"Ada Apa Alfredo? Apa kamu tidak mengetahui sesuatu yang baru saja terjadi?"
Pak Arnold bertanya. Nada suara pak Arnold memberi tahu bahwa, Dia sangat khawatir tentang Alfredo. Febri juga melihat Alfredo dengan kekhawatiran.
Alfredo hanya tersenyum masam. Dia melihat ke kakak beradik ini dan berkata.
"Maaf Pak... Saya Lupa..."
Alfredo berkata. Pak Arnold tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah. Kamu dapat 90. Febri... Kamu perlu untuk Remedial minggu ini..."
"Iya bang..."
Febri terlihat sangat masam ketika harus mengetahui dia harus Remedial di hari Minggu. Tanpa Alfredo juga lagi. Jadi, dia sangat kesal.
"Baiklah kalian berdua. Mari kembali."
Pak Arnold berkata. Alfredo dan Febri tersenyum dan mereka pergi ke ruang Guru. Mereka menyapa semua Guru.
"Uh Pak... Saya permisi dulu sebentar ya... Saya mau ke WC!"
Alfredo berkata. Pak Arnold mengangguk.
"Datang kesini lagi ya. Kita mau jalan sama sama."
Febri sangat menantikan hal ini. Jadi, Alfredo tidak akan langsung kabur. Dia tersenyum dan pergi ke WC.
"Feb. Duduk sini."
Pak Arnold berkata. Febri duduk di samping kursi Pak Arnold. Sebuah Guru Sihir datang.
"Nold. Aku dengar dari Pengawas TNW. Hasil Alfredo sangat memuaskan. Benarkah itu?"
Guru tersebut memiliki Rambut coklat yang pendek. Dia mengenakan sebuah selendang yang indah. Dan dia memiliki dada yang cukup besar. Dia juga memiliki Mata yang coklat dan memakai Kacamata.
"Oh Fira. Iya. Alfredo mendapatkan Hasil yang luar biasa. Dia berhasil memanggil 3 Buah Flame Lance dan menghancurkan Target sejauh 100 Meter. Dan 1 Flame Lance sudah cukup untuk menghancurkan target itu."
Pak Arnold berkata dengan Bangga. Fira tersenyum.
"Begitukah? Kalau begitu, Aku juga sangat bangga kepada Alfredo. Eh Omong omong... Kamu tau nggak? Kebenaran tentang Orang Tua Alfredo?"
Buk Fira bertanya. Pak Arnold melihat Buk Fira dengan Aneh. Febri juga melakukan hal yang Sama. Mereka hanya punya satu hal yang bisa mereka bilang.
"Bukannya Alfredo itu seorang Yatim Piatu? Aku Dengar dia tidak Memiliki Orang tua pada umur 4 Tahun. Dia juga pernah bilang ke Febri bahwa, Dia tidak terlalu mengetahui orang tuanya. Tetapi, Dia tetap mengingat ingatan yang menyenangkan di masa kecilnya."
Pak Arnold menjawab Buk Fira. Febri Mengangguk setuju. Alfredo pernah memberi tahu Febri tentang orang tuanya yang tidak pernah dia ingat. Tentu saja, Febri sangat mengasihani Alfredo karena itu.
"Begitukah? Padahal, Orang tua Alfredo itu..."
Sebelum Ibu Fira selesai memberi tahu Pak Arnold dan Febri tentang orang tua Alfredo, Alfredo datang kembali ke ruangan Guru.
"Maaf menunggu... Saya sudah kembali."
Alfredo meminta maaf. Buk Fira langsung stop dan dia berkata.
"Selamat Alfredo. Ibu Bangga kepada Kamu"
"Makasih Buk Fira."
Alfredo tersenyum ke Buk Fira. Buk Fira kembali ke jalannya untuk pulang. Dengan Rasa ingin Tahu, Pak Arnold dan Febri berjalan bersama dengan Arnold ke arah Ruman Alfredo.
Di dalam Perjalanan, Mereka berhenti untuk membeli Minuman. Ketika di dalam Supermarket. Febri bertanya.
"Hey Fredo... Aku ingin tahu tentang siapa orang tuamu sebenarnya... Buk Fira mengetahui sesuatu. Tetapi, Kamu datang sebelum dia bisa memberikan informasi..."
Febri berkata dengan khawatir. Dia merasa Khawatir terhadap Alfredo. Dia berpikir bahwa Alfredo ingin bertemu dengan Orang Tuanya kembali dan mereka siap membantu.
Alfredo masih tutup mulut tentang itu. Febri tetap ingin tahu. Selama beberapa menit. Alfredo berjalan sendirian di Supermarket untuk menenangkan pikiran.
'Haruskah aku memberi tahu mereka kebenarannya? Tentang Ayah dan Ibuku... Trevor Adrian... Dan Jeanne Adrian... Atau... Jeanne Ninya...'
Alfredo berpikir. Dia tidak pernah ingin memberitahu siapapun tentang orang tuanya. Dia tahu bahwa, Trevor Adrian itu adalah Ayahnya. Jeanne Adrian adalah Ibunya. Nama ibu Alfredo sebelum menikah dengan Trevor Adrian adalah Jeanne Ninya.
Dan Alfredo sekarang mengenakan Nama Ninya karena, Ibunya telah memprediksikan kematian mereka jauh hari. Sehingga, Alfredo diberi nama lama mereka. Yaitu Ninya.
"Aku sepertinya harus memberi tahu Febri dan Pak Arnold... Bagiku, Mereka adalah Keluarga... Jadi, Aku rasa mereka harus mengetahui tentang hal ini."
Alfredo bergumam. Dia menutup tangan kanannya. Dia merasakan rasa sakit di tangan kanannya. Ketika itu berdarah. Alfredo menjilati Darah tersebut dan memasukkan tangannya ke dalam Kantongnya.
Alfredo kembali ke Febri dan Arnold. Mereka Bertiga sampai ke depan Rumah Alfredo. Ketika mereka ingin melanjutkan perjalanan mereka. Alfredo berkata.
"Feb, Pak... Mau masuk ke rumah dulu nggak? Aku mau nyampaikan sesuatu..."
Alfredo berkata. Mendengar Nada Serius di suara Alfredo. Mereka merasakan bahwa, Hal ini adalah hal yang Sangat Serius tentang kehidupan Alfredo.
Febri mengetahui bahwa, Alfredo akan membahas tentang orang tuanya. Jadi, Dengan paksaan dari Febri. Pak Arnold setuju untuk masuk ke dalam Rumah Alfredo sebentar.
Febri merasakan aura yang sangat familiar di dalam Rumah Alfredo. Mereka duduk di ruang tamu dan Febri duduk di sofa yang besar. Arnold duduk di sebelah Febri dan Febri mengatakan.
"Bang! Geser kesana! Aku mau duduk di sebelah Fredo!"
Febri berbisik. Pak Arnold melihat ke Febri dengan Aneh.
"Bucin."
"Diam!"
Pak Arnold tersenyum. Febri menantikan Fredo untuk datang kembali. Alfredo mengatakan bahwa dia akan mengganti baju dan membuat teh. Jadi, Mereka cukup senang.
Alfredo kembali ke kamarnya. Dia mengganti bajunya menjadi Baju hitam dan Celana pendek hitam.
Alfredo melihat ke cermin. Dia mengambil 1 botol penghilang Cat Rambut. Dia pergi ke Kamar Mandi dan mencampurkan beberapa mL penghilang cat rambut itu ke dalam air.
Alfredo memasukkan kedua tangannya ke dalam campuran itu. Dengan mata penuh determinasi. Alfredo menggosokkan rambutnya sampai ke akar akarnya.
Setelah menggosokkan rambutnya dengan intense. Alfredo menyiram sisanya. Lalu, Dia membilas dengan air bersih.
Alfredo menyentuh matanya dan mengambil 2 buah kontak mata. Alfredo mengembalikan kontak mata tersebut ke dalam tempatnya.
Alfredo melihat ke Cermin. Rambut Hitamnya Hilang. Mata Hitamnya Hilang. Yang ada hanyalah Rambut Putih Mengkilap. Dan Mata berwarna Merah.
Alfredo melihat ke meja di samping tempat tidurnya. Dia melihat Ayah dan Ibunya. Menggendong Dia sewaktu Bayi.
Seorang Pria yang terlihat sangat Dermawan dan Baik. Memiliki Rambut Silver dan Mata Merah. Dengan Tinggi sekitar 176 cm. 4 cm lebih pendek dari Alfredo.
Dan disebelahnya adalah seorang wanita yang sangat Cantik. Memiliki Rambut Putih bersih mengkilap. Dengan Mata biru langit. Ibu Alfredo memiliki Tinggi 170 cm.
"Ibu... Ayah... Aku sangat merindukan Kalian... Meskipun kalian sudah meninggal. Aku bangga kepada kalian... Karena... Kalian adalah Pahlawan yang mengakhiri pertikaian antara Manusia dan Dwarf."
Alfredo menangis sebentar. Dia mengambil foto tersebut. Dia pergi ke dapur dan mengambil 3 buah Teh Botol Dingin.
Alfredo datang ke Ruang Tamu dan mengejutkan Pak Arnold dan Febri.
"Kamu... Alfredo?"
Febri bertanya. Alfredo menangis dan mengangguk. Dia memberikan Teh ke Febri dan Pak Arnold. Alfredo memberikan Fotonya waktu masih bayi. Pak Arnold langsung mengetahui siapa yang ada di foto tersebut.
"Alfredo... Kamu?!"
Pak Arnold bertanya dengan kaget. Febri langsung melihat foto tersebut. Dia tidak memahami apa apa. Selain, Alfredo waktu bayi sangat lucu. Dan dia tidak pernah menyangka bahwa Alfredo memiliki Warna Rambut dan Mata yang sangat Langka.
"Benar Pak Arnold... Aku adalah anak dari Trevor dan Jeanne Adrian... Nama asli Ibuku adalah Jeanne Ninya... Dan Aku. Adalah Anak dari 2 pahlawan yang mengakhiri perperangan antara Manusia dan Dwarf."
Alfredo berkata. Pak Arnold dan Febri melihat ke Alfredo dengan kaget. Mereka Kagum dan Hormat kepada Alfredo. Karena dia adalah. Anak Pahlawan yang legendaris itu.