.

¥¥¥

Sinka berjalan jalan bersama kyura di hutan embun salju. Sebuah hutan yang dekat dengan kota kerjaan. Sinka melirik kesana sini, hutan ini hampir sama dengan tempat sang Valeria di hutan fairy. Seluruh pohon tertutupi oleh salju.

BUKKK

Sinka mencari asal suara barusan. Seorang gadis kecil merintih kesakitan. "Kau baik baik saja?".

Gadis kecil itu menatap wajah Sinka. "Cantik". Batinnya.

"Ma-maaf yang mulia". Ucap gadis kecil itu dengan suara lucunya. Sinka tersenyum lembut dan mengelus kepala gadis itu.

"Kenapa bisa jatuh?". Tanya Sinka.

"A-aku ingin mengembalikan burung kecil ini ke sarangnya, tapi tempatnya terlalu tinggi". Tunjuk gadis itu pada sarang burung di atas dahan. Sinka mengangkat gadis itu dan terbang dengan anggun.

"Sekarang kau bisa mengembalikannya". Gadis itu sangat senang, ini pertama kalinya dia bisa melihat ada orang sehebat Sinka.

"Te-terima kasih yang mulia". Ucap gadis itu takut takut.

"Panggil kak Sinka saja".

"Ta-tapi". Sinka kembali mengelus kepala gadis itu. Gadis itu merasa nyaman dengan perlakuan Sinka.

"Mau menemaniku berjalan jalan?". Gadis itu mengangguk lucu.

Gadis itu mengingatkan Sinka pada dirinya saat masih kecil. Sekarang dia seperti menjadi seorang kakak. "Mungkin ini yang Cici rasakan dulu". Batinnya.

Entah apa penyebabnya, sifat dingin Sinka mencari ketika bersama gadis kecil itu.

"Namamu siapa?". Tanya Sinka.

"Yury".

Yury membawa sinka ke sebuah pohon besar dengan daun lebat berwarna pink. Di sekitarnya di kelilingi bebatuan dengan rambatan akan hijau yang melingkar di sekitar pohon. "Tempat yang cantik". Gumam Sinka.

"Ini tempat rahasia aku". Ujar Yury. Kyura muncul dengan wujud serigala besar berekor sembilan. Yury bersembunyi di belakang Sinka.

"Jangan takut, dia temanku". Sinka meminta Yury maju kedepan. Perlahan Yury berjalan dan menyentuh kepala kyu. Serigala itu hanya diam. Yury tersenyum senang.

"Apa semua tempat di kerjaan ini seindah ini?". Tanya Sinka. Yuri sangat nyaman meletakan kepalanya di paha Sinka. " Kerjaan es sudah ada sejak dulu, katanya raja pertama kerajaan ini adalah sang valerian yang legendaris". Jelas Yury.

"Lalu?".

"Sejak sang valerian menghilang, bangsa api selalu berusaha untuk merebut kerjaan ini. Perang sering terjadi di antara keduanya. Orang tua Yury juga jadi korban". Sinka terkejut. Gadis sekecil ini bisa hidup sendiri tanpa kedua orang tuanya.

Sinka mendengar Isakan tangis, Yury menangis sembari menyembunyikan wajahnya di perut Sinka. Sinka merasa iba dengan gadis cantik ini. "Yuri rindu ayah dan ibu". Setetes cairan bening keluar dari mata Sinka.

"Kamu sekarang tidak sendirian lagi, Kakak akan menjaga kamu".

"Benarkah?". Sinka mengangguk. Yury bangun dan memeluk Sinka erat.

Dia seperti menjadi kakaknya yang menghilang. "Tadi kamu bilang tentang bangsa api kan?, Bisa ceritakan tentang mereka". Pinta Sinka. Yury duduk sembari memeluk Sinka.

"Aku hanya tau kalau bangsa api itu jahat. Mereka selalu menjadi musuh kerjaan es".

"Selain bangsa api dan bangsa es, ada apalagi?". Yury terlihat berpikir.

"Ada bangsa duyung, dan apalagi ya?". Yury menggaruk kepala kecilnya. Sinka tidak tahan dan langsung mencubit pipi tembem gadis itu.

"Gadis yang lucu". Batinnya.

Sinka merasakan energi negatif yang datang ke kerjaan es. Sinka menatap kyura, serigala itu mengangguk. "Mau ikut ke kerjaan bersama kakak?".

"Boleh?". Tanya Yury.

"Tentu saja, mulai sekarang kamu tinggal bersama kakak". Yury kembali memeluk Sinka dengan erat.

¥¥¥

" Pangeran Ghoul dari kerjaan api datang!". Seru perajurit. Semua orang berada di ruang singgasana raja. Jabbiel duduk di singgasana dengan tenang. Seorang pria berbadan kekar dan dua orang prajurit berpakaian hitam masuk keruangan itu.

"Apa yang kerjaan api inginkan?". Tanya jabbiel to the point.

"Raja api ingin meminta kedua belah pihak untuk gencatan senjata". Ucap Ghoul. Semua orang tersentak. Jabbiel bukan orang yang mudah percaya begitu saja. Pasti ada rencana lain dibalik ini.

"Kerajaan api selalu menyerang kerjaan es, kenapa sekarang raja api menginginkan gencatan senjata?".

"Yang lalu biarlah berlalu, raja api mengakui kalau kerjaan es sangat kuat. Jika perang terus berlangsung hanya akan menimbulkan korban lebih banyak lagi". Ucap Ghoul enteng.

"Setelah semua yang terjadi, kalian kerjaan api Bisa langsung mengajak perjanjian damai". Ucap seorang pria tampan berambut putih panjang yang diikat kebelekang.

" Yoma, tenanglah". Ucap jabbiel.

"Maaf raja".

"Kalian bangsa api, bukan orang yang bisa di percaya dengan mudah. Apa tujuan kalian?". Tanya jabbiel.

Sebelumnya, jabbiel sudah memberitahukan tentang yang dibicarakan oleh Sinka padanya. Jadi sebagian besar bangsa es sudah mengetahuinya.

Ghoul tertawa dengan lantang. " Yang mulia memang sangat peka. Kami dengar, putri terdahulu dari raja es sebelumnya sudah kembali. Raja api berniat untuk menjalin ikatan dengan kerjaan es melalui pernikahan".  Semua orang terkejut.

"Jangan harap yang mulia mau menikah dengan bangsa api!". Geram yoma.

Jabbiel tetap tenang, dia tau amarah hanya akan berdampak buruk. " Putri baru saja kembali, jadi tidak tau permasalahan yang terjadi diantara bangsa api dan bangsa es". Ujar jabbiel.

" Itu tidak masalahkan, dari pada terjadi lebih banyak korban". Ghoul tersenyum sinis.

"Apa yang membuatmu yakin, kalau aku mau menikah dengan bangsa api". Sinka muncul bersama Yury dari belakang. Seluruh prajurit kerajaan es berlutut ketika Sinka datang.

Ghoul terpaku dengan kecantikan Sinka. " Salam tuan putri". Hormat Ghoul.

" Berdirilah". Semua orang berdiri.

" Kau belum menjawab pertanyaanku?". Ucap Sinka dingin.

" Tuan putri, perang antara kerjaan es dan kerjaan api sudah berlangsung lama. Dan sudah banyak korban yang berjatuhan di kedua belah pihak. Anda tidak mau itu terjadi kan".

" Bukan urusanku".  Ghoul sedikit terkejut, gadis di depannya ini lebih dingin dari sebuah es.

" Baiklah, kalau begitu apa ada syarat yang ingin tuan putri tawarkan?".

" Jika kau bisa mengalahkanku, aku akan menikah dengan bangsa api. Tapi jika aku yang menang, berhentilah untuk menyerang kerajaan es". Ghoul tersenyum sinis.

"Seperti yang tuan putri inginkan".

"Gadis bodoh". Batin Ghoul.