Sesampainya Alfredo dan Febri ke lapangan bawah. Pak Arnold langsung saja mengusik mereka berdua karena mereka terlihat sangat sedih.
"Haduh... Dek, Alfredo... Ngapain? Kok terlihat sedih sih?"
Pak Arnold berkata. Febri langsung saja menjawab.
"Nggak ada Bang... Cuman lagi sedih saja sama Fredo."
Iya... Benar sekali. Febri dan Arnold itu Kakak Beradik. Alfredo dan Febri sama sama 15 tahun. Dan Arnold berumur 22 Tahun.
Nama Febri yang lengkap adalah Febri Anatasha. Dan Arnold adalah, Arnold Fernandes.
"Begitukah... Yah, Kalian bakalan berpisah sih... Tapi, jangan sedihlah... Jangan sedih karena sesuatu akan berakhir. Tersenyumlah karena hal itu terjadi. Oleh karena itu, Janganlah kalian berdua bersedih. Wajah Cantik dan Ganteng kalian itu akan menjadi jelek."
Pak Arnold berkata. Alfredo dan Febri langsung saja tertawa. Mereka melihat satu sama lain and tersenyum. Pak Arnold langsung batuk. Dan batuk tersebut terdengar sangat disengajakan.
"Sekarang... Karena kalian udah baikan, Bukan berarti kalian bisa kayak gitu... Kalian cuma temenan loh... Bukan pacaran."
Pak Arnold bilang. Alfredo dan Febri langsung kembali ke keadaan mereka semula. Akhirnya, semua muridpun berkumpul setelah menyelesaikan argumen tidak jelas mereka.
"Maaf pak Arnold! Kami telat karena. Para Cowok budukan ini nggak memberikan kami tempat."
Salah satu siswi mengatakan. Yang cowok dengan kompak mengatakan.
"Pak! Bukan salah kami loh! Mereka nyebelin!"
Dan di situlah, Terlihat jelas mana yang lebih solid. Yang cowok lebih solid di banding yang cewek. Tapi, Nggak peduli mana yang lebih solid. Pak Arnold tetap saja memarahi mereka.
"Tapi, Nggak apa apalah... Langsung saja kita mulai. Fredo, Pemanasan."
"Oke Pak."
Alfredo langsung saja merentangkan tangan mereka. Setelah Melakukan pemanasan. Semua orang kembali ngumpul di dekat pak Arnold.
"Seperti biasa. Sihir. Ini adalah Ujian Akhir Semester. Kalian harus berhasil menghancurkan target target itu. Yang memiliki kemampuan terbesar, Akan mendapat izin untuk datang ke TNW. Jelas kan?"
"Jelas Pak!"
Semua orang langsung saja melihat ke Alfredo. Mereka semua sudah tau bahwa, Alfredo itu jauh di atas mereka tentang Praktek. Dan satu satunya syarat untuk masuk ke TNW adalah. Kuat. Yap. Lebih kuat dari yang lain. Itu adalah satu satunya syarat.
Tentu saja, Alfredo akan menjadi representasi dari Indonesia karena bakatnya yang sangat istimewa. 18 Orang sudah praktek. Syukur mereka untuk Lulus. Sekarang Giliran Febri. Rangking 2 Dalam bidang Praktek.
"Oke Feb. Hancurkan Target 20 Meter di depan mu."
"Oke Pak."
Febri melihat ke Target yang berada di 20 Meter di hadapannya. Dengan focus yang sangat Tinggi, Febri menjulurkan tangan kananya ke depan. Febri dapat merasakan sebuah Energi Sihir di dalam tubuhnya mengalir ke telapak tangannya.
"Oh Api. Aku memanggilmu keluar. Patuhilah panggilanku dan Hancurkan Targetku. Fireball!"
Sebuah Bola Api berukuran Bola Basket Keluar. Semua orang terlihat cukup terkejut. Seseriusnya mereka, Bola api yang paling besar yang dapat mereka keluarkan hanya sebesar Tolak Peluru. Dan Febri bisa memanggil Bola seukuran bola Basket.
Tentu saja, Element Api adalah Element yang paling dasar dari segala Element. Sekarang. Hanya 1 Orang yang belum terpanggil.
"Terakhir. Alfredo. Maju."
"Oke."
Alfredo Maju ke depan Target tersebut. Untuk mengambil Nilai ini, Mereka tidak perlu untuk menghancurkan target. Mereka hanya perlu untuk menyentuhnya. Dan Sejauh Ini, Hanya Febri dengan Fireballnya yang dapat menghanguskan Target tersebut.
Meskipun tidak terlalu hancur. Target di Hadapan Alfredo itu kembali pulih. Tanpa adanya bekas Hitam dari Fireball Febri.
"Oke Fredo. Untuk kamu, Kamu harus bisa menghancurkan Target kamu."
"Oke Pak."
Semua orang terlihat terkejut seberapa susahnya Ujian yang harus dilalui Alfredo. Tentu saja, Alfredo sedang Di rekam oleh Pengawas dari TNW. Karena, Dia adalah Murid SKK terbaik sejauh ini.
Jarak Target Alfredo di jauhkan menjadi 100 Meter. Alfredo menerima tantangan ini. Semua orang meliat Alfredo dengan sangat Serius. Febri Mendo'akan Alfredo untuk Lulus. Mereka Tahu Alfredo bisa menembak sejauh 30 Meter. Tetapi, Itu tidak menghancurkan target. Sekarang, Dia harus melompat sejauh 70 Meter dan harus menghancurkan target.
Alfredo, Tidak terlihat takut. Malahan, Dia terlihat senang. Dia Tersenyum besar. Alfredo menjulurkan tangan kanannya ke depan.
"Oh Element Api. Aku memanggil kamu untuk Keluar. Datanglah Keluar dan Hancurkan Targetku dengan sebuah Tombak Api. Flame Lance!"
Alfredo Tersenyum besar. Di belakangnya, Terdapat 3 Buah Tombak Api yang sangat besar. Alfredo menembak 3 Flame Lance tersebut dan itu melaju dengan Cepat.
1 Flame Lance menghancurkan Target. Dan 2 buah Sisanya menghancurkan Lingkungan sekitar. Semua orang melihat Alfredo dengan Kagum.
Pengawas yang berada dibelakang tidak bisa menyembunyikan semangat mereka. 2 Orang Pengawas Pria. Mereka berdua terlihat terlalu bersemangat.
"Bro! 15 Tahun! Ngeluarin Flame Lance! Itu kan Sihir Tingkat Menengah! Bukan hanya itu, 3 Buah! Targetnya 100 Meter! Gila nggak tuh!"
Mereka berkata. Semua orang langsung saja kagum dengan Alfredo sekali Lagi. Untuk mendengarkan 2 orang pengawas TNW bersemangat seperti itu. Kemampuan Alfredo memang yang terbaik.
"Lulus saya kan Pak?"
Alfredo bertanya ke Pak Arnold. Pak Arnold hanya tertawa. Dia Langsung saja menyonteng Nama Alfredo dengan Besar.
"Tentu saja! Kamu Lulus dengan Nilai Sempurna di bidang Praktek Sihir!"
"Makasih Pak!"
Alfredo kembali duduk di samping Febri. Febri lihat Alfredo. Alfredo kembali melihat Febri.
"Ngapa Feb?"
"Nggak ada... Kamu emang kuat ya..."
"Makasih Feb... Jangan Sedih dong..."
Alfredo berkata. Febri tersenyum dan menghapus kesedihannya. Sehabis mendengar Ceramah pendek dari Pak Arnold tentang Kelulusan Alfredo. Mereka kembali ke dalam kelas Mereka untuk mengumpulkan Tugas Mereka. Dan untuk melaksanakan Ujian.
"Oke Anak Anak! 30 Menit, 1 Soal. Silahkan di kerjakan!"
Pak Arnold berkata. Dia mengangkat Barbelnya sambil mengawasi murid murid. Febri melaju dengan kencang menggunakan penanya. Alfredo sedikit Lemah di bidang ini. Jadi, Dia mengambil waktunya. Dia tidak terlalu terburu buru untuk menyiapkan soalnya. 10 Menit, Febri mengumpulkan Kertas Ujiannya. Dia melihat Alfredo di belakang dan Alfredo terlihat sangat fokus.
Dia berkeringat sangat keras. Membuktikan bahwa, Dia sedang menggunakan Otaknya sebisa mungkin. Dan 5 Menit Kemudian. Alfredo Selesai.
Alfredo dan Febri pun pergi ke kantin untuk makan Siang. Karena habis ini, Mereka masih ada ujian yang lain.
"Buk. Minasnya satu! Sama Teh es!"
Alfredo memesan makanannya. Febri memesan makanan di tempat Lain. Alfredo menanti makanannya untuk datang lalu, Febri datang dengan Mie ayam.
"Feb. Sini Feb."
Alfredo Memanggil Febri untuk duduk di depannya. Febri berjalan ke sana dan hampir saja menjatuhkan Mie ayamnya ke Alfredo.
"Buset Feb! Hati hati hey!"
Alfredo panik. Untung saja, Alfredo memiliki Reflex yang cepat. Dia langsung saja membantu Febri. Alfredo memegang Pinggang Febri dan Febri langsung saja menjadi Malu.
Tetapi, Dia menyembunyikan rasa malunya agar tidak membuat suasana menjadi Canggung. Mereka memakan Makanan Mereka dan meliat jadwal mereka selanjutnya.
"Oke.. Selanjutnya Sejarah SKK dan TNW. Kamu udah hafal Fredo?"
"Sejarah SKK dan TNW? Tentu saja! Materi Sejarah SKK dan TNW adalah Materi Favoritku selain Praktek. Jadi, Aku cukup semangat untuk melakukan Ujian Sejarah!"
Alfredo menjawab dengan Semangat. Febri tersenyum lembut dan Alfredo berhenti berbicara. Alfredo tidak tahu kenapa dia berhenti ketika Febri senyum ke dia. Tapi, Dia tau satu hal. Dia pengen ngeliat senyumannya saja.
Febri dan Alfredo kembali ke kelas dan Menunggu Pak Arnold untuk kembali dengan Soal Sejarah SKK dan TNW.